nusabali

Galang Dana Ala Enterpreneur

  • www.nusabali.com-galang-dana-ala-enterpreneur

Nama Muhammad Alfatih Timur (24) menyusup di antara 17 anak muda Indonesia yang masuk dalam daftar “30 Under 30 Asia” versi majalah bisnis ternama dunia, Forbes. Pria yang akrab disapa Timi ini memang belum berumur 30 tahun, tapi prestasinya sudah dikenal di kawasan Asia.

Forbes menganggap dia sebagai pemimpin muda yang menjanjikan dari kategori entrepreneur andal dengan kualifikasi sangat menjanjikan, sesuai rekam jejak prestasi selama ini.
 
Timi boleh merasa bangga. Soalnya, Forbes menyoroti bakat muda yang muncul di seluruh dunia. Selama berbulan-bulan koresponden Forbes dari seluruh dunia mencari 300 terbaik dan tercerdas yang dianggap membawa perubahan. Ada ribuan nominasi yang mencakup semua kategori. Dari ribuan nominasi kemudian diseleksi menjadi ratusan saja.
 
''Jujur saja, saya tidak menyangka nama Muhammad Alfatih bisa menjadi salah satunya,'' katanya, seperti dikutip dari republika. Meski tidak memungkiri ada kebanggaan terpilih menjadi salah satu pembawa perubahan, Alfatih tetap merasa menanggung 'beban'. "Bebannya bukan bermakna negatif, tapi lebih pada bertanggung jawab," jelas Alfatih.
 
Pria yang lahir di Bukittinggi pada1991, dan kampung di Payakumbuh ini sesungguhnya pemuda biasa saja. Pendidikan SD ia selesaikan di Painan, SMP di Lubuk Basung, dan SMA di Padang. Dia dinilai sebagai pemuda terbaik Asia tersebut karena berhasil sebagai pendiri situs terkemuka, kitabisa.com.
 
Mahasiswa FE UI 2007 ini seperti dilansir efekgila.com memiliki aktivitas yang sangat padat. Hal ini terlihat dari pencapaiannya menjadi Mapres Organisasi FE UI 2011. Dua bidang yang paling disukai Timi adalah politik dan bisnis. Ia menyelaraskan dan menggabungnya menjadi Marketing Politik.
 
Selama kurun waktu tiga tahun terakhir, ia menjadi Kepala Departemen Kastrat BEM FE UI. Timi membawa solusi dari permasalahan politik dengan cara yang lebih cerdas dan pas bagi mahasiswa dengan berbagai pendekatan sosial marketingnya. Hal itu terlihat di program kerja Kastrat BEM UI 2010, yaitu Bang Kaji dan Sekolah Anti Korupsi.
 
Yang menarik lagi, Timi berani dalam memulai bisnis dengan skala besar (untuk ukuran pemula) dan tidak takut rugi. Ia pernah membuka sebuah percetakan dengan modal seharga mobil, meskipun akhirnya tutup.
 
Pada 6 Juni 2013 ia mendirikan kitabisa.com, yakni website penggalangan dana secara online untuk berbagai donasi. Mulai dari program yayasan/NGO, inisiatif komunitas, gagasan mahasiswa, bantuan bencana alam, hingga patungan untuk pribadi yang membutuhkan.

Kitabisa.com melakukan assesment dan verifikasi untuk setiap pengguna yang akan menggalang dana, serta mewajibkan setiap penggalangan dana untuk memberikan laporan penggunaan dana kepada donatur.
 
Untuk setiap donasi yang terkumpul, ia mengenakan biaya administrasi sebesar 5%, guna penunjang kebutuhan operasional. Untuk kategori bencana alam dan darurat medis, ada perkecualian, yakni 0 persen.
 
Sejak 2013, Timi telah menangani berbagai proyek sosial yang diusulkan masyarakat. Setelah memeriksa kelayakannya, materi itu ia tayangkan di situsnya. Masyarakat lantas mengumpulkan uang dengan besaran yang beragam, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 3 juta. Uang yang terkumpul kemudian digunakan untuk pembiayaan proyek yang diusulkan masyarakat. 7

Komentar