Masih 8 Ribu Rumah Tak Layak Huni
Buleleng jadi proyek percontohan realisasi program bedah rumah pusat. Dibangun dari nol, dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu dapur, seluas 6 x 5,5 meter.
Pusat Tetapkan Buleleng adi Pilot Project
SINGARAJA, NusaBali
Buleleng kini masih menyisakan atau memiliki beban sekitar 8 ribu rumah tidak layak huni dari total 10.101 unit. Usaha masih penanganan itu pun mendapat perhatian serius dari Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (Kemen Pupera) RI. Melalui program stimulan perumahan swadaya berbasis komunitas, Kemen Pupera menggelontor dana hingga Rp 10.7 miliar di tahun 2015 ini. Buleleng pun dijadikan pilot projek program tersebut untuk wilayah Bali.
Data pada Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng menyebut, berdasarkan data Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2012, jumlah keluarga sangat miskin (KSM) yang tidak memiliki rumah layak huni mencapai 10.101 keluarga. Kurun waktu empat tahun hingga 2015, Pemkab Buleleng melalui berbagai bantuan telah menuntaskan perbaikan rumah hingga 5,363 unit. Namun sebagian besar merupakan rebah ringan dan berat.
Nah, melalui bantuan Kementerian tahun ini, ada 54 unit rumah tidak layak huni yang akan diperbaiki, dengan jumlah bantuan masing-masing sebesar Rp 30 juta. Kemen Pupera juga membantu untuk rebah ringan dan berat untuk 659 unit rumah, masing-masing dengan nilai antara Rp 10-15 juta.
“Kita akan terus upayakan bertahap, baik dari kabupaten, provinsi dan pusat dan pihak swasta juga ada, dan kita juga terus lakukan verifikasi dan validasi jumlah keluarga kurang mampu,” terang Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, usai menyerahkan bantuan senilai Rp 11,3 miliar lebih kepada ratusan warga kurang mampu, yang dipusatkan di Gedung Mr Ketut Pudja, eks Palabuhan Buleleng, Selasa (3/11) pagi.
Bantuan yang diserahkan secara simbolis itu, berupa dana stimulan perumahan swadaya berbasis komunitas senilai Rp 10,7 miliar dari Kemen Pupera yang diberikan kepada warga di 11 desa di 5 kecamatan, kemudian bantuan keserasian sosial dari Kementerian Sosial senilai Rp 545 juta untuk warga di 5 desa, kemudian bantuan dari Pemkab Buleleng berupa bantuan kursi roda, tongkat ketiak dan paket sembako kepada 228 orang penyandang disabilitas senilai Rp 64 juta lebih dan bantuan peralatan ketrampilan kepada 10 orang anak terlantar senilai Rp 24 juta lebih.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Komang mengatakan, saat ini Buleleng akan menjadi proyek percontohan dari Kemen Pupera untuk realisasi program bedah rumah.
Program bedah rumah ini dilakukan dengan cara membangun rumah dari nol, dengan konsep satu kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu dapur, dengan luas 6 x 5,5 meter persegi. “Tapi satu kamarnya itu luas. Nanti bisa disekat sendiri oleh pemilik rumah. Ini kami pusatkan di Desa Bondalem, Desa Kubutambahan, Desa Bontihing, Desa Sangsit, dan Desa Sari Mekar,” jelas Gede Komang. Apabila program bedah rumah itu berhasil, tak menutup kemungkinan pada tahun 2016 nanti, Buleleng akan mendapatkan bantuan lebih banyak.
Komentar