Tewas Tertimpa Tiang Listrik Saat Naik Motor
Musibah Maut di Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul
SINGARAJA, NusaBali
Kematian tragis menimpa Komang Meliani, 30, ibu rumah tangga yang tinggal di Banjar Lalang Linggah, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Perempuan berusia 30 tahun ini tewas seketika setelah tertimpa tiang listrik roboh di Kilometer 19-20 Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul kawasan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Selasa (25/6) petang.
Saat musibah maut terjadi, Selasa petang pukul 18.00 Wita, korban Komang Meliani melintas di lokasi dibonceng suaminya, Nengah Juli, 30, menggunakan sepeda motor Honda Beat warna hitam DK 5769 UAP. Motor yang ditunggangi pasutri Nengah Juli dan Komang Meliani berboncengan bersama anak keduanya yang duduk di tengah-tengah, melaju dari arah selatan (Denpasar).
Di belakang motor yang ditunggangi korban bersama suaminya, ikut juga sang keponakan, Gede Satya, 20, yang membonceng anak pertama korban. Begitu memasuki lokasi TKP di Kilometer 19, tiang listrik di sebelah barat jalan tiba-tiba roboh akibat tertimpa pohon tumbang dari sisi timur jalan. Tiang beton dengan kabel listrik masih membentang itu langsung menyambar motor korban yang sedang melaju. Motor yang ditunggangi korban bersama suami dan anak keduanya pun jatuh.
Pasca jatuh, suami korban yakni Nengah Juli langsung mengamankan anak keduanya yang baru berumur 2,5 tahun, sambil berlari ke tengah jalan. Sedangkan sang istrinya, Komang Meliani, terkulai lemas di tengah jalan dalam posisi terjepit seling tiang listrik dari beton. Warga setempat dan para pengguna jalan kontan turun bantu mengevakuasi korban untuk dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja. Sayang, korban Komang Meliani keburu meninggal. Sedangkan suami dan anaknya yang terluka, dibawa ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan.
Jajaran Polsek Sukasada sudah terjun ke lokasi kejadian seraya melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Kapolsek Sukasada, Kompol I Nyoman Landung, mengatakan berdasarkan hasil olah TKP, diketahui tiang listrik roboh menimpa pengendara hingga menelan korban nyawa karena adanya aktivitas penebangan pohon sengon di sebelah timur jalan. Pohon tumbang menimpa kabel hingga tiang listrik roboh.
Menurut Kompol Landung, ada 8 pekerja yang asal Jember, Jawa Timur yang petang itu beraktivitas memotong pohon sengon berdiameter 20 cm dengan tinggi sekitar 20 meter. Saat memotong pohon sengon terakhir, 8 pekerja tersebut sebetulnya sudah menyiapkan tali kencang dan menariknya ke sisi timur, agar pohon tidak tumbang ke jalan.
“Namun, saat proses pemotongan, tali untuk menarik pohon justru putus, sehingga pohon tumbang ke jalan menimpa tiang listrik yang ada di sebelah barat jalan,” jelas Kompol Landung saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya, Rabu 926/6).
Apes, tiang listrik roboh menghantam motor korban yang kebetulan melintas di bawahnya. Peristiwa maut pengendara tertimpa tiang listrik roboh ini sempat membuat macet arus lalulintas Jalur Denpasar-Singaraja. Kompol Landung menyebutkan, 8 pekerja pemotong pohon sengon telah diamankan untuk dimintai keterangannya lebih lanjut. Orang yang membeli kayu sengon, Samsudin, di lahan milik keluarga Kadek Indrawan, juga diamankan polisi.
Namun, hingga Rabu kemarin belum ada penetapan tersangka. “Kalau dilihat dari segi hukum, ini termasuk kelalaian kerja dan terancam Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan seseorang meninggal. Kami amankan dan periksa, sambil menunggu pihak keluarga nanti apakah akan melanjutkan proses hukum atau tidak,” tandas Kompol Landung.
