Habiskan 150 Kg Ikan Tuna dan Lele, Tahun Depan Target 100 Meter
Mengarak timbungan sepanjang 50 meter harus kompak dan perlahan, tinggi rendah juga disamakan. Pada festival mendatang, ditarget panjang timbungan jadi 100 meter.
Festival Yeh Gangga II 2019, Kuliner Timbungan 50 Meter Diserbu Warga
TABANAN, NusaBali
Pembukaan Festival Yeh Gangga II 2019 yang berlangsung di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan berlangsung meriah pada Sabtu (22/6) sore. Yang paling menyedot perhatian pengunjung dan undangan adalah demo memasak dan mengarak timbungan sepanjang 50 meter. Timbungan 50 meter tersebut memerlukan ikan tuna sebanyak 75 kilogram, ikan lele 75 kilogram, dan 30 kilogram bumbu genep.
Kuliner timbungan menjadi perhatian pengunjung lantaran cara memasak masih tradisional dan bahan yang digunakan adalah ikan tuna dan ikan lele segar. Bahkan pengarakan dengan melibatkan 100 murid SMK Triatmajaya Tabanan dan 30 chef dari ICA (Indonesian Chef Association) mendapat perhatian ekstra dari pengunjung festival.
Sebelum diarak dan disantap bersama-sama oleh warga dan undangan yang hadir, timbungan dari ikan lele dan ikan tuna sepanjang 50 meter dimasak menggunakan kayu bakar. Pembakaran timbungan ini juga memerlukan kerja sama dan kekompakan. Jika tidak, bisa saja sambungan bambunya lepas.
Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) ICA Tabanan I Wayan Bagiana, menjelaskan bahan timbungan adalah ikan lele dan ikan tuna. Ikan tuna didapat dari nelayan Yeh Gangga dan ikan lele kerja sama dari Dinas Perikanan Tabanan. “Bahan-bahan disiapkan oleh desa adat, untuk memasak kami bersama dengan murid-murid SMK Triatmajaya,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk kuliner timbungan ini adalah memasak dengan konsep tradisional menggunakan bambu dan dibakar. Sebelum ada oven, masyarakat dulu memasak menggunakan bambu sehingga disebut dengan timbungan. “Ada rasa nyangluh (gurih) jika dimasak menggunakan bambu,” imbuhnya.
Untuk memasak timbungan kali ini menggunakan bumbu base genep ditambah sereh dan tomat. Ikan tuna dan lele dicampur dengan bumbu. Sebelum ikan dimasukkan ke dalam bambu, bagian dalam bambu dilapisi daun pisang. “Kurang lebih kami memasak dengan waktu 50 menit,” tegas Bagiana.
Bagiana mengatakan kuliner timbungan sepanjang 50 meter ini menghabiskan daging ikan sebanyak 150 kilogram. Terdiri dari ikan tuna sebanyak 75 kilogram dan ikan lele 75 kilogram. Sementara untuk bumbu secara total menghabiskan 30 kilogram, karena 1 kilogram ikan menghabiskan base genep (bumbu genap) 200 gram.
Di antara banyaknya bumbu yang digunakan, paling dominan adalah bawang merah, bawang putih, dan lengkuas. Bawang merah menghabiskan sekitar 11 kilogram, bawang putih 8 kilogram, dan lengkuas 10 kilogram. Sedangkan menghabiskan sekitar 5 kilogram untuk cabai besar dan cabai rawit 3 kilogram.
Bagiana menambahkan selain bumbu lengkap, dia juga menambahkan daun sereh ke timbungan tersebut. Sereh habis sekitar 8 kilogram. “Sereh kami tambahkan, dari sisi bumbu untuk mengurangi bau amis, sementara dari segi kesehatan bisa mengurangi panas dalam,” ujarnya.
Dia menambahkan, memasak timbungan ini memerlukan kerja sama dan kekompakan. Mulai dari membakar, karena membakar dilakukan secara serentak sepanjang 50 meter. Kemudian saat pengarakan di depan undangan juga memerlukan komando yang baik. “Saat mengarak itu juga harus pelan, tinggi rendah juga disamakan agar kuahnya tidak tumpah,” paparnya.
Sementara itu salah seorang siswa SMK Triatmajaya yang ikut memasak dan mengarak, Ni Made Dewi Arianti, 17, mengaku banyak perjuangan untuk memasak timbungan sepanjang 50 meter. Perjuangan itu dirasakan mulai dari memasak hingga pengarakan. “Saat memasak asapnya membuat mata perih. Saat pengarakan harus kompak dan harus sejajar, tidak boleh ada yang lebih tinggi tinggi atau lebih rendah. Tetapi saya senang karena ini bagian dari memperkenalkan kuliner Tabanan,” ucapnya.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan festival digelar untuk memperkenalkan ke seluruh masyarakat baik domestik, maupun manca negara bahwa Tabanan juga punya pantai indah yakni Yeh Gangga. Terlebih lagi sebagai penghasil lobster pasir sehingga Pantai Yeh Gangga tak kalah menarik dibanding pantai yang lain. “Tabanan juga punya maritim, punya laut indah dan kaya, jadi gak kalah menarik dengan Sanur,” ujarnya.
