Pengelolaan Danau Buyan - Tamblingan Masih Digodok
Prioritas Nasional II
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng tengah menggodok rencana pengelolaan Danau Buyan dan Danau Tamblingan, menyusul kedua danau itu telah ditetapkan sebagai Danau Prioritas Nasional II. Targetnya, rencana pengelolaan itu sudah diterima oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI di tahun 2019, sehingga di tahun berikutnya, tahun 2020, penataan kawasan kedua danau itu sudah terlaksana.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi belum lama ini menjelaskan, dengan masuknya kawasan Danau Buyan dan Danau Tamblingan menjadi kawasan Danau Prioritas Nasional II, pada tahun 2019 ini, pihak Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, P3I Bali Nusra, DLH Provinsi Bali, serta Pemkab Buleleng akan menyusun Rencana Pengelolaan (RP) kawasan Danau Buyan dan Danau Tamblingan secara menyeluruh. “Sehingga semua program kegiatan seluruh instansi atau stakeholder terkait bisa bersinergi yang dituangkan dalam dokumen RP (rencana pengelolaan, Red) itu. Kalau sudah RP selesai, inilah pedoman pengelolaannya termasuk program 13 kementerian yang masuk ke Danau Buyan dan Danau Tamblingan,” jelasnya.
Ariadi Pribadi menambahkan, penyusunan RP dimaksud sudah dimulai sejak April 2019 lalu. Langkah awal adalah menyusun Tim Kelompok Kerja (Pokja) yang diketuai oleh Sekda Buleleng dan dikoordinir oleh Bappeda Litbang Buleleng. Sehingga RP ini bisa masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Buleleng. “Target kami, RP itu telah tersusun Agustus 2019. Sehingga bisa dilanjutkan pemaparan di Kementerian LHP. Nanti, dari Kementerian LHP akan memprogramkan penataan kawasan Danau dan Tamblingan di tahun 2020, melalui APBN,” terang mantan Camat Gerokgak ini.
Masih kata Ariadi Pribadi, selain penyusunan RