Pertama Kali, Presiden RI Ikut Pawai Pembukaan PKB
Presiden Joko Widodo secara resmi melepas dan membuka pawai tanda dimulainya Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXVIII di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Niti Mandala, Denpasar, Sabtu (11/6) siang.
Presiden Jokowi: Punapi Gatra?
DENPASAR, NusaBali
Pidato Presiden Jokowi yang hanya 10 menit itu sebagian besar berbahasa Bali Alus. Jokowi agak telat tiba di lokasi acara, dari semula dijadwalkan pukul 14.00 Wita baru tiba pukul 15.17 Wita. Keterlambatan itu lantaran Jokowi lebih dulu meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas di Pesanggaran, Denpasar Selatan.
Saat tiba di lokasi acara, Jokowi didampingi ibu negara Iriana, Mendikbud Anies Baswedan, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wagub Bali I Ketut Sudikerta, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama. Acara pelepasan pawai kemarin terkesan tergesa-gesa. Sampai-sampai Gubernur Made Mangku Pastika juga ‘ngebut’ saat memberikan sambutan di hadapan presiden dan tamu undangan. Gubernur Pastika juga mengingatkan petugas yang mengatur pawai supaya jangan lewat waktu. “Kepada petugas yang mengatur coba berdiri kalian. Atur dengan tepat, jangan lewat waktu. Soalnya Bapak Presiden mau buka puasa,” ujar Gubernur Pastika.
Dalam pidatonya mantan Kapolda Bali ini mengapresiasi kehadiran Presiden Jokowi. Menurutnya PKB adalah ajang bagi seniman untuk berkarya bekerja, bekerja, bekerja. “Ini puncak apresiasi seniman dan budayawan. Pesta yang dinanti-nanti oleh mereka. Kehadiran bapak merupakan dorongan bagi seniman,” ujar Gubernur Pastika disambut tepuk tangan hadirin.
Gubernur Pastika pun meminta kepada Jokowi, meskipun sibuk supaya berkenan menyaksikan hingga akhir. “Mohon berkenan kalau boleh sampai selesai. Karena semua pasti ingin tampil lama,” ujarnya.
Sementara Presiden Jokowi tak kalah singkat sambutannya. Jokowi yang mengenakan pakaian adat Bali tersebut menyapa dengan bahasa Bali Alus. “Punapi gatra? Becik? Mogi para sameton rahajeng sareng sami. (Apa kabar? Baik? Semoga saudara dalam keadaan sehat semuanya),” ujar Presiden Jokowi.
Jokowi menyatakan, PKB bukan semata pesta rakyat, melainkan mempunyai fungsi budaya, fungsi pendidikan, dan fungsi menggerakkan ekonomi masyarakat Bali.
“Saya tahu saudara menunggu lama. Saya tak mau berpanjang lebar. Para sameton sareng sami (saudara semuanya). Asung kerthawaranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, PKB XXXVIII Tahun 2016 saya nyatakan dibuka,” ujar Jokowi.
Jokowi didampingi Gubernur Made Mangku Pastika, Mendikbud, dan sejumlah pejabat memukul kulkul sebanyak 6 kali pertanda dimulainya PKB XXXVIII. Pemukulan kulkul diikuti dengan Tabuh Ketug Gumi dan Tarian Kolosal Tari Siwa Nataraja. Tarian yang sudah bertahun- tahun selalu menjadi ikon pelepasan pawai PKB. PKB XXXVIII yang akan berlangsung hingga 13 Juli mengambil tema Karang Awak yang berarti Mencintai Tanah Kelahiran.
Yang mendadak berubah ialah penampilan Kabupaten Gianyar. Semestinya pada urutan ke tujuh, dipindahkan menjadi penampil terakhir sebelum ditutup oleh tim marching band Universitas Udayana. Gianyar menampilkan garapan karya seni bertajuk ‘Arya Bebed’. Pemindahan ini terkait dengan mobil hias yang akan dinaiki Jokowi untuk meninggalkan panggung kehormatan.
“Dari sekian mobil hias, yang duta Gianyar dinilai paling representatif dinaiki oleh Presiden,” jelas Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di sela-sela pawai.
Pemindahan itu pun, kata Dewa Beratha, diputuskan dalam waktu singkat. Mengingat, Jokowi memberikan opsi ingin ikut jalan kaki atau naik mobil hias pada H-1 pawai. “Kalau diminta dari jauh-jauh hari kan bisa kami persiapkan yang sesuai. Tapi ini karena mendadak, jadi baru bisa ditentukan hari ini (kemarin), setelah beberapa mobil hias dicek,” jelasnya.
Acara pembukaan PKB XXXVIII dilaksanakan di Gedung Ardha Candra Taman Budaya Denpasar, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Dr Anies Baswedan. Acara pembukaan dimeriahkan dengan pergelaran Oratorium dengan judul ‘Markandya Bumi Sudha’ oleh Institut Seni Indonesia Denpasar.
Sebelum membuka secara resmi PKB, Menteri Anies menyerahkan sertifikat dari UNESCO, tanda autentik bahwa 9 tari Bali secara resmi dinyatakan sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Bukan hanya warisan budaya Indonesia, namun warisan budaya yang telah diakui dunia.
“Sertifikat ini bukan semata-mata diberikan untuk Pemerintah Provinsi Bali, melainkan untuk perjalanan kebudayaan seluruh masyarakat Bali,” ungkapnya. 7 nat, nv, i
Komentar