Senpi Diduga Milik Brimob Ditemukan di Mobil Misterius
Senpi SS1 diduga senjata yang dirampas dari polisi yang bertugas di hotel kawasan Jimbaran tahun 2017 lalu. Senpi itu ditengarai dipakai ‘jaringan Rusia’ merampok money changer.
MANGUPURA, NusaBali
Sat Reskrim Polresta Denpasar bersama Sat Brimob Polda Bali menemukan satu unit mobil Avanza warna hitam dengan nomor polisi L 1304 QZ di depan Penginapan Kampung 168, Jalan Bandung, Perumahan Puri Gading, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, pada Jumat (21/6) sekitar pukul 17.00 Wita. Di dalam mobil tak bertuan yang diparkir di pinggir jalan depan penginapan tersebut, polisi menemukan senjata api (senpi) jenis SS1 bersama sejumlah barang lainnya termasuk rompi anti peluru.
Informasi dari sumber kepolisian di lingkungan Polresta Denpasar, penemuan senjata itu berawal dari kecurigaan manajemen Penginapan Kampung 168 atas keberadaan mobil Avanza warna hitam tersebut. Kecurigaan itu muncul karena mobil dimaksud diparkir di pinggir jalan di depan penginapan, dan tidak pernah dipindah sejak sekitar tiga bulan lamanya.
Karena curiga, pihak manajemen penginapan melapor ke Polsek Kuta Selatan. Jajaran Polsek Kuta Selatan kemudian mendatangi mobil tersebut untuk melakukan pemeriksaan. Polisi dibuat kaget karena di dalam mobil tersebut terdapat senjata api jenis SS1 yang disimpan di bagasi belakang.
Selain itu polisi juga menemukan 2 buah rompi anti peluru, 2 buah golok, sebuah tas panjang berisi linggis besar, seutas tali nilon warna kuning, 2 buah palu, jaket, celana, jas hujan warna hitam yang belum dipakai, jas hujan warna hijau bekas dipakai, topeng berbentuk wajah manusia, wig rambut palsu, dan sebuah koper.
Atas temuan itu, lanjut sumber tadi, pihak Polsek Kuta Selatan berkoordinasi dengan Polresta Denpasar. Selanjutnya Polresta Denpasar berkoordinasi dengan Brimob Polda Bali untuk turun ke lokasi. Polisi yang datang ke TKP melakukan pengecekan identitas mobil. Dari hasil pengecekan, plat mobil tersebut diduga plat palsu.
Sementara terkait senjata api, polisi menduga senjata itu identik dengan senjata yang dimiliki anggota Brimob yang dirampas orang tak dikenal saat bertugas di Hotel Ayana, Jimbaran, Kuta Selatan, pada Selasa (8 Agustus 2017). Dugaannya senjata jenis itu pula yang digunakan kawanan perampok yang beraksi di money changer milik PT Bali Maspin Tjinra (BMC) di Jalan Pratama Nomor 36 XY, Banjar Terora, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Selasa (19/3) yang lalu.
“Dugaannya senjata itu identik senjata api kasus Ayana (Hotel Ayana). Senpi itu diamankan di Mako Brimob Polda Bali. Sementara mobil bersama barang bukti lainnya dibawa ke Mapolresta Denpasar untuk dilakukan tindak lanjut. Selain itu polisi masih menelusuri pemilik mobil tersebut,” tutur sumber tadi.
Dikonfirmasi terpisah pada Sabtu siang kemarin, Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Wayan Arta Ariawan, mengatakan masih dilakukan pemeriksaan atas temuan mobil berisi senpi itu. Kompol Arta belum mau berkomentar banyak terkait temuan tersebut. “Ya, temuan itu masih kami periksa,” tulis Kompol Arta melalui pesan WhatsApp.
