Kabel Semrawut di Legian Dikeluhkan
Pemkab Badung diminta mempercepat pemasangan kabel bawah tanah seperti yang saat ini sedang dilakukan di kawasan Seminyak
MANGUPURA, NusaBali
Berbagai persoalan kerap menghantui wilayah Kuta dan Legian, salah satunya yang mencuat belakangan ini adalah persoalan kabel semrawut yang terpasang di sepanjang kawasan itu. Bahkan, karena tidak terkontrol, kabel-kabel tersebut tampak merusak pemandangan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Badung, I Wayan Weda Dharmaja mengungkapkan, keluhan akan semrawutnya kabel di kawasan Kuta dan Legian memang sudah sampai di pihaknya.
Namun karena pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menertibkan, disarankan pihak kelurahan dan pihak terkait untuk mengambil langkah tegas. Persoalan kabel semrawut ini juga dikordinasikan dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) agar ditangani secara cepat dan tepat.
"Kalau soal kabel, itu memang sudah dibicarakan dengan PUPR dalam rapat, kebetulan saya diundang untuk mengatasi persoalan itu," ungkapnya yang ditemui wartawan, Kamis (20/6) siang.
Weda Dharmaja mengaku tidak tahu pasti pemilik kabel yang berseliweran tersebut, termasuk apakah ada izinnya atau tidak., Sehingga diharapkan pihak kelurahan dan stakeholder harus berperan aktif dalam meredam persoalan kabel semrawut tersebut. Hal ini karena sudah menggangu kenyamanan dan keamanan. "Kalau sudah masuk kategori mengganggu, itu bisa ditindak dengan tegas terhadap pemilik kabel tersebut," katanya.
Sementara itu, Lurah Legian I Made Madia Surya Natha membenarkan terkait banyaknya kabel yang melintas di wilayahnya dan dikategorikan semrawut. Menurut dia, kabel yang melintang tersebut tidak tahu secara pasti pemiliknya. Kalau pun ada, pemilik kabel yang memasang dan meminta izin ke kelurahan, itu jumlahnya bisa dihitung sekitar 3-4 perusahaan saja. "Kalau sekarang itu banyak. Entah darimana saja, tiba-tiba sudah terpasang dan tidak ditata dengan baik. Ya, hasilnya sekarang seperti ini, semrawut," ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon, Jumat (21/6) sore.
Diakui Madia, dampak dari pemasangan kabel semrawut ini juga kepada aktivitas warga. Dimana, pihaknya terkendala kabel yang melintang rendah saat mengelar berbagai kegiatan adat maupun agama termasuk juga saat pangerupukan dengan mengarak ogoh-ogoh.
Persoalan kabel ini, diakuinya, sudah diteruskan oleh kelurahan ke pihak Kominfo dan PUPR, sehingga saat ini pihaknya menunggu keputusan terkait langkah yang diambil dalam mengatasinya. "Kita sudah bersurat ke Kominfo dan PUPR. Ya, saat ini kita menunggu eksekusinya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong Pemerintahan Kabupaten Badung melalui PUPR agar mempercepat pemasangan kabel bawah tanah seperti yang saat ini sedang dilakukan di kawasan Seminyak. "Tentu kita sangat mendukung penuh kebijakan terkait kabel ini dipasang di bawah tanah. Kita berharap hal itu segera terealisasi seperti di Seminyak," harapnya.
Disisi lain, Lurah Seminyak, Oka Permadi mengaku persoalan kabel memang kerap didapati di wilayah Seminyak dulu. Namun, saat ini sudah diatasi dengan pemasangan kabel bawah tanah. Untuk saat ini, proses yang terjadi di wilayah Seminyak sudah dalam tahap penurunan kabel ke bawah tanah dan rencananya akan rampung akhir Juni 2019 ini. "Secara umum, kondisi di Seminyak sudah lebih baik, kabel yang dahulunya masih melintas di atas, kini sudah dibawah tanah. Sehingga, untuk masalah kabel semerawut, itu sudah tidak ada," akunya singkat.*dar
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Badung, I Wayan Weda Dharmaja mengungkapkan, keluhan akan semrawutnya kabel di kawasan Kuta dan Legian memang sudah sampai di pihaknya.
Namun karena pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menertibkan, disarankan pihak kelurahan dan pihak terkait untuk mengambil langkah tegas. Persoalan kabel semrawut ini juga dikordinasikan dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) agar ditangani secara cepat dan tepat.
"Kalau soal kabel, itu memang sudah dibicarakan dengan PUPR dalam rapat, kebetulan saya diundang untuk mengatasi persoalan itu," ungkapnya yang ditemui wartawan, Kamis (20/6) siang.
Weda Dharmaja mengaku tidak tahu pasti pemilik kabel yang berseliweran tersebut, termasuk apakah ada izinnya atau tidak., Sehingga diharapkan pihak kelurahan dan stakeholder harus berperan aktif dalam meredam persoalan kabel semrawut tersebut. Hal ini karena sudah menggangu kenyamanan dan keamanan. "Kalau sudah masuk kategori mengganggu, itu bisa ditindak dengan tegas terhadap pemilik kabel tersebut," katanya.
Sementara itu, Lurah Legian I Made Madia Surya Natha membenarkan terkait banyaknya kabel yang melintas di wilayahnya dan dikategorikan semrawut. Menurut dia, kabel yang melintang tersebut tidak tahu secara pasti pemiliknya. Kalau pun ada, pemilik kabel yang memasang dan meminta izin ke kelurahan, itu jumlahnya bisa dihitung sekitar 3-4 perusahaan saja. "Kalau sekarang itu banyak. Entah darimana saja, tiba-tiba sudah terpasang dan tidak ditata dengan baik. Ya, hasilnya sekarang seperti ini, semrawut," ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon, Jumat (21/6) sore.
Diakui Madia, dampak dari pemasangan kabel semrawut ini juga kepada aktivitas warga. Dimana, pihaknya terkendala kabel yang melintang rendah saat mengelar berbagai kegiatan adat maupun agama termasuk juga saat pangerupukan dengan mengarak ogoh-ogoh.
Persoalan kabel ini, diakuinya, sudah diteruskan oleh kelurahan ke pihak Kominfo dan PUPR, sehingga saat ini pihaknya menunggu keputusan terkait langkah yang diambil dalam mengatasinya. "Kita sudah bersurat ke Kominfo dan PUPR. Ya, saat ini kita menunggu eksekusinya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong Pemerintahan Kabupaten Badung melalui PUPR agar mempercepat pemasangan kabel bawah tanah seperti yang saat ini sedang dilakukan di kawasan Seminyak. "Tentu kita sangat mendukung penuh kebijakan terkait kabel ini dipasang di bawah tanah. Kita berharap hal itu segera terealisasi seperti di Seminyak," harapnya.
Disisi lain, Lurah Seminyak, Oka Permadi mengaku persoalan kabel memang kerap didapati di wilayah Seminyak dulu. Namun, saat ini sudah diatasi dengan pemasangan kabel bawah tanah. Untuk saat ini, proses yang terjadi di wilayah Seminyak sudah dalam tahap penurunan kabel ke bawah tanah dan rencananya akan rampung akhir Juni 2019 ini. "Secara umum, kondisi di Seminyak sudah lebih baik, kabel yang dahulunya masih melintas di atas, kini sudah dibawah tanah. Sehingga, untuk masalah kabel semerawut, itu sudah tidak ada," akunya singkat.*dar
1
Komentar