Polisi Dalami Sumber Dana Kelompok Teroris JI
Mampu Menggaji Anggotanya Rp 10 Juta
JAKARTA, NusaBali
Kepolisian tengah mendalami sumber pendanaan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan terduga teroris berinisial PW yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat akhir pekan lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan kelompok tersebut diketahui memiliki beberapa usaha yang dibangun untuk dijadikan sebagai sumber pendanaan.
"Ini sedang dikembangkan, tahapan pembangunan kekuatan ini tentunya harus didukung oleh kemampuan ekonomi. Mereka sedang mengembangkan basic ekonomi dengan beberapa usaha yang mereka bangun, yaitu usaha kebun," kata Dedi, Selasa (2/7).
Dedi mengungkapkan salah satu usaha yang dimiliki kelompok tersebut adalah kebun sawit di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Dari usaha tersebut kelompok PW mampu memberi gaji anggotanya sebesar Rp10 juta hingga Rp15 juta.
"Pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI ini juga digaji, besarannya Rp10-15 juta," ujarnya seperti dilansir cnnindonesia.
Dedi menyebut sumber pendanaan itu tak hanya untuk menggaji anggota JI saja, tetapi juga untuk mendanai anggota JI yang diberangkatkan ke Suriah ikut pelatihan militer.
Sekadar diketahui Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap lima orang terduga teroris jaringan JI. Kelimanya adalah PW, MY, BS, A, dan BT.
PW diketahui merupakan pimpinan dari JI. Ia juga diketahui terlibat aktif dalam aksi terorisme di Indonesia. Antara lain Bom Bali, rangkaian bom Natal, bom di depan Kedutaan Besar Australia, serta terlibat dalam peristiwa Poso pada tahun 2005-2007.
PW diketahui juga membantu kelompok Poso dengan dukungan logistik dan operasional. PW, merupakan lulusan sarjana Teknik Sipil pada sebuah universitas ternama di Jawa. Dari sisi intelektual, bisa dikatakan dia memiliki kompetensi mumpuni, termasuk ahli dalam merakit bom, kemampuan intelijen, hingga militer.
Menurut Dedi, berbagai pengalaman yang dimiliki PW membuatnya dibaiat menjadi amir baru Jemaah Islamiyah. Terlebih lagi kemampuan intelijennya digunakan sebagai pemberi masukan kegiatan kelompoknya di Poso sekaligus memetakan suplai senjata ke Mujahidin Indonesia Timur.
Kemudian, Para Wijayanto juga diduga mengetahui adanya penyimpanan 1 ton bahan peledak di Sukoharjo yang dimiliki kelompok teroris pimpinan Badri Solo. Kasus tersebut berhasil diungkap Densus 88 pada 2012 silam. *
Kepolisian tengah mendalami sumber pendanaan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan terduga teroris berinisial PW yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat akhir pekan lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan kelompok tersebut diketahui memiliki beberapa usaha yang dibangun untuk dijadikan sebagai sumber pendanaan.
"Ini sedang dikembangkan, tahapan pembangunan kekuatan ini tentunya harus didukung oleh kemampuan ekonomi. Mereka sedang mengembangkan basic ekonomi dengan beberapa usaha yang mereka bangun, yaitu usaha kebun," kata Dedi, Selasa (2/7).
Dedi mengungkapkan salah satu usaha yang dimiliki kelompok tersebut adalah kebun sawit di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Dari usaha tersebut kelompok PW mampu memberi gaji anggotanya sebesar Rp10 juta hingga Rp15 juta.
"Pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI ini juga digaji, besarannya Rp10-15 juta," ujarnya seperti dilansir cnnindonesia.
Dedi menyebut sumber pendanaan itu tak hanya untuk menggaji anggota JI saja, tetapi juga untuk mendanai anggota JI yang diberangkatkan ke Suriah ikut pelatihan militer.
Sekadar diketahui Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap lima orang terduga teroris jaringan JI. Kelimanya adalah PW, MY, BS, A, dan BT.
PW diketahui merupakan pimpinan dari JI. Ia juga diketahui terlibat aktif dalam aksi terorisme di Indonesia. Antara lain Bom Bali, rangkaian bom Natal, bom di depan Kedutaan Besar Australia, serta terlibat dalam peristiwa Poso pada tahun 2005-2007.
PW diketahui juga membantu kelompok Poso dengan dukungan logistik dan operasional. PW, merupakan lulusan sarjana Teknik Sipil pada sebuah universitas ternama di Jawa. Dari sisi intelektual, bisa dikatakan dia memiliki kompetensi mumpuni, termasuk ahli dalam merakit bom, kemampuan intelijen, hingga militer.
Menurut Dedi, berbagai pengalaman yang dimiliki PW membuatnya dibaiat menjadi amir baru Jemaah Islamiyah. Terlebih lagi kemampuan intelijennya digunakan sebagai pemberi masukan kegiatan kelompoknya di Poso sekaligus memetakan suplai senjata ke Mujahidin Indonesia Timur.
Kemudian, Para Wijayanto juga diduga mengetahui adanya penyimpanan 1 ton bahan peledak di Sukoharjo yang dimiliki kelompok teroris pimpinan Badri Solo. Kasus tersebut berhasil diungkap Densus 88 pada 2012 silam. *
Komentar