Temuan senjata api jenis SS1 ini membuka tabir kasus perampasan senjata milik anggota Brimob Polda Bali, Brigadir Bagus Suwarna pada Agustus 2017 lalu. Pasca peristiwa perampasan itu terjadi sejumlah perampokan di wilayah Kabupaten Badung. Di mana dari hasil penyelidikan polisi diduga perampokan yang beraksi itu menggunakan senjata laras panjang jenis SS1.
Terakhir pada perampokan di money changer milik PT Bali Maspin Tjinra (BMC) di Jalan Pratama Nomor 36 XY, Banjar Terora, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Selasa (19/3). Dalam rekaman CCTV terlihat gerombolan perampok yang merupakan warga negara asing (WNA), salah seorang di antaranya membawa senjata api yang diduga jenis SS1.
Temuan itu diperkuat dengan bukti yang didapat polisi di TKP. Di mana polisi menemukan magazine. Magazine itu masih terisi peluruh berjumlah 16 butir berkaliber 5,56. Namun dalam upaya pengejaran terhadap pelaku perampokan itu, polisi hingga kini belum berhasil mengungkap senjata laras panjang yang terekam dalam CCTV di kantor money changer itu.
Dalam rekaman CCTV dan pengakuan saksi di TKP juga terungkap kawanan perampok itu mengenakan jas hujan saat beraksi. Sebelum menggasak uang sebanyak Rp 900 juta dan valuta asing sekitar 5.600 dolar AS, kawanan perampok memukul karyawan money changer lalu mengikatnya menggunakan tali.
Pada peristiwa perampokan yang terjadi di Tanjung Benoa pada Maret 2019 lalu itu polisi berhasil menangkap 4 orang. Tiga orang ditangkap hidup-hidup dan satu orang tewas saat penyergapan. Mereka adalah Alexei Korotkikh, 43, WNA Rusia (tewas), Georgii Zhukov, 39, WNA Rusia, Robert Haupt, 41, WNA Ukraina, dan Naira, WNA Rusia. Selain itu masih ada pelaku yang berhasil kabur menggunakan mobil warna hitam. Diduga merekalah yang memegang senpi jenis SS1 yang terekam kamera CCTV.
“Tersangka Alexei merupakan otak dari komplotan ini. Dia adalah orang yang terlatih. Di kosa-kosannya terdapat sejumlah alat latihan boxing. Artinya dia ini sudah dibekali bela diri. Mereka keluar masuk Bali sudah 6 tahun lamanya. Syukurlah ada yang sudah ditangkap,” tutur Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan saat menggelar rilis, pada Rabu (20/3/2019). *pol
Informasi dari sumber kepolisian di lingkungan Polresta Denpasar, penemuan senjata itu berawal dari kecurigaan manajemen Penginapan Kampung 168 atas keberadaan mobil Avanza warna hitam tersebut. Kecurigaan itu muncul karena mobil dimaksud diparkir di pinggir jalan di depan penginapan, dan tidak pernah dipindah sejak sekitar tiga bulan lamanya.
Karena curiga, pihak manajemen penginapan melapor ke Polsek Kuta Selatan. Jajaran Polsek Kuta Selatan kemudian mendatangi mobil tersebut untuk melakukan pemeriksaan. Polisi dibuat kaget karena di dalam mobil tersebut terdapat senjata api jenis SS1 yang disimpan di bagasi belakang.
Selain itu polisi juga menemukan 2 buah rompi anti peluru, 2 buah golok, sebuah tas panjang berisi linggis besar, seutas tali nilon warna kuning, 2 buah palu, jaket, celana, jas hujan warna hitam yang belum dipakai, jas hujan warna hijau bekas dipakai, topeng berbentuk wajah manusia, wig rambut palsu, dan sebuah koper.
Atas temuan itu, lanjut sumber tadi, pihak Polsek Kuta Selatan berkoordinasi dengan Polresta Denpasar. Selanjutnya Polresta Denpasar berkoordinasi dengan Brimob Polda Bali untuk turun ke lokasi. Polisi yang datang ke TKP melakukan pengecekan identitas mobil. Dari hasil pengecekan, plat mobil tersebut diduga plat palsu.