Bupati Eka menambahkan, berbagai kesenian juga digelar untuk memperkenalkan Yeh Gangga. Seperti Tari Rejang Renteng massal dan demo memasak timbungan sepanjang 50 meter yang membuat masyarakat tumpah ruang datang ke Pantai Yeh Gangga. “Saya berterima kasih atas seluruh masyarakat dan instansi yang mendukung Festival Yeh Gangga. Mudah-mudahan ke depan Pantai Yeh Gangga bisa menjadi tempat favorit untuk dikunjungi,” tegasnya.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Tabanan I Made Yasa, mengatakan khusus untuk kuliner timbungan, chef yang telah memberikan dukungan untuk demo masakan akan diajak bekerja sama. “Chef-nya nanti akan diajak kerja sama dengan restoran yang ada di Yeh Gangga untuk membuat kuliner timbungan. Supaya timbungan menjadi ciri khas kuliner Yeh Gangga,” ujarnya.
Ke depan dalam festival selanjutnya, timbungan yang didemokan sepanjang 100 meter. “Ke depan kami akan tata dan kemas lebih baik, kemungkinan nanti timbungannya sepanjang 100 meter,” tandas Yasa.
Untuk diketahui, selain kuliner timbungan yang menyedot perhatian masyarakat, Tari Rejang Renteng massal dengan jumlah penari 500 orang ibu-ibu PKK Desa Sudimara juga mengesankan. Sebab sebagian dari ibu-ibu PKK yang tampil itu ada yang bekerja sebagai buruh tani, pedagang sayur, dan dagang pindang.
Bahkan para nelayan Yeh Gangga pun ikut terlibat, mereka ikut berlomba menghias jukung. Jukung mereka yang dihias dengan warna tridatu —merah, hitam, putih— dan dilengkapi bendera merah putih terlihat meriah. Di akhir acara dimeriahkan oleh penampilan penyanyi dangdut Nella Kharisma.
Pembukaan Festival Yeh Gangga II juga dihadiri oleh Deputi Bidang Perindustrian dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, putri calon Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Siti Haniatunnisa, serta seluruh pimpinan OPD Pemkab Tabanan. *des
TABANAN, NusaBali
Pembukaan Festival Yeh Gangga II 2019 yang berlangsung di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan berlangsung meriah pada Sabtu (22/6) sore. Yang paling menyedot perhatian pengunjung dan undangan adalah demo memasak dan mengarak timbungan sepanjang 50 meter. Timbungan 50 meter tersebut memerlukan ikan tuna sebanyak 75 kilogram, ikan lele 75 kilogram, dan 30 kilogram bumbu genep.
Kuliner timbungan menjadi perhatian pengunjung lantaran cara memasak masih tradisional dan bahan yang digunakan adalah ikan tuna dan ikan lele segar. Bahkan pengarakan dengan melibatkan 100 murid SMK Triatmajaya Tabanan dan 30 chef dari ICA (Indonesian Chef Association) mendapat perhatian ekstra dari pengunjung festival.
Sebelum diarak dan disantap bersama-sama oleh warga dan undangan yang hadir, timbungan dari ikan lele dan ikan tuna sepanjang 50 meter dimasak menggunakan kayu bakar. Pembakaran timbungan ini juga memerlukan kerja sama dan kekompakan. Jika tidak, bisa saja sambungan bambunya lepas.
Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) ICA Tabanan I Wayan Bagiana, menjelaskan bahan timbungan adalah ikan lele dan ikan tuna. Ikan tuna didapat dari nelayan Yeh Gangga dan ikan lele kerja sama dari Dinas Perikanan Tabanan. “Bahan-bahan disiapkan oleh desa adat, untuk memasak kami bersama dengan murid-murid SMK Triatmajaya,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk kuliner timbungan ini adalah memasak dengan konsep tradisional menggunakan bambu dan dibakar. Sebelum ada oven, masyarakat dulu memasak menggunakan bambu sehingga disebut dengan timbungan. “Ada rasa nyangluh (gurih) jika dimasak menggunakan bambu,” imbuhnya.
Untuk memasak timbungan kali ini menggunakan bumbu base genep ditambah sereh dan tomat. Ikan tuna dan lele dicampur dengan bumbu. Sebelum ikan dimasukkan ke dalam bambu, bagian dalam bambu dilapisi daun pisang. “Kurang lebih kami memasak dengan waktu 50 menit,” tegas Bagiana.
