Segmen Konsumen Pasar Modern Bergeser
Segmen konsumen pasar modern mengalami pergeseran perilaku
DENPASAR, NusaBali
Indikasi tersebut ditandai dengan perubahan kecendrungan masyarakat/konsumen berbelanja, yang terbaca dari pertumbuhan sektor ritel, khususnya di Bali dan Nusra.
Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra, mengatakan hal tersebut, Selasa (25/6).
Mengacu data BPS, Gung Agra, sapaan pengusaha muda asal Denpasar ini memaparkan quartal pertama 2019, sektor ritel di Bali dan Nusra tumbuh 6,2 persen, memiliki andil 4,6 persen terhadap pertumbuhan ritel nasional.
Pertumbuhan ritel nasional ini, kata Gung Agra, ditentukan oleh modern trade/ritel modern yang tumbuh sebesar 6,6 persen, dibanding dengan perdagangan umum /ritel tradisional yang minus – 1,6 persen.
“Jika di break down lagi pertumbuhan modern trade ini, didrive oleh chanel mini market yang tumbuh 12,1 persen,”kata Gung Agra.
Menurut Gung Agra, kondisi ini berbanding terbalik dengan chanel super market atau hypermarket yang minus hingga -6,8 persen.
Aada perubahan perilaku belanja konsumen. Dari yang awalnya belanja bulanan, kemudian menjadi belanja yang seperlunya. ”Menjadi toko sebagai ‘gudang penyimpanan’ kebutuhan. Jadi mereka (konsumen) tak perlu menyimpan stock barangnya di rumah,” jelas Gung Agra.
Ini menunjukkan dengan semakin tingginya tingkat aktivitas masyarakat, lanjut Gung Agra mereka ingin belanja kebutuhan secara efisien,baik waktu, tenaga . “Dan ini bisa diberikan mini market,” jelasnya. K17
Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra, mengatakan hal tersebut, Selasa (25/6).
Mengacu data BPS, Gung Agra, sapaan pengusaha muda asal Denpasar ini memaparkan quartal pertama 2019, sektor ritel di Bali dan Nusra tumbuh 6,2 persen, memiliki andil 4,6 persen terhadap pertumbuhan ritel nasional.
Pertumbuhan ritel nasional ini, kata Gung Agra, ditentukan oleh modern trade/ritel modern yang tumbuh sebesar 6,6 persen, dibanding dengan perdagangan umum /ritel tradisional yang minus – 1,6 persen.
“Jika di break down lagi pertumbuhan modern trade ini, didrive oleh chanel mini market yang tumbuh 12,1 persen,”kata Gung Agra.
Menurut Gung Agra, kondisi ini berbanding terbalik dengan chanel super market atau hypermarket yang minus hingga -6,8 persen.
Aada perubahan perilaku belanja konsumen. Dari yang awalnya belanja bulanan, kemudian menjadi belanja yang seperlunya. ”Menjadi toko sebagai ‘gudang penyimpanan’ kebutuhan. Jadi mereka (konsumen) tak perlu menyimpan stock barangnya di rumah,” jelas Gung Agra.
Ini menunjukkan dengan semakin tingginya tingkat aktivitas masyarakat, lanjut Gung Agra mereka ingin belanja kebutuhan secara efisien,baik waktu, tenaga . “Dan ini bisa diberikan mini market,” jelasnya. K17
Komentar