Secara terpisah, Kasubag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara, menyatakan korban Komang Meliani diterima di IGD RSUD Buleleng, Selasa petang pukul 18.50 Wita atau hampir 1 jam pasca kejadian. Saat tiba di rumah sakit, korban sudah tak bernyawa.
“Dari hasil pemeriksaan petugas medis, kondisi pasien dalam status DOA (death on arrival), dengan mengalami pendarahan di hidung, telinga, dan bibir. Indikasinya, cedera kepala berat. Kalau fisik, tidak ada luka-luka atau lecet, hanya lebam di bagian perut,” ungkap Ketut Budiantara saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Rabu kemarin.
Hingga Rabu sore, mayat Komang Meliani masih dititipkan di Ruang Jenazah RSUD Buleleng. Pihak rumah sakit belum mendapatkan kepastian dari keluarga korban, kapan jenazah akan diambil. “Kami masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga, karena kemarin (Selasa) kondisinya darurat. Kemungkinan yang mengantar ke rumah sakit orang lain, sehingga tidak ada kontaknya,” jelas Budiantara.
Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Lalang Linggah, Desa Pancasari, Nyoman Darna, membenarkan korban yang tewas tertimpa tiang listri ini adalah warganya. Korban Komang Meliani dan suaminya, Nengah Juli, berasal dari Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem, namun sudah mebanjar dinas di Banjar Lalang Linggah, Desa Pancasari.
Selama ini, pasutri Nengah Juli dan Komang Meliani beserta dua anaknya tinggal di rumahnya yang dibangun di atas lahan milik Bali Handara Kosaido. “Korban memang warga kami karena sudah mebanjar dinas di sini. Tapi, me-adat-nya masih di Desa Pidpid. Mereka sudah lama tinggal di Banjar Lalang Linggah, Desa Pancasari, karena kebetulan bapaknya, Pak Karang, adalah pensiunan pegawai Bali Handara,” papar Nyoman Darna.
Saat NusaBali berkunjung ke rumah korban di Desa Pancasari, Rabu kemarin, rumah tersebut tampak sepi. Diperkirakan, seluruh keluarga dan kerabat dekatnya yang tinggal di Desa Pancasari sudah pulang ke Desa Pidpid, Karangasem untuk merembukkan upacara penguburan jenazah Komang Meliani. *k23
Saat musibah maut terjadi, Selasa petang pukul 18.00 Wita, korban Komang Meliani melintas di lokasi dibonceng suaminya, Nengah Juli, 30, menggunakan sepeda motor Honda Beat warna hitam DK 5769 UAP. Motor yang ditunggangi pasutri Nengah Juli dan Komang Meliani berboncengan bersama anak keduanya yang duduk di tengah-tengah, melaju dari arah selatan (Denpasar).
Di belakang motor yang ditunggangi korban bersama suaminya, ikut juga sang keponakan, Gede Satya, 20, yang membonceng anak pertama korban. Begitu memasuki lokasi TKP di Kilometer 19, tiang listrik di sebelah barat jalan tiba-tiba roboh akibat tertimpa pohon tumbang dari sisi timur jalan. Tiang beton dengan kabel listrik masih membentang itu langsung menyambar motor korban yang sedang melaju. Motor yang ditunggangi korban bersama suami dan anak keduanya pun jatuh.
Pasca jatuh, suami korban yakni Nengah Juli langsung mengamankan anak keduanya yang baru berumur 2,5 tahun, sambil berlari ke tengah jalan. Sedangkan sang istrinya, Komang Meliani, terkulai lemas di tengah jalan dalam posisi terjepit seling tiang listrik dari beton. Warga setempat dan para pengguna jalan kontan turun bantu mengevakuasi korban untuk dilarikan ke RSUD Buleleng di Singaraja. Sayang, korban Komang Meliani keburu meninggal. Sedangkan suami dan anaknya yang terluka, dibawa ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan.
Jajaran Polsek Sukasada sudah terjun ke lokasi kejadian seraya melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Kapolsek Sukasada, Kompol I Nyoman Landung, mengatakan berdasarkan hasil olah TKP, diketahui tiang listrik roboh menimpa pengendara hingga menelan korban nyawa karena adanya aktivitas penebangan pohon sengon di sebelah timur jalan. Pohon tumbang menimpa kabel hingga tiang listrik roboh.
