Korban Pencabulan Oknum Panti Ada Sembilan Orang
Kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum Ketua Yayasan sebuah panti asuhan di Buleleng kepada anak asuhnya terus berkembang.
SINGARAJA, NusaBali
Terduga pelaku KP disebut-sebut tak hanya menyetubuhi dan mencabuli satu orang anak asuhnya. Namun korban yang disebut-sebut menjadi pelampiasan nafsunya ada sembilan orang.
Namun sejauh ini yang bersedia memberikan keterangan terkait aksi bejat pelaku baru dua orang saja. yakni N dan S. Korban N baru saja akan tamat SMA tahun ini, sedangkan S sudah dewasa dan sudah bekerja. Keduanya pun sudah keluar dari yayasan itu.
Ketua LSM Pemerhati Pembangunan Masyarakat Buleleng Gede Anggastia, yang mendampingi kasus ini, Senin(17/6) kemarin menjelaskan informasi bertambahnya korban didapatkan dari pendamping perempuan.
Seluruh korban yang sudah hengkang dari yayasan itu memang mengakui pernah menjadi korban pelaku kepada pendamping perempuan LSM. Hanya saja mereka belum siap memberikan keterangan kepada polisi karena saat ini sudah dewasa dan enggan mengungkit masa kelam mereka. Bahkan ada satu dari mereka yang disetubuhi korban hingga hamil. Korban pun dipaksa keluar dari yayasan dan diiming-imingi empat ekor bibit babi untuk menggugurkan kandungannya.
“Mereka ini lebih terbuka pada pendamping perempuan rekan saya. Tetapi sementara yang baru bersedia dua orang yang memberikan keterangan kepada pendamping, tetapi belum siap sepenuhnya memberikan keterangan ke polisi,” kata Anggas yang dihubungi via telepon.
Diakui sejauh ini baru ada dua orang saja yang siap memberikan keterangan. Mereka adalah A dan I. Keduanya merupakan mantan anak asuh di panti asuhan tersebut. Mereka sudah sempat memberikan keterangan pada para pendamping. Namun belum sepenuhnya siap memberikan keterangan pada polisi. “Korban masih kami dampingi penuh, mereka hanya bersedia bertemu dengan pendamping perempuan, karena sangat trauma berat pasca kejadian,” imbuhnya.
Sementara itu selain sembilan orang mantan anak asuh yayasan yang sudah mengaku pernah menjadi korban, ada dua orang mantan anak asuh lainnya yang diduga mengalami hal yang sama. Hanya saja kedua mantan anak asuh yang bersangkutan belum bersedia memberikan keterangan karena sudah dewasa dan dalam tahap penghapusan masa lalu. Anggas pun berharap pihak kepolisian segara memeriksa terduga pelaku KP, sehingga penanganan kasus kekerasan seksual tak terkesan negatif.
Sebelumnya diberitakan seornag pimpinan yayasan di Buleleng akhirnya dilaporkan ke pihak polisi atas dugaan pencabulan yang dilakukannya kepada anak asuhnya selama bertahun-tahun. Akibat kelakukan bejatnya anak asuh yang selama ini ditanggung biaya hidup dan pendidikan oleh yayasan terpaksa keluar dan mengubur cita-cita mereka, karena tak tahan diperlakukan tak senonoh oleh KP.*k23
Namun sejauh ini yang bersedia memberikan keterangan terkait aksi bejat pelaku baru dua orang saja. yakni N dan S. Korban N baru saja akan tamat SMA tahun ini, sedangkan S sudah dewasa dan sudah bekerja. Keduanya pun sudah keluar dari yayasan itu.
Ketua LSM Pemerhati Pembangunan Masyarakat Buleleng Gede Anggastia, yang mendampingi kasus ini, Senin(17/6) kemarin menjelaskan informasi bertambahnya korban didapatkan dari pendamping perempuan.
Seluruh korban yang sudah hengkang dari yayasan itu memang mengakui pernah menjadi korban pelaku kepada pendamping perempuan LSM. Hanya saja mereka belum siap memberikan keterangan kepada polisi karena saat ini sudah dewasa dan enggan mengungkit masa kelam mereka. Bahkan ada satu dari mereka yang disetubuhi korban hingga hamil. Korban pun dipaksa keluar dari yayasan dan diiming-imingi empat ekor bibit babi untuk menggugurkan kandungannya.
“Mereka ini lebih terbuka pada pendamping perempuan rekan saya. Tetapi sementara yang baru bersedia dua orang yang memberikan keterangan kepada pendamping, tetapi belum siap sepenuhnya memberikan keterangan ke polisi,” kata Anggas yang dihubungi via telepon.
Diakui sejauh ini baru ada dua orang saja yang siap memberikan keterangan. Mereka adalah A dan I. Keduanya merupakan mantan anak asuh di panti asuhan tersebut. Mereka sudah sempat memberikan keterangan pada para pendamping. Namun belum sepenuhnya siap memberikan keterangan pada polisi. “Korban masih kami dampingi penuh, mereka hanya bersedia bertemu dengan pendamping perempuan, karena sangat trauma berat pasca kejadian,” imbuhnya.
Sementara itu selain sembilan orang mantan anak asuh yayasan yang sudah mengaku pernah menjadi korban, ada dua orang mantan anak asuh lainnya yang diduga mengalami hal yang sama. Hanya saja kedua mantan anak asuh yang bersangkutan belum bersedia memberikan keterangan karena sudah dewasa dan dalam tahap penghapusan masa lalu. Anggas pun berharap pihak kepolisian segara memeriksa terduga pelaku KP, sehingga penanganan kasus kekerasan seksual tak terkesan negatif.
Sebelumnya diberitakan seornag pimpinan yayasan di Buleleng akhirnya dilaporkan ke pihak polisi atas dugaan pencabulan yang dilakukannya kepada anak asuhnya selama bertahun-tahun. Akibat kelakukan bejatnya anak asuh yang selama ini ditanggung biaya hidup dan pendidikan oleh yayasan terpaksa keluar dan mengubur cita-cita mereka, karena tak tahan diperlakukan tak senonoh oleh KP.*k23
1
Komentar