nusabali

Tabrakan di Balapan Liar, 1 Tewas, 1 Kritis

  • www.nusabali.com-tabrakan-di-balapan-liar-1-tewas-1-kritis

Putu Adi Semara Jaya yang baru lulus SMK meninggal saat dilarikan ke RSUD Negara, sedangkan Ari Dewata Mahendra masih dirawat di RS Sanglah

Petaka Saat Balapan Liar Malam Hari di Pantai Yehkuning

NEGARA, NusaBali
Dua pemuda terlibat tabrakan maut adu jangkrik saat aksi bapalan liar di tepi Pantai Yehkuning, Banjar Beratan, Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana, Minggu (5/6) malam. Salah satu korban langsung tewas mengenaskan, sementara satunya lagi masih dalam kondisi kritis di ruang perawatan RS Sanglah, Denpasar.

Pemuda yang tewas mengenaskan akibat adu jangkrik saat balapan liar di Pantai Yeh-kuning, Minggu malam sekitar pukul 19.10 Wita, adalah I Putu Adi Semara Jaya, 18, asal Banjar Ketiman, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana. Sedangkan korban sekarat adalah I Gusti Ari Dewata Mahendra, 17, pemuda asal Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana.

Informasi di lapangan, ajang balapan liar yang berlangsung dalam suasana mulai gelap itu awalnya diikuti belasan pemuda. Mereka beraksi sejak Minggu sore pukul 17.00 Wita. Sebelum tabrakan adu jangkrik, korban tewas Putu Adi Semara Jaya (pemuda yang baru lulus dari Jurusan Teknik Mesin SMKN 2 Negara) lebih dulu mengikuti balapan di arena medan berpasir.

Balapan di arena berpasir ini dibuat tanpa aturan, dengan lintasan sepanjang 500 meter dan sistem jalur bolak-balik arah barat-timur. Korban Adi Semara Jaya yang datang bersama sejumlah pemuda dari desanya, kala itu menunggangi motor Jupiter MX milik rekannya. Diduga karena tidak puas, korban Adi Semara Jaya kemudian ganti motor dengan Yamaha Mio yang juga milik temannya.

Tepat sesaat tancap gas sembari mengangkat motor Mio yang ditungganginya, korban Adi Semara Jaya yang dalam posisi melaju dari arah timur, tidak memperhatikan kedatangan rombongan trek-trekan bapalan liar lainnya yang kebetulan sedang melaju dari arah berlawanan (barat). Naas, pas saat dalam posisi mengangkat motor Mio itulah, korban Adi Semara Jaya bertabrakan dengan korban I Gusti Ari Dewata Mahendra yang naik motor Yamaha MX dari arah berlawanan.

Tabrakan adu jangkrik ini sangat fatal, mengungat kedua korban tanpa mengenakan helm dan sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi. Korban Adi Semara Jaya bahkan menerima hantaman telak bagian depan depan motor yang ditunggangi Ari Dewanta Mahendara. Kedua korban terpental bersama motor tunggangannya masing-masing.

Para pemuda lainnya, baik teman-teman korban Adi Semara Jaya maupun Adi Dewanta Mahendra, langsung meminta pertolonga kepada warga sekitar, sebelum lanjut lapor polisi. Kemudian, petugas kepolisian yang terjun ke lokasi TKP langsung mengevakuasi korban, selain mengamankan kedua bangkai motor yang terlibat tabrakan adu jangkrik.

Sayangnya, nyawa korban Adi Semara Jaya tidak berhasil diselamatkan. Karena me-ngalami luka parah mulai leher, tangan, hingga kaki, lulusan SMK berusia 18 tahun ini menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju UGD RSUD Negara. Sebaliknya, korban Adi Dewanta Mahendara yang mengalami patah rahang dan patah pergelangan tangan, selamat dari maut. Namun, karena lukanya cukup serius, pemuda berusia 17 tahun ini kemudian dirujuk dari RSUD Jembrana ke RS Sanglah.

Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP I Gusti Made Sudarma Putra, menyatakan pihaknya sudah meminta keterangan sejumlah saksi terkait tabrakan maut di arena balapan liar Pantai Yehkuning ini. Berdasar keterangan saksi-saksi, kata Sudarma Putra, tabrakan maut ini terjadi murni karena kesalahan kedua korban.

Mengingat kedua korban sama-sama salah, Polres Jembrana pun putuskan tidak memproses lebih lanjut tabrakan maut di arena balapan liar ini. “Sama-sama salah, karena balapan liar,” ujar Sudarma Putra saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Selasa (7/6).

Sementara itu, suasana duka menyelimputi rumah keluarga korban tewas Putu Adi Semara Jaya di Banjar Ketiman, Desa Pakraman Manistutu, Kecamatan Melaya, Je-mbrana, Selasa kemarin. Kedua orangtua korban, I Putu Eka Artawan, 44 (kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan) dan Ni Made Aryawati, 34 (ibu rumah tangga), berusaha tabah.

Pantauan NusaBali, pihak keluarga koran I Gusti Ari Dewanta Mahendra dari asal Desa Banyubiru, Kecamatan Negara juga tampak tampak hadir ke rumah duka. Keluarga keduabelah pihak korban memusyarawarahkan pemasalahan tabrakan maut adu jankrik yang melibatkan anak-anak mereka. Keduab elah pihak pun sama-sama bisa memakmuli kejadian maut tersebut, sehingga tidak salaing menyalahkan satu sama lain.

“Saya sendiri memang tidak tahu. Padahal, kalau di rumah, anak saya manut-manut saja,” ujar ayah dari korban Ari Dewanta Mahendara, yakni I Gusti Ketut Arya Wirawan, 47, di rumah duka kemarin. Paparan senada juga disam,paikan kedua orangtua korbanb tewas, Putu Eka Artawan dan Made Aryawati. “Saya juga kaget begitu tahu sanak saya meninggal di balapan liar,” tutur Made Aryawati.

Menurut Aryawati, putranya yang tewas di erana balapan liar ini, Adi Semara Jaya, merupakan anak dulung dari empat bersaudara. Ketiga adik korban masing-masing Kadek Angga Surya Negara, 15 (siswa Kelas IX SMPN 2 Negara), Ni Komang Ayu Tiara, 9 (siswi Kelas III SD), dan Ni Ketut Ratna Lestari, 3 (belum sekolah).

Menurut Aryawati, putra sulungnya yang baru saja tamat dari Jurusan Teknik Mesin SMKN 2 Negara dan tinggal menunggu ijazah, memang sering bermain di salah satu bengkel motor, yang berada sekitar 500 meter arah utara rumahnya. Di bengkel motor itu, korban Adi Semara Jaya sering bermain untuk menambah ilmu. Begitu juga menjelang kejadian maut, Minggu siang, korban sempat ke bengkel motor tersebut dengan diantar sang adiknya, Angga Surya Negara. “Mungkin waktu di bengkel dia diajak sama teman-temannya. Dia memang numpang, tidak bawa motor,” tutur ibunda korban ini.

Hingga Selasa kemarin, jenazah korban balapan liar ini masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya, pihak keluarga akan mengabenkan jenazahg korban Adi Semara Jaya di Setra Desa Pakraman Manistutu pada Sukra Umanis Kelawu, Jumat (10/6) depan. Sedangkan prosesi nyiramang layon akan digelar sehari sebelumnya pada Wraspati Kliwon Kelawu, Kamis (9/6). 7 ode

Komentar