Ribuan Ayam Mati Terserang Virus ND
Biasanya penyakit itu muncul pada bibit ayam berumur 20-25 hari karena terjadi kerusakan ketahanan tubuh, terutama limpa.
AMLAPURA, NusaBali
Belasan ribu bibit ayam ras atau DOC (Day Old Chicken) di Banjar Kanginan, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem, mati terserang virus ND sejak sebulan terakhir. Peternak hampir setiap tahun mengalami kasus kematian ribuan DOC ini. Kematian dalam jumlah besar terjadi saat pergantian musim. Vaksinasi tak jaminan selamatkan ribuan bibit ayam ini.
Salah seorang peternak ayam petelur, I Ketut Artana mengaku membeli 2.000 bibit di Surabaya. Harga bibit Rp 10.000 per ekor. Setelah dipelihara sekitar 20 hari sebanyak 1.000 ekor mati. Padahal telah divaksin lengkap, mulai dari vaksin ND (Newcastle Disease), AI (Avian Influenza), ILT (Infectious Laryngo Tracheitis), dan menjaga lingkungan. Vaksin dilakukan sekali seminggu berbiaya Rp 2 juta. “Bibit ayam tetap saja banyak yang mati, bisa jadi ada virus jenis baru yang menyerang,” ungkap Ketut Artana, Senin (17/6).
Ketut Artana mengatakan, kematian ribuan bibit ayam ini hampir terjadi setiap tahun, terutama di saat pergantian musim panas menuju musim hujan atau sebaliknya. “Semua peternak ayam petelur di Karangasem mengalami hal yang sama. Bahkan juga menimpa peternak di luar Karangasem,” katanya. Peternak lainnya, I Nengah Rusnawan menambahkan, lebih banyak bibit ayamnya yang berumur 20-25 hari mati. Kematian itu diawali bibit ayamnya stres di saat berumur 14-21 hari.
Nengah Rusnawan mengatakan, bibit ayamnya yang mati sekitar 35 persen dari total bibit yang dipesan atau sekitar 2.000 ekor. “Kami telah melakukan antisipasi dengan melakukan vaksin lengkap, tetap saja banyak bibit ayam mati,” keluhnya. Hal itu diakui rutin terjadi setiap tahun. Masih saja bibit dalam jumlah banyak mati yang diawali stres. Terpisah, Kadis Perikanan Karangasem I Ketut Artama mengatakan, kematian bibit ayam disebabkan virus ND dan penyakit kumboro. “Dalam tubuh bibit ayam ada penyakit,” jelas Ketut Artama.
Disebutkan penyakit itu memang endemis sejak tahun 2009. Biasanya penyakit itu muncul di bibit ayam broiler pada minggu III atau umur 20-25 hari karena terjadi kerusakan ketahanan tubuh terutama di organ limpa. Penyebab munculnya penyakit itu karena perubahan genetik ayam broiler, pertumbuhan berat badan sangat cepat, perubahan kondisi lingkungan sehingga memicu stres yang terjadi di usia 14-21 hari. Pengaruh lainnya yakni cara pemeliharaan kurang tepat diawali melepas brooding, dipengaruhi kualitas sekam, sanitasi, dan sebagainya.
Keganasan virus ND terutama virus genitipe VII yang merupakan kelompok velogenik viscero tropic newcastle disease (vv ND) cepat menyerang bibit ayam. “Cara mengatasi salah satunya dengan mengoptimalkan sanitasi, menjaga kenyamanan ayam mulai dari usai 2-3 minggu agar tidak stress. Mesti dijaga suhu tubuh dan kebersihan lingkungan,” jelas Ketut Artama. Setelah bibit ayam usia lebih dari tiga minggu, setelah lengkap dapat vaksin akan tumbuh menjadi kuat hingga umur 5 bulan dan siap bertelur. *k16
Salah seorang peternak ayam petelur, I Ketut Artana mengaku membeli 2.000 bibit di Surabaya. Harga bibit Rp 10.000 per ekor. Setelah dipelihara sekitar 20 hari sebanyak 1.000 ekor mati. Padahal telah divaksin lengkap, mulai dari vaksin ND (Newcastle Disease), AI (Avian Influenza), ILT (Infectious Laryngo Tracheitis), dan menjaga lingkungan. Vaksin dilakukan sekali seminggu berbiaya Rp 2 juta. “Bibit ayam tetap saja banyak yang mati, bisa jadi ada virus jenis baru yang menyerang,” ungkap Ketut Artana, Senin (17/6).
Ketut Artana mengatakan, kematian ribuan bibit ayam ini hampir terjadi setiap tahun, terutama di saat pergantian musim panas menuju musim hujan atau sebaliknya. “Semua peternak ayam petelur di Karangasem mengalami hal yang sama. Bahkan juga menimpa peternak di luar Karangasem,” katanya. Peternak lainnya, I Nengah Rusnawan menambahkan, lebih banyak bibit ayamnya yang berumur 20-25 hari mati. Kematian itu diawali bibit ayamnya stres di saat berumur 14-21 hari.
Nengah Rusnawan mengatakan, bibit ayamnya yang mati sekitar 35 persen dari total bibit yang dipesan atau sekitar 2.000 ekor. “Kami telah melakukan antisipasi dengan melakukan vaksin lengkap, tetap saja banyak bibit ayam mati,” keluhnya. Hal itu diakui rutin terjadi setiap tahun. Masih saja bibit dalam jumlah banyak mati yang diawali stres. Terpisah, Kadis Perikanan Karangasem I Ketut Artama mengatakan, kematian bibit ayam disebabkan virus ND dan penyakit kumboro. “Dalam tubuh bibit ayam ada penyakit,” jelas Ketut Artama.
Disebutkan penyakit itu memang endemis sejak tahun 2009. Biasanya penyakit itu muncul di bibit ayam broiler pada minggu III atau umur 20-25 hari karena terjadi kerusakan ketahanan tubuh terutama di organ limpa. Penyebab munculnya penyakit itu karena perubahan genetik ayam broiler, pertumbuhan berat badan sangat cepat, perubahan kondisi lingkungan sehingga memicu stres yang terjadi di usia 14-21 hari. Pengaruh lainnya yakni cara pemeliharaan kurang tepat diawali melepas brooding, dipengaruhi kualitas sekam, sanitasi, dan sebagainya.
Keganasan virus ND terutama virus genitipe VII yang merupakan kelompok velogenik viscero tropic newcastle disease (vv ND) cepat menyerang bibit ayam. “Cara mengatasi salah satunya dengan mengoptimalkan sanitasi, menjaga kenyamanan ayam mulai dari usai 2-3 minggu agar tidak stress. Mesti dijaga suhu tubuh dan kebersihan lingkungan,” jelas Ketut Artama. Setelah bibit ayam usia lebih dari tiga minggu, setelah lengkap dapat vaksin akan tumbuh menjadi kuat hingga umur 5 bulan dan siap bertelur. *k16
Komentar