Sopir Angkot Tolak Mangkal di Terminal Loka Crana
Dishub akan mengadakan pertemuan melibatkan perwakilan tukang ojek, sopir angkot, dan kepolisian.
BANGLI, NusaBali
Terminal Loka Crana Bangli mulai dioperasikan. Sayang sopir angkot menolak permintaan petugas agar menunggu penumpang dalam terminal. Sopir angkot menolak ngetem di terminal karena khawatir tidak dapat penumpang. Sopir angkot mau masuk terminal asalkan petugas juga menertibkan tukang ojek.
Salah seorang sopir angkot, I Nengah Karta mengaku menolak masuk terminal sebelum petugas melakukan penertiban terhadap para tukang ojek. Menurutnya jika tukang ojek dibiarkan bebas berkeliaran, maka sopir angkot di dalam terminal tidak mendapatkan penumpang. “Sebelum ojek ditertibkan kami akan tetap bertahan menunggu penumpang di pinggir jalan,” ungkapnya, Selasa (18/6). Menurutnya, pemerintah harus berlaku adil jika melakukan penertiban dan penataan.
Jika sopir angkot harus menunggu penumpang di dalam terminal, tukang ojek juga diharapkan sama. “Tukang ojek seluruhnya harus mangkal di dalam terminal atau di pangkalan yang telah ditentukan dan dilarang mencari penumpang di jalan atau sampai ke dalam pasar. Kami siap untuk ngantre di dalam terminal dengan catatan tukang ojek juga ditertibkan,” pintanya. Menurutnya, semakin banyak ada tukang ojek, semakin menurun jumlah angkot yang beroperasi. “Angkot trayek Bangli-Kintamani paling banyak tersisa tiga armada, sebelumnya sampai 20 armada,” bebernya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bangli, Gede Arta membantah jika para sopir angkot menolak masuk terminal. Menurutnya, pengoperasian terminal Loka Crana baru dilakukan sejak kemarin, sehingga masih banyak yang harus ditata, khususnya areal dalam terminal. “Setelah penataan rampung semua angkot harus menunggu penumpang di dalam. Tidak ada lagi ngantre di badan jalan,” tegasnya. Gede Arta akan mengadakan pertemuan melibatkan perwakilan tukang ojek, sopir angkot, Sat Lantas Polres Bangli dan Polsek Bangli. Dishub akan mencarikan solusi terbaik agar tidak ada yang merasa dirugikan. *esa
Salah seorang sopir angkot, I Nengah Karta mengaku menolak masuk terminal sebelum petugas melakukan penertiban terhadap para tukang ojek. Menurutnya jika tukang ojek dibiarkan bebas berkeliaran, maka sopir angkot di dalam terminal tidak mendapatkan penumpang. “Sebelum ojek ditertibkan kami akan tetap bertahan menunggu penumpang di pinggir jalan,” ungkapnya, Selasa (18/6). Menurutnya, pemerintah harus berlaku adil jika melakukan penertiban dan penataan.
Jika sopir angkot harus menunggu penumpang di dalam terminal, tukang ojek juga diharapkan sama. “Tukang ojek seluruhnya harus mangkal di dalam terminal atau di pangkalan yang telah ditentukan dan dilarang mencari penumpang di jalan atau sampai ke dalam pasar. Kami siap untuk ngantre di dalam terminal dengan catatan tukang ojek juga ditertibkan,” pintanya. Menurutnya, semakin banyak ada tukang ojek, semakin menurun jumlah angkot yang beroperasi. “Angkot trayek Bangli-Kintamani paling banyak tersisa tiga armada, sebelumnya sampai 20 armada,” bebernya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bangli, Gede Arta membantah jika para sopir angkot menolak masuk terminal. Menurutnya, pengoperasian terminal Loka Crana baru dilakukan sejak kemarin, sehingga masih banyak yang harus ditata, khususnya areal dalam terminal. “Setelah penataan rampung semua angkot harus menunggu penumpang di dalam. Tidak ada lagi ngantre di badan jalan,” tegasnya. Gede Arta akan mengadakan pertemuan melibatkan perwakilan tukang ojek, sopir angkot, Sat Lantas Polres Bangli dan Polsek Bangli. Dishub akan mencarikan solusi terbaik agar tidak ada yang merasa dirugikan. *esa
Komentar