Sementara terkait senjata api, polisi menduga senjata itu identik dengan senjata yang dimiliki anggota Brimob yang dirampas orang tak dikenal saat bertugas di Hotel Ayana, Jimbaran, Kuta Selatan, pada Selasa (8 Agustus 2017). Dugaannya senjata jenis itu pula yang digunakan kawanan perampok yang beraksi di money changer milik PT Bali Maspin Tjinra (BMC) di Jalan Pratama Nomor 36 XY, Banjar Terora, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Selasa (19/3) yang lalu.
“Dugaannya senjata itu identik senjata api kasus Ayana (Hotel Ayana). Senpi itu diamankan di Mako Brimob Polda Bali. Sementara mobil bersama barang bukti lainnya dibawa ke Mapolresta Denpasar untuk dilakukan tindak lanjut. Selain itu polisi masih menelusuri pemilik mobil tersebut,” tutur sumber tadi.
Dikonfirmasi terpisah pada Sabtu siang kemarin, Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Wayan Arta Ariawan, mengatakan masih dilakukan pemeriksaan atas temuan mobil berisi senpi itu. Kompol Arta belum mau berkomentar banyak terkait temuan tersebut. “Ya, temuan itu masih kami periksa,” tulis Kompol Arta melalui pesan WhatsApp.
Temuan senjata api jenis SS1 ini membuka tabir kasus perampasan senjata milik anggota Brimob Polda Bali, Brigadir Bagus Suwarna pada Agustus 2017 lalu. Pasca peristiwa perampasan itu terjadi sejumlah perampokan di wilayah Kabupaten Badung. Di mana dari hasil penyelidikan polisi diduga perampokan yang beraksi itu menggunakan senjata laras panjang jenis SS1.
Terakhir pada perampokan di money changer milik PT Bali Maspin Tjinra (BMC) di Jalan Pratama Nomor 36 XY, Banjar Terora, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Selasa (19/3). Dalam rekaman CCTV terlihat gerombolan perampok yang merupakan warga negara asing (WNA), salah seorang di antaranya membawa senjata api yang diduga jenis SS1.
Temuan itu diperkuat dengan bukti yang didapat polisi di TKP. Di mana polisi menemukan magazine. Magazine itu masih terisi peluruh berjumlah 16 butir berkaliber 5,56. Namun dalam upaya pengejaran terhadap pelaku perampokan itu, polisi hingga kini belum berhasil mengungkap senjata laras panjang yang terekam dalam CCTV di kantor money changer itu.
Dalam rekaman CCTV dan pengakuan saksi di TKP juga terungkap kawanan perampok itu mengenakan jas hujan saat beraksi. Sebelum menggasak uang sebanyak Rp 900 juta dan valuta asing sekitar 5.600 dolar AS, kawanan perampok memukul karyawan money changer lalu mengikatnya menggunakan tali.
Pada peristiwa perampokan yang terjadi di Tanjung Benoa pada Maret 2019 lalu itu polisi berhasil menangkap 4 orang. Tiga orang ditangkap hidup-hidup dan satu orang tewas saat penyergapan. Mereka adalah Alexei Korotkikh, 43, WNA Rusia (tewas), Georgii Zhukov, 39, WNA Rusia, Robert Haupt, 41, WNA Ukraina, dan Naira, WNA Rusia. Selain itu masih ada pelaku yang berhasil kabur menggunakan mobil warna hitam. Diduga merekalah yang memegang senpi jenis SS1 yang terekam kamera CCTV.
“Tersangka Alexei merupakan otak dari komplotan ini. Dia adalah orang yang terlatih. Di kosa-kosannya terdapat sejumlah alat latihan boxing. Artinya dia ini sudah dibekali bela diri. Mereka keluar masuk Bali sudah 6 tahun lamanya. Syukurlah ada yang sudah ditangkap,” tutur Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan saat menggelar rilis, pada Rabu (20/3/2019). *pol
1
Komentar