Perpusnas Harus Beri Sumbangsih Besar
Anggota Komisi X DPR RI Putu Supadma Rudana menegaskan agar Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat Indonesia.
JAKARTA, NusaBali
Lantaran disana terdapat berbagai macam bahan yang dapat menambah pengetahuan. Apalagi sudah ada UU SSKCKR (Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam).
"Saya melihat paparan dari Perpusnas positif. Kami ingin Perpusnas betul-betul memberi sumbangsih besar. Terlebih telah lahir UU SSKCKR yang merupakan sesuatu monumental," ujar Putu Supadma dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X DPR RI bersama Perpusnas di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Kamis (20/6).
Menurut Supadma, adanya UU SSKCKR dapat menyimpan mahakarya baik sejarah, tulisan maupun hal lainnya dalam bentuk digital karena Indonesia merupakan negeri adi budaya yang memiliki kekayaan dan warisan budaya sangat luar biasa. Bila semua sudah ada data basenya tidak ada yang dapat menyaingi Indonesia.
Sebab tidak ada negeri sekaya Indonesia. Terlebih Indonesia sudah terkenal jauh sebelum merdeka di mata dunia. Pria dari fraksi Demokrat ini menyarankan agar Perpusnas membuat TV digital yang bisa diakses secara online. Nantinya bisa berisikan video singkat.
"Dengan membuat TV streaming membuat cost murah dan masyarakat Indonesia dapat melihatnya," ucap Supadma.
Bagi Supadma, visual sangat penting untuk menambah pengetahuan. Plus mendukung gerakan membaca. Dimana kondisi masyarakat kita lemah dalam membaca.
"Untuk itu, gerakan membaca perlu ditingkatkan. Kami ingin anak-anak di daerah dapat meningkatkan kemampuannya melalui gemar membaca," imbuhnya.
Supadma juga mendorong kualitas dari perpustakaan harus dijaga. Pasalnya, jumlah perpustakan di Indonesia terbesar kedua di dunia setelah India.
Jumlah perpustakaan di India 323.605, ketiga Rusia 113.440 dan ke empat China 105.831. Sementara jumlah perpustakaan di Indonesia 164.610. Rinciannya, perpustakaan umum 42.460 (25,79%), perpustakaan di Perguruan Tinggi 6.552 (3,98%), perpustakaan khusus 2.057 (1,25%).
Perpustakaan sekolah 113.541 (68,98%). "Kuantitas dan kualitas harus dijaga. Jangan sampai kuantitas tidak mempresentasikan kualitas tidak baik. Ini harus dikawal," papar Putu Supadma. *k22
"Saya melihat paparan dari Perpusnas positif. Kami ingin Perpusnas betul-betul memberi sumbangsih besar. Terlebih telah lahir UU SSKCKR yang merupakan sesuatu monumental," ujar Putu Supadma dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X DPR RI bersama Perpusnas di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Kamis (20/6).
Menurut Supadma, adanya UU SSKCKR dapat menyimpan mahakarya baik sejarah, tulisan maupun hal lainnya dalam bentuk digital karena Indonesia merupakan negeri adi budaya yang memiliki kekayaan dan warisan budaya sangat luar biasa. Bila semua sudah ada data basenya tidak ada yang dapat menyaingi Indonesia.
Sebab tidak ada negeri sekaya Indonesia. Terlebih Indonesia sudah terkenal jauh sebelum merdeka di mata dunia. Pria dari fraksi Demokrat ini menyarankan agar Perpusnas membuat TV digital yang bisa diakses secara online. Nantinya bisa berisikan video singkat.
"Dengan membuat TV streaming membuat cost murah dan masyarakat Indonesia dapat melihatnya," ucap Supadma.
Bagi Supadma, visual sangat penting untuk menambah pengetahuan. Plus mendukung gerakan membaca. Dimana kondisi masyarakat kita lemah dalam membaca.
"Untuk itu, gerakan membaca perlu ditingkatkan. Kami ingin anak-anak di daerah dapat meningkatkan kemampuannya melalui gemar membaca," imbuhnya.
Supadma juga mendorong kualitas dari perpustakaan harus dijaga. Pasalnya, jumlah perpustakan di Indonesia terbesar kedua di dunia setelah India.
Jumlah perpustakaan di India 323.605, ketiga Rusia 113.440 dan ke empat China 105.831. Sementara jumlah perpustakaan di Indonesia 164.610. Rinciannya, perpustakaan umum 42.460 (25,79%), perpustakaan di Perguruan Tinggi 6.552 (3,98%), perpustakaan khusus 2.057 (1,25%).
Perpustakaan sekolah 113.541 (68,98%). "Kuantitas dan kualitas harus dijaga. Jangan sampai kuantitas tidak mempresentasikan kualitas tidak baik. Ini harus dikawal," papar Putu Supadma. *k22
Komentar