3 Hari Gelar Makan Gratis, Mas Sumatri Raih Muri
Ada 60.000 orang, termasuk 6.000 pegawai Pemkab Karangasem, difasilitasi kegiatan makan gratis serangkaian HUT ke-379 Kota Amlapura
Rayakan HUT Kota Amlapura, Komunitas Onthel Kerahkan Sepeda Warisan Belanda
AMLAPURA, NusaBali
Pemkab Karangasem menggelar kegiatan makan gratis bagi 60.000 warga serangkaian HUT ke-379 Kota Amlapura. Kegiatan makan gratis yang berlangsung selama 3 hari ini mebuahkan penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), yang plakatnya diserahkan oleh Senior Manager Muri, Yusuf Ngadri, kepada Bupati IGA Mas Sumatri, di sela acara Festival Pusaka Nusantara di Jalan Sultan Agung Amlapura, Sabtu (22/6) sore. Sementara, Komunites Onthel Karangasem ikutr rayakan HUT Kota Amlapura dengan terjunkan sepeda peninggalan zaman Belanda.
Ini untuk kedua kalinya Pemkab Karangasem menggelar kegiatan makan gratis bagi ribuan warga. Sebelumnya, kegiatan serupa juga pernah digelar pada 2017 di di Stadion Gunung Agung, Jalan Veteran Amlapura. Bedanya, saat itu warga yang datang untuk makan gratis tidak menggunakan kupon, sehingga bebas bersantap stand kuliner mana saja. Sedangkan dalam kegiatan makan gratis serangkaian HUT Kota Amlapura tahun 2019 ini, setiap warga mesti membawa kupon yang disodorkan kepada pedagang di 40 stand kuliner, sesuai pilihannya.
Selama 3 hari pelaksanaan makan gratis sejak Jumat (21/6), ada 54.000 kupon yang dibagikan ke warga se-Karangasem, melalui 75 perbekel (kepala desa) dan 3 lurah. Namun, mereka tidak bersamaan makan di arena Festival Pusaka Nusantara. Pada hari pertama, yang kebagian waktu makan mencapai 60 persen.
Sedangkan pada hari kedua dan ketiga, Sabtu dan Minggu (23/6), masing-masing kebagian waktu makan sebanyak 20 persen. Sementara, 6.000 kupon lagi dibagikan kepada 33 OPD lingkup Pemkab Karangasem, di mana setiap harinya pegawai yang keba-gian makan gratis sebanyak 2.000 orang.
"Pesta rakyat memang untuk rakyat. Justru rakyat Karangasem-lah yang dapat peng-hargaan Muri tahun 2019 ini," jelas Bupati Mas Sumatri saat menerima plakat Muri, Sabtu sore. Mas Sumatri menyebutkan, tanpa kehadiran rakyat menyukseskan pesta rakyat guna memeriahkan HUT Kota Amlapura yang disinkronkan dengan Festival Pusaka Nusantara dan Rapat Kerja VII Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), maka tak ada penghargaan Muri.
Menurut Mas Sumatri, ini penghargaan Muri kesekian yang diterima Karangasem. Sebelumnya, sudah ada seabrek Mury yang diberikan kepada Karangasem. Termasuk 5 Muri yang diterima Perbekel Duda Timur, Kecamatan Selat, I Gede Pawana, pada tahun 2018 lalu. Tiga (3) Muri di antaranya diperolehDesa Duda Timur atas inovasi yang baru dan dinyatakan sebagai desa pertama di Indonesia yang melaksanakannya.
Pertama, Desa Duda Timur desa pertama yang memiliki data dan lokasi kependudukan secara online berdasarkan golongan darah. Kedua, desa pertama yang mempunyai fitur keluhan dan laporan keadaan darurat secara real time bagi warganya. Ketiga, desa pertama yang menggunakan cash management dalam pengelolaan keuangan desa.
Sementara 2 penghargaan Muri lainnya yang didapatkan Perbekel Duda Timur, masing-masing inovasinya sebagai desa pertama kali menggunakan aplikasi Smart Desa dan desa pertama yang menggunakan aplikasi kependudukan tanpa jaringan internet secara online.
Sedangkan penghargaan Muri bagi Karangasem lainnya, diberikan untuk kegiatan tarian genjek massal 15.373 penari di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung (Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem) tahun 2016 yang diterima Bupati Mas Sumatri, penyematan 492 atribut PDH (pakaian dinas harian) Polri anggota Bayangkari Polres Karangasem di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung pada 2015 yang diterima Kapolres Karangasem AKBP I Gede Adi Mulyawarman, magibung massal 20.520 orang di Taman Sukasada Ujung pada 26 Desember 2006, dan kegiatan 11 kali bersepeda keliling Bali serta Amlapura-Jakarta sejauh 2.545 kilometer yang diterima I Dewa Gede Rai, 75.
Sementara itu, Komunitas Kreatif Onthel Karangasem warisan zaman Belanda tahun 1930 dan tahun 1940 ikut merayakan HUT ke-379 Kota Amlapura dengan berkeliling kota, Minggu pagi. Kegiatan keliling naik sepeda onthel yang dilepas langsung Bupati Mas Sumatri di Taman Budaya Candra Buana Amlapura ini melibatkan 50 orang.
Jalur dilalui parade sepeda onthel ini meliputi Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jalan Kartini Amlapura, Jalan Gajah Mada Amlapura, Jalan Diponegoro Amlapura, Jalan Sudirman Amlapura, Jalan Untung Surapati Amlapura, Jalan Veteran Amlapura, dan kembali Taman Budaya Candra Buana. Semua anggotanya mengenakan seragam, bertopi khas pesepeda onthel.
Menurut Ketua Komunitas Kreatif Onthel Karangasem, I Gede Suardana, anggotanya saat ini berjumlah 50 orang. Sedangkan jumlah sepeda onthel yang ada di Karangasem mencapai 60 unit. Selama ini, seluruh anggotanya rutin merawat sepeda onthel. Walau suku cadangnya langka, namun masih bisa dibeli di Denpasar.
“Selama ini, Komunitas Kreatif Onthel Karangasem aktif menggelar acara peduli kemanusiaan, peduli wisata, hingga peduli pembangunan. Kami juga rutin menggelar pertemuan setiap Minggu, dengan cara bersepeda enthel bersama di Jalan Veteran Amlapura,” ungkap Suardana kepada NusaBali.
Suardana menyebutkan, selama ini pihaknya telah menjelajah wilayah Karangasem, seperti rute Objek Wisata Putung (Banjar Putung, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat)-Desa Sangkan Gunung (Kecamatan Sidemen), Desa Bugbug (Kecamatan Karangasem)-Objek Wisata Candidasa (Kecamatan Karangasem).
"Sepeda onthel yang ada masih kuat dipakai di jalan tanjakan, karena terawat dengan baik. Kampas rem juga masih bagus. Selain berolahraga, kami komunitas sepeda onthel biasa berwisata dan rekreasi sambil menggelar acara peduli sosial," papar Suardana.
Disebutkan, sepeda onthel milik anggotanya berharga ksaran Rp 1,5 juta hingga Rp 15 juta, tergantung merknya. "Sepeda ini juga warisan pusaka, karena langka tidak ada lagi ditemukan di masyarakat. Bayangkan saja, sepeda ini dirakit tahun 1930, berarti umurnya telah mencapai 89 tahun," katanya. *k16
Komentar