Badung Waspada 'Serangan Niskala'
KONI Kabupaten Badung yang bertekad mempertahankan status juara umum untuk kedelapan kalinya mewaspadai faktor non teknis pada ajang Porprov Bali 2019 di Tabanan.
MANGUPURA, NusaBali
Sebab faktor tersebut dapat menghambat laju Badung meraih medali emas terbanya. Karena itu, Ketua KONI Badung Made Nariana berulang menegaskan hal tersebut pada monitoring evaluasi (monev) ke semua cabor.
"Saya berharap atlet benar-benar menyiapkan diri secara fisik, teknis dan mental. Selain itu semua cabor harus memperhatikan masalah non-teknis. Faktor non teknis ini menjadi harus kami waspadai," ucap Made Nariana di Badung, Rabu (26/6).
Kewaspadaan itu ditingkatkan, agar berbekal pengalaman saat Porjar Provinsi Bali pada cabor taekwondo. Menurut Nariana, pihaknya tidak ingin hal itu terulang kembali, yakni kasus yang menimpa atlet taekwondo di Porsenijar Bali.
“Saat itu ada 15 atlet 'kerauhan' begitu tiba di GOR Praja Raksaka Kepaon, Denpasar Selatan. Saat itu baru saja usai timbang badan. Dan, besoknya akan bertanding," tutur Nariana.
Bagi Badung, kata Nariana, hal itu dianggap ‘serangan' niskala, yang sering terjadi di lapangan olahraga. Bahkan sejumlah pelatih cabor mengakui hal seperti itu sering terjadi, sehingga tim harus waspada, dengan selalu berdoa kepada Tuhan, di mana pun berada, sekaligus meningkatkan mental atlet.
Jadi selain menyiapkan atlet secara matang untuk mendapatkan prestasi terbaiknya di ajang Porprov, cabor harus waspada fakton non teknis. Sehingga dimanapun nanti bertanding, di sekitar venue atau lokasi venue tersebut agar mohon ijin keselamatan lebih dulu. Minta ijin untuk dapat restu dalam pertandingan nantinya. Sehingga berjalan dengan lancar. *dek
"Saya berharap atlet benar-benar menyiapkan diri secara fisik, teknis dan mental. Selain itu semua cabor harus memperhatikan masalah non-teknis. Faktor non teknis ini menjadi harus kami waspadai," ucap Made Nariana di Badung, Rabu (26/6).
Kewaspadaan itu ditingkatkan, agar berbekal pengalaman saat Porjar Provinsi Bali pada cabor taekwondo. Menurut Nariana, pihaknya tidak ingin hal itu terulang kembali, yakni kasus yang menimpa atlet taekwondo di Porsenijar Bali.
“Saat itu ada 15 atlet 'kerauhan' begitu tiba di GOR Praja Raksaka Kepaon, Denpasar Selatan. Saat itu baru saja usai timbang badan. Dan, besoknya akan bertanding," tutur Nariana.
Bagi Badung, kata Nariana, hal itu dianggap ‘serangan' niskala, yang sering terjadi di lapangan olahraga. Bahkan sejumlah pelatih cabor mengakui hal seperti itu sering terjadi, sehingga tim harus waspada, dengan selalu berdoa kepada Tuhan, di mana pun berada, sekaligus meningkatkan mental atlet.
Jadi selain menyiapkan atlet secara matang untuk mendapatkan prestasi terbaiknya di ajang Porprov, cabor harus waspada fakton non teknis. Sehingga dimanapun nanti bertanding, di sekitar venue atau lokasi venue tersebut agar mohon ijin keselamatan lebih dulu. Minta ijin untuk dapat restu dalam pertandingan nantinya. Sehingga berjalan dengan lancar. *dek
Komentar