Sawah di Desa Takmung Terancam Abrasi
Abrasi di pesisir Pantai Lepang dan Pantai Sidayu, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, semakin parah.
SEMARAPURA, NusaBali
Dalam kurun 10 tahun terakhir, abrasi menggerus 20 hektare lahan pertanian milik warga di sekitar pantai. Untuk mencegah dampak abrasi, warga meminta bantuan tanggul penahan pantai kepada pemerintah. Sawah yang tersisa di wilayah Subak Lepang seluas 55,8 hektare terdiri dari tiga tempek yakni Tempek Bias 18 hektare, Tempek Delundung 17,8 hektare. Di wilayah Subak Sidayu masih tersisa dawah seluas 41,8 haktare, dengan tiga tempek yakni Tempek Babakan 11 hektare, Tempek Uma Tawang 15,4 hektare dan Tempek Sedayu Kaja 15,4 hektare.
Pantaun NusaBali, di wilayah pesisir Pantai Lepang, air laut semakin mengikis bibir pantai. Saat gelombang pasang, maka air laut bisa masuk ke sawah warga terutama di dekat pantai. Kondisi ini diakui warga setempat, I Wayan Sukarsa. “Saat gelombang tinggi, air laut pasti naik ke sawah warga,” ujarnya, Selasa (25/6).
Perbekel Desa Takmung I Nyoman Mudita mengakui kondisi abrasi di Pesisir Lepang semakin parah. Setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir abrasi telah menggerus sekitar 20 hektare pertanian warga. Abrasi ini pun diprediksi akan terus menggerus daratan. Karena hingga sejauh ini belum ada langkah cepat untuk menangani abrasi oleh pemerintah. “Kami berharap pemerintah bisa cepat menangani masalah abrasi ini,” harapnya.
Untuk di Klungkung ada sekitar 25,77 kilometer garis pantai yang termasuk rawan abrasi dari total 113,41 kilometer garis pantai. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 13,523 kilometer yang telah berhasil ditangani. Sisanya sekitar 12,247 kilometer ditangani secara bertahap. Hanya saja karena anggaran yang terbatas, hanya sekitar 100 meter garis pantai rawan abrasi yang ditangani menggunakan APBD Klungkung 2019. *wan
Pantaun NusaBali, di wilayah pesisir Pantai Lepang, air laut semakin mengikis bibir pantai. Saat gelombang pasang, maka air laut bisa masuk ke sawah warga terutama di dekat pantai. Kondisi ini diakui warga setempat, I Wayan Sukarsa. “Saat gelombang tinggi, air laut pasti naik ke sawah warga,” ujarnya, Selasa (25/6).
Perbekel Desa Takmung I Nyoman Mudita mengakui kondisi abrasi di Pesisir Lepang semakin parah. Setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir abrasi telah menggerus sekitar 20 hektare pertanian warga. Abrasi ini pun diprediksi akan terus menggerus daratan. Karena hingga sejauh ini belum ada langkah cepat untuk menangani abrasi oleh pemerintah. “Kami berharap pemerintah bisa cepat menangani masalah abrasi ini,” harapnya.
Untuk di Klungkung ada sekitar 25,77 kilometer garis pantai yang termasuk rawan abrasi dari total 113,41 kilometer garis pantai. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 13,523 kilometer yang telah berhasil ditangani. Sisanya sekitar 12,247 kilometer ditangani secara bertahap. Hanya saja karena anggaran yang terbatas, hanya sekitar 100 meter garis pantai rawan abrasi yang ditangani menggunakan APBD Klungkung 2019. *wan
1
Komentar