Rapat RAPBD 2016 Alot dan Deadlock
Dalam rapat ada sejumlah SKPD tidak mengakomodir aspirasi anggota dewan. Hal itu membuat mereka tersinggung dan rapat ditutup begitu saja.
AMLAPURA, NusaBali
Rapat terbatas secara tertutup membahas Ramcangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Karangasem tahun 2016, berlangsung alot dan berujung deadlock. Bahkan segenap pimpinan DPRD Karangasem mengaku bakal bersuara lebih keras lagi di rapat berrikiutnya dan lebih optimal melakukan kontrol kinerja eksekutif.
Segenap Ketua Fraksi di DPRD yang ikut rapat tertutup juga bersiap adu argumen mempertahankan aspirasinya, sehubungan semakin memanasnya Pilkada Karangasem. Sehingga dalam setiap mengambil keputusan nantinya dari 44 anggota DPRD, terbelah tiga kelompok.
Ketua Fraksi PDIP I Gede Dana, Ketua Fraksi Bhinneka I Ketut Sulandra, Ketua Fraksi Partai NasDem I Gede Putu Sudita menegaskan hal itu, usai rapat tertutup di DPRD Karangasem, Selasa (3/11).
Bocoran rapat tertutup itu, dipimpin Ketua DPRD I Nengah Sumardi, didampingi Wakil Ketua DPRD Ida Bagus Adnyana, I Made Wirta, Ketua Fraksi PDIP I Gede Dana, Ketua Fraksi Partai NasDem I Gede Putu Sudita, Ketua Fraksi Partai Golkar I Wayan Tama dan lain-lain. Juga hadir pimpinan eksekutif, Sekkab I Gede Adnya Muliadi, dan Kepala Bappeda I Ketut Sedana Merta.
Dalam pertemuan itu mulanya membicarakan draf R-APBD 2016. Hanya saja, alokasi DAK (dana alokasi khusus) dan DAU (dana alokasi umum) belum jelas dari pusat. Selanjutnya pembicaraan melebar, pimpinan fraksi mempertanyakan realisasi APBD Perubahan 2015, ada sejumlah SKPD tidak mengakomodir aspirasi anggota dewan. Atas argumen pimpinan fraksi tersebut, kurang mendapat respons eksekutif, maka dewan tersinggung rapat ditutup begitu saja.
Padahal agenda usai pertemuan terbatas, pukul 14.00 Wita, sedianya menggelar rapat membahas R-APBD 2016 melibatkan seluruh pimpinan SKPD. Segenap pimpinan SKPD telah lama menunggu di ruang rapat, tiba-tiba dapat pemberitahuan, rapat batal, tanpa alasan yang jelas. Maka pimpinan SKPD juga turut kecewa, atas pembatalan rapat itu.
Usai rapat I Gede Dana, dengan lantang berujar, di rapat-rapat berikutnya berjanji bersuara lebih kencang. “Kalau untuk menyuarakan kepentingan masyarakat, mesti keras. Agar tidak lagi ada masyarakat miskin, semuanya sejahtera dan semua warga miskin punya rumah,” tegas I Gede Dana.
Pernyataan I Gede Dana didukung Wakil Ketua DPRD I Made Wirta. “Memang harus bersuara keras, kalau untuk perbaikan dan mengoptimalkan kontrol dewan terhadap kinerja eksekutif,” jelas I Made Wirta.
Ketua Fraksi Partai NasDem I Gede Putu Sudita juga berjanji bersuara lebih kencang. “Bersuara kencang sudah pasti, jangan sampai anggaran itu menguntungkan kelompok tertentu. Tunggu saja, kami akan gebrak di pembahasan nanti,” janji Putu Sudita, yang didukung rekannya anggota Fraksi Partai NasDem I Made Juita.
Hal senada juga terucap dari Ketua Fraksi Bhinneka, I Ketut Sulandra. “Memang harus bersuara keras, sekarang saatnya kepentingan rakyat diperjuangkan. Bagi yang sejalan memperjuangkan kepentingan rakyat, ayo bersuara keras,” jelasnya. Berbeda dengan Ketua Fraksi Partai Golkar I Wayan Tama. “Memperjuangkan kepentingan rakyat tidak mesti keras, bicara seperlunya,” ucapnya datar.
Komentar