Asrama SKB Rusak Berat
Bangunan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bangli di Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli rusak parah. Bangunan berusia puluhan tahun ini belum pernah direhab.
BANGLI, NusaBali
Pemkab Bangli berencana merehab bangunan tahun ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) ratusan juta rupiah.
Kepala Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) SKB Bangli, I Made Mudra mengungkapkan tahun ini akan dilakukan rehab beberapa unit bangunan. Rehab meliputi asrama putri yang terdiri dari 4 kamar tidur dan asrama putra yang terdiri 6 kamar tidur serta ruang belajar terdiri dari 3 ruangan. “Bangunan rusak parah, sudah selayaknya mendapat perbaikan. Bangunan ini diresmikan pada tahun 1986,” jelasnya, Selasa (2/7). Kerusakan berat pada rangka atas, plafon, dan lantai. Bangunan penunjang kegiatan lainnya juga rusak.
Anggaran rehabilitasi bersumber dari DAK. Rehab asrama putra dan putri masing-masing dengan anggaran Rp 129 juta dan rehab ruang belajar Rp 90 juta. “Pengerjaan secara swakelola. Dalam waktu dekat pengerjaan bisa dimulai,” ungkapnya. Menurut Made Mudra, asrama dimanfaatkan bagi para peserta diklat/penataran, dalam kondisi darurat juga dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. “Dua tahun lalu puluhan pengungsi Gunung Agung ditampung di sini. Pengungsi ditempatkan di blok asrama putra dan putri. Sesekali dimanfaatkan untuk mahasiswa KKN,” jelasnya. Ditambahkan, ruang belajar saat ini dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan program kesetaraan paket C. Jika rehab sudah dimulai, kegiatan pembelajaran kesetaraan paket C dialihkan ke ruangan lainnya. *esa
Pemkab Bangli berencana merehab bangunan tahun ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) ratusan juta rupiah.
Kepala Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) SKB Bangli, I Made Mudra mengungkapkan tahun ini akan dilakukan rehab beberapa unit bangunan. Rehab meliputi asrama putri yang terdiri dari 4 kamar tidur dan asrama putra yang terdiri 6 kamar tidur serta ruang belajar terdiri dari 3 ruangan. “Bangunan rusak parah, sudah selayaknya mendapat perbaikan. Bangunan ini diresmikan pada tahun 1986,” jelasnya, Selasa (2/7). Kerusakan berat pada rangka atas, plafon, dan lantai. Bangunan penunjang kegiatan lainnya juga rusak.
Anggaran rehabilitasi bersumber dari DAK. Rehab asrama putra dan putri masing-masing dengan anggaran Rp 129 juta dan rehab ruang belajar Rp 90 juta. “Pengerjaan secara swakelola. Dalam waktu dekat pengerjaan bisa dimulai,” ungkapnya. Menurut Made Mudra, asrama dimanfaatkan bagi para peserta diklat/penataran, dalam kondisi darurat juga dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. “Dua tahun lalu puluhan pengungsi Gunung Agung ditampung di sini. Pengungsi ditempatkan di blok asrama putra dan putri. Sesekali dimanfaatkan untuk mahasiswa KKN,” jelasnya. Ditambahkan, ruang belajar saat ini dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan program kesetaraan paket C. Jika rehab sudah dimulai, kegiatan pembelajaran kesetaraan paket C dialihkan ke ruangan lainnya. *esa
1
Komentar