Ekspor Bali Merayap
Pada beberapa bulan tahun 2019, kenaikan ekspor Bali yang terbaca pada tahun-tahun sebelumnya terhenti dan merayap pada level yang sangat rendah.
DENPASAR, NusaBali
Pergerakan ekspor yang cendrung merayap menjadikan Bali ‘ikut’ andil terhadap defisit neraca ekspor–impor nasional. Mengacu BPS Provinsi Bali, ekspor Bali pada Maret- April 2019 minus -9,98. Yakni dari 57,3 juta dollar pada Maret menjadi 51,5 juta dolar AS.
Walaupun jika dibanding April 2018, nilai ekspor Bali pada April 2019 meningkat 4,96 persen. Di pihak lain, prosentase impor Bali pada April 2018 dibanding April 2019, meningkat 19,94 persen. Pada April 2018, nilai impor Bali 16,6 juta dollar, kemudian pada April 2019, meningkat jadi 20,0 juta dollar.
Terhadap kondisi tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik /BPS Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan, pada tahun 2019 ini Bali dan nasional sedang menghadapi situasi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, ekspor Bali dari tahun ke tahun dari bulan ke bulan pada tahun-tahun sebelumnya selalu ada kenaikan.
“Tetapi pada beberapa bulan tahun 2019, kenaikan yang terbaca pada tahun-tahun sebelumnya terhenti dan merayap pada level yang sangat rendah,” ujar Adi Nugroho, Selasa (18/6).
Adi Nugroho pun mengingatkan, hal ini menunjukkan adanya isyarat situasi yang berbeda dari tahun- tahun sebelummya. Sehingga, tandas Adi Nugroho perlu mendapat kajian lebih jauh.
“Ekspor sesungguhnya naik, tetapi naiknya ekspor masih kalah deras dengan naikknya impor,” tandas Adi Nugroho.
Karena itulah, sampai April 2019, Bali masih menyumbang defisit. Inginnnya, kata Adi Nugroho masing-masing daerah (termasuk Bali) menyumbang dan membantu neraca nasional untuk memperkecil defisit (neraca ekspor-impor).
Syukur-syukur, kata Adi Nugroho, kalau Bali surplus, wilayah lain tertentu surplus. Secara nasional tentu akan terbantuk (terpangkas) tingkat defisitnya. Namun ternyata sampai dengan April ini, situasi neraca transaksi Bali untuk barang masih menunjukkan defisit. Dikatakan Adi Nugroho, itu gambaran utamanya, ekspor-impor Bali belum menyumbang perbaikan transaksi nasional yang selama ini banyak dikeluhkan.
Dari 11 komoditas ekspor utama Bali , ikan dan udang merosot nilai ekspor baik secara year on year /yoy, yakni dari April 2018 dengan April 2019. Pada April 2018, nilai ekspor ikan dan udang 12,2 juta dollar. April 2019 turun jadi 11,6 juta dollar.
Masing-masing merosot -4,85 persen dan -5,40 persen. Masih dengan pola perbandingan yoy, ekspor perhiasan /permata juga merosot, -4,68 dan -36,02. Demikian juga eskpor kayu dan barang dari kayu. Malah secara yoy, ekspor kayu dan barang dari kayu turun paling tajam -15,53 . Sedang bulan per bulan pada 2019, yakni Maret- April 2019, minus -2,96 persen. Total ada 7 komoditas dari 11 komoditas- termasuk komoditas yang mengalami penurunan secara month to month dan 4 yang menurun year pn year. K17
Walaupun jika dibanding April 2018, nilai ekspor Bali pada April 2019 meningkat 4,96 persen. Di pihak lain, prosentase impor Bali pada April 2018 dibanding April 2019, meningkat 19,94 persen. Pada April 2018, nilai impor Bali 16,6 juta dollar, kemudian pada April 2019, meningkat jadi 20,0 juta dollar.
Terhadap kondisi tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik /BPS Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan, pada tahun 2019 ini Bali dan nasional sedang menghadapi situasi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, ekspor Bali dari tahun ke tahun dari bulan ke bulan pada tahun-tahun sebelumnya selalu ada kenaikan.
“Tetapi pada beberapa bulan tahun 2019, kenaikan yang terbaca pada tahun-tahun sebelumnya terhenti dan merayap pada level yang sangat rendah,” ujar Adi Nugroho, Selasa (18/6).
Adi Nugroho pun mengingatkan, hal ini menunjukkan adanya isyarat situasi yang berbeda dari tahun- tahun sebelummya. Sehingga, tandas Adi Nugroho perlu mendapat kajian lebih jauh.
“Ekspor sesungguhnya naik, tetapi naiknya ekspor masih kalah deras dengan naikknya impor,” tandas Adi Nugroho.
Karena itulah, sampai April 2019, Bali masih menyumbang defisit. Inginnnya, kata Adi Nugroho masing-masing daerah (termasuk Bali) menyumbang dan membantu neraca nasional untuk memperkecil defisit (neraca ekspor-impor).
Syukur-syukur, kata Adi Nugroho, kalau Bali surplus, wilayah lain tertentu surplus. Secara nasional tentu akan terbantuk (terpangkas) tingkat defisitnya. Namun ternyata sampai dengan April ini, situasi neraca transaksi Bali untuk barang masih menunjukkan defisit. Dikatakan Adi Nugroho, itu gambaran utamanya, ekspor-impor Bali belum menyumbang perbaikan transaksi nasional yang selama ini banyak dikeluhkan.
Dari 11 komoditas ekspor utama Bali , ikan dan udang merosot nilai ekspor baik secara year on year /yoy, yakni dari April 2018 dengan April 2019. Pada April 2018, nilai ekspor ikan dan udang 12,2 juta dollar. April 2019 turun jadi 11,6 juta dollar.
Masing-masing merosot -4,85 persen dan -5,40 persen. Masih dengan pola perbandingan yoy, ekspor perhiasan /permata juga merosot, -4,68 dan -36,02. Demikian juga eskpor kayu dan barang dari kayu. Malah secara yoy, ekspor kayu dan barang dari kayu turun paling tajam -15,53 . Sedang bulan per bulan pada 2019, yakni Maret- April 2019, minus -2,96 persen. Total ada 7 komoditas dari 11 komoditas- termasuk komoditas yang mengalami penurunan secara month to month dan 4 yang menurun year pn year. K17
Komentar