Sanggar Leklok Buktikan Generasi Muda Tetap Menyenangi Pesantian
Menarik minat generasi muda dalam bidang pesantian atau gending tradisional bukanlah perkara mudah.
DENPASAR, NusaBali
Semua daerah mengalaminya. Namun jika ada tekad, pasti akan ada yang meminati seni tarik suara tersebut. Ini dibuktikan oleh sekelompok pemuda-pemudi yang tergabung dalam Sekaa Santi Sanggar Leklok, Banjar Pasekan Baleran, Desa Dajan Peken, Tabanan. Mereka tampil dalam lomba Taman Penasar di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya (Art Center) Denpasar, Senin (17/6) siang.
Kali ini Sanggar LekLok membawakan tontonan yang penuh dengan nilai kehidupan (tattwa). Menurut I Wayan Wahyudi Antara selaku pembina, berdiskusi dan berdharma gita juga berkaitan dengan tema besar PKB-41 yakni ‘Bayu Pramana’. “Cara memuliakan angin, salah satunya adalah dengan pranayama dan dharma gita. Dengan dharma gita itulah seseorang memuliakan angin, karena dalam dharma gita seeorang mengontrol angin itu sendiri,” jelasnya.
“Aspek yang ditekankan dari kami Tabanan, yakni aspek tatwa, sehingga taman penasar kami pun menceritakan tentang kegiatan berdiskusi sambil berdharma gita para remaja,” imbuhnya.
Persiapan yang dilakukan Sanggar LekLok menghabiskan waktu selama dua bulan. Dalam penampilannya, berbagai nilai-nilai dalam tembang Bali itu pun dikemas dengan celetukan para penembang yang saling bersahutan untuk memberi kritik dan nasihat. Wahyudi berharap, penampilan anak-anak Sanggar Leklok tidak saja menjadi tontonan, namun juga tuntunan. “Kami berharap Taman Penasar kami bukan hanya tontonan tapi ada juga tuntunan. Agar penonton pulang dengan bekal nilai kehidupan yang bersumber dari ajaran agama,” pesannya.
Di sisi lain, penata tabuh I Made Suanta mengungkapkan, cukup sulit untuk mencari generasi muda yang meminati seni pesantian. Pihaknya harus terjun langsung mencari “Ada yang sudah punya sedikit dasar, dalam arti senang dalam seni dharma gita. Ada yang juga senang di bagian tabuh. Untuk ajang (lomba pesantian) di zaman sekarang, kami juga agak kesulitan mencari (generasi muda yang meminati pesantian). Prosesnya tetap kita seleksi, namun kita harus latih mereka dari awal,” katanya. *ind
Kali ini Sanggar LekLok membawakan tontonan yang penuh dengan nilai kehidupan (tattwa). Menurut I Wayan Wahyudi Antara selaku pembina, berdiskusi dan berdharma gita juga berkaitan dengan tema besar PKB-41 yakni ‘Bayu Pramana’. “Cara memuliakan angin, salah satunya adalah dengan pranayama dan dharma gita. Dengan dharma gita itulah seseorang memuliakan angin, karena dalam dharma gita seeorang mengontrol angin itu sendiri,” jelasnya.
“Aspek yang ditekankan dari kami Tabanan, yakni aspek tatwa, sehingga taman penasar kami pun menceritakan tentang kegiatan berdiskusi sambil berdharma gita para remaja,” imbuhnya.
Persiapan yang dilakukan Sanggar LekLok menghabiskan waktu selama dua bulan. Dalam penampilannya, berbagai nilai-nilai dalam tembang Bali itu pun dikemas dengan celetukan para penembang yang saling bersahutan untuk memberi kritik dan nasihat. Wahyudi berharap, penampilan anak-anak Sanggar Leklok tidak saja menjadi tontonan, namun juga tuntunan. “Kami berharap Taman Penasar kami bukan hanya tontonan tapi ada juga tuntunan. Agar penonton pulang dengan bekal nilai kehidupan yang bersumber dari ajaran agama,” pesannya.
Di sisi lain, penata tabuh I Made Suanta mengungkapkan, cukup sulit untuk mencari generasi muda yang meminati seni pesantian. Pihaknya harus terjun langsung mencari “Ada yang sudah punya sedikit dasar, dalam arti senang dalam seni dharma gita. Ada yang juga senang di bagian tabuh. Untuk ajang (lomba pesantian) di zaman sekarang, kami juga agak kesulitan mencari (generasi muda yang meminati pesantian). Prosesnya tetap kita seleksi, namun kita harus latih mereka dari awal,” katanya. *ind
1
Komentar