Bagiana mengatakan kuliner timbungan sepanjang 50 meter ini menghabiskan daging ikan sebanyak 150 kilogram. Terdiri dari ikan tuna sebanyak 75 kilogram dan ikan lele 75 kilogram. Sementara untuk bumbu secara total menghabiskan 30 kilogram, karena 1 kilogram ikan menghabiskan base genep (bumbu genap) 200 gram.
Di antara banyaknya bumbu yang digunakan, paling dominan adalah bawang merah, bawang putih, dan lengkuas. Bawang merah menghabiskan sekitar 11 kilogram, bawang putih 8 kilogram, dan lengkuas 10 kilogram. Sedangkan menghabiskan sekitar 5 kilogram untuk cabai besar dan cabai rawit 3 kilogram.
Bagiana menambahkan selain bumbu lengkap, dia juga menambahkan daun sereh ke timbungan tersebut. Sereh habis sekitar 8 kilogram. “Sereh kami tambahkan, dari sisi bumbu untuk mengurangi bau amis, sementara dari segi kesehatan bisa mengurangi panas dalam,” ujarnya.
Dia menambahkan, memasak timbungan ini memerlukan kerja sama dan kekompakan. Mulai dari membakar, karena membakar dilakukan secara serentak sepanjang 50 meter. Kemudian saat pengarakan di depan undangan juga memerlukan komando yang baik. “Saat mengarak itu juga harus pelan, tinggi rendah juga disamakan agar kuahnya tidak tumpah,” paparnya.
Sementara itu salah seorang siswa SMK Triatmajaya yang ikut memasak dan mengarak, Ni Made Dewi Arianti, 17, mengaku banyak perjuangan untuk memasak timbungan sepanjang 50 meter. Perjuangan itu dirasakan mulai dari memasak hingga pengarakan. “Saat memasak asapnya membuat mata perih. Saat pengarakan harus kompak dan harus sejajar, tidak boleh ada yang lebih tinggi tinggi atau lebih rendah. Tetapi saya senang karena ini bagian dari memperkenalkan kuliner Tabanan,” ucapnya.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan festival digelar untuk memperkenalkan ke seluruh masyarakat baik domestik, maupun manca negara bahwa Tabanan juga punya pantai indah yakni Yeh Gangga. Terlebih lagi sebagai penghasil lobster pasir sehingga Pantai Yeh Gangga tak kalah menarik dibanding pantai yang lain. “Tabanan juga punya maritim, punya laut indah dan kaya, jadi gak kalah menarik dengan Sanur,” ujarnya.
Bupati Eka menambahkan, berbagai kesenian juga digelar untuk memperkenalkan Yeh Gangga. Seperti Tari Rejang Renteng massal dan demo memasak timbungan sepanjang 50 meter yang membuat masyarakat tumpah ruang datang ke Pantai Yeh Gangga. “Saya berterima kasih atas seluruh masyarakat dan instansi yang mendukung Festival Yeh Gangga. Mudah-mudahan ke depan Pantai Yeh Gangga bisa menjadi tempat favorit untuk dikunjungi,” tegasnya.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Tabanan I Made Yasa, mengatakan khusus untuk kuliner timbungan, chef yang telah memberikan dukungan untuk demo masakan akan diajak bekerja sama. “Chef-nya nanti akan diajak kerja sama dengan restoran yang ada di Yeh Gangga untuk membuat kuliner timbungan. Supaya timbungan menjadi ciri khas kuliner Yeh Gangga,” ujarnya.
Ke depan dalam festival selanjutnya, timbungan yang didemokan sepanjang 100 meter. “Ke depan kami akan tata dan kemas lebih baik, kemungkinan nanti timbungannya sepanjang 100 meter,” tandas Yasa.
Untuk diketahui, selain kuliner timbungan yang menyedot perhatian masyarakat, Tari Rejang Renteng massal dengan jumlah penari 500 orang ibu-ibu PKK Desa Sudimara juga mengesankan. Sebab sebagian dari ibu-ibu PKK yang tampil itu ada yang bekerja sebagai buruh tani, pedagang sayur, dan dagang pindang.
Bahkan para nelayan Yeh Gangga pun ikut terlibat, mereka ikut berlomba menghias jukung. Jukung mereka yang dihias dengan warna tridatu —merah, hitam, putih— dan dilengkapi bendera merah putih terlihat meriah. Di akhir acara dimeriahkan oleh penampilan penyanyi dangdut Nella Kharisma.
Pembukaan Festival Yeh Gangga II juga dihadiri oleh Deputi Bidang Perindustrian dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, putri calon Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Siti Haniatunnisa, serta seluruh pimpinan OPD Pemkab Tabanan. *des
Komentar