Menurut Kompol Landung, ada 8 pekerja yang asal Jember, Jawa Timur yang petang itu beraktivitas memotong pohon sengon berdiameter 20 cm dengan tinggi sekitar 20 meter. Saat memotong pohon sengon terakhir, 8 pekerja tersebut sebetulnya sudah menyiapkan tali kencang dan menariknya ke sisi timur, agar pohon tidak tumbang ke jalan.
“Namun, saat proses pemotongan, tali untuk menarik pohon justru putus, sehingga pohon tumbang ke jalan menimpa tiang listrik yang ada di sebelah barat jalan,” jelas Kompol Landung saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya, Rabu 926/6).
Apes, tiang listrik roboh menghantam motor korban yang kebetulan melintas di bawahnya. Peristiwa maut pengendara tertimpa tiang listrik roboh ini sempat membuat macet arus lalulintas Jalur Denpasar-Singaraja. Kompol Landung menyebutkan, 8 pekerja pemotong pohon sengon telah diamankan untuk dimintai keterangannya lebih lanjut. Orang yang membeli kayu sengon, Samsudin, di lahan milik keluarga Kadek Indrawan, juga diamankan polisi.
Namun, hingga Rabu kemarin belum ada penetapan tersangka. “Kalau dilihat dari segi hukum, ini termasuk kelalaian kerja dan terancam Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan seseorang meninggal. Kami amankan dan periksa, sambil menunggu pihak keluarga nanti apakah akan melanjutkan proses hukum atau tidak,” tandas Kompol Landung.
Secara terpisah, Kasubag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara, menyatakan korban Komang Meliani diterima di IGD RSUD Buleleng, Selasa petang pukul 18.50 Wita atau hampir 1 jam pasca kejadian. Saat tiba di rumah sakit, korban sudah tak bernyawa.
“Dari hasil pemeriksaan petugas medis, kondisi pasien dalam status DOA (death on arrival), dengan mengalami pendarahan di hidung, telinga, dan bibir. Indikasinya, cedera kepala berat. Kalau fisik, tidak ada luka-luka atau lecet, hanya lebam di bagian perut,” ungkap Ketut Budiantara saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Rabu kemarin.
Hingga Rabu sore, mayat Komang Meliani masih dititipkan di Ruang Jenazah RSUD Buleleng. Pihak rumah sakit belum mendapatkan kepastian dari keluarga korban, kapan jenazah akan diambil. “Kami masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga, karena kemarin (Selasa) kondisinya darurat. Kemungkinan yang mengantar ke rumah sakit orang lain, sehingga tidak ada kontaknya,” jelas Budiantara.
Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Lalang Linggah, Desa Pancasari, Nyoman Darna, membenarkan korban yang tewas tertimpa tiang listri ini adalah warganya. Korban Komang Meliani dan suaminya, Nengah Juli, berasal dari Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem, namun sudah mebanjar dinas di Banjar Lalang Linggah, Desa Pancasari.
Selama ini, pasutri Nengah Juli dan Komang Meliani beserta dua anaknya tinggal di rumahnya yang dibangun di atas lahan milik Bali Handara Kosaido. “Korban memang warga kami karena sudah mebanjar dinas di sini. Tapi, me-adat-nya masih di Desa Pidpid. Mereka sudah lama tinggal di Banjar Lalang Linggah, Desa Pancasari, karena kebetulan bapaknya, Pak Karang, adalah pensiunan pegawai Bali Handara,” papar Nyoman Darna.
Saat NusaBali berkunjung ke rumah korban di Desa Pancasari, Rabu kemarin, rumah tersebut tampak sepi. Diperkirakan, seluruh keluarga dan kerabat dekatnya yang tinggal di Desa Pancasari sudah pulang ke Desa Pidpid, Karangasem untuk merembukkan upacara penguburan jenazah Komang Meliani. *k23
1
Komentar