Rp 8,6 M untuk Pengadaan Alat Dinas LHK
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar mengalokasikan anggaran sebesar Rp 8,6 miliar untuk pengadaan alat pengurai sampah di Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Anggaran tersebut untuk membeli truk sampah, wheel loader, alat penyapu jalan, truk tangga, dan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) underground.
Kepala Dinas LHK Kota Denpasar I Ketut Wisada saat dikonfirmasi, Minggu (16/6), mengatakan pengadaan tersebut karena selama ini pihaknya kewalahan menangani sampah. Dengan tambahan sarana kebersihan tersebut di 2019 ini, dia berharap petugas di lapangan bisa lebih cepat menangani dan memroses sampah.
Wisada mengatakan, saat ini sarana atau peralatan yang sudah datang adalah wheel loader dengan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar. Sementara alat yang masih dipesan dan dalam proses pengiriman yakni penyapu jalan yang harganya sekitar Rp 1,6 miliar, truk tangga seharga Rp 1,7 miliar, alat TPSS underground yang akan digunakan di TPSS Kreneng seharga Rp 3,5 miliar, dan kendaraan dump truck senilai Rp 420 juta.
Untuk TPSS, proses pembuatan tempat TPSS masih tertunda karena pekerja mengalami kendala pada penggalian. Sebab, struktur tanah mengandung air yang harus diakali dengan pembuatan tempat sampah kedap air.
“Keseluruhan alat itu kami adakan untuk proses percepatan penguraian sampah. Sebab selama ini, dengan minimnya alat, kami kewalahan. Ditambah sekarang TPSS Kreneng akan digunakan sistem underground, jadi kami harap sampah tidak meluber lagi,” jelasnya. *mis
Kepala Dinas LHK Kota Denpasar I Ketut Wisada saat dikonfirmasi, Minggu (16/6), mengatakan pengadaan tersebut karena selama ini pihaknya kewalahan menangani sampah. Dengan tambahan sarana kebersihan tersebut di 2019 ini, dia berharap petugas di lapangan bisa lebih cepat menangani dan memroses sampah.
Wisada mengatakan, saat ini sarana atau peralatan yang sudah datang adalah wheel loader dengan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar. Sementara alat yang masih dipesan dan dalam proses pengiriman yakni penyapu jalan yang harganya sekitar Rp 1,6 miliar, truk tangga seharga Rp 1,7 miliar, alat TPSS underground yang akan digunakan di TPSS Kreneng seharga Rp 3,5 miliar, dan kendaraan dump truck senilai Rp 420 juta.
Untuk TPSS, proses pembuatan tempat TPSS masih tertunda karena pekerja mengalami kendala pada penggalian. Sebab, struktur tanah mengandung air yang harus diakali dengan pembuatan tempat sampah kedap air.
“Keseluruhan alat itu kami adakan untuk proses percepatan penguraian sampah. Sebab selama ini, dengan minimnya alat, kami kewalahan. Ditambah sekarang TPSS Kreneng akan digunakan sistem underground, jadi kami harap sampah tidak meluber lagi,” jelasnya. *mis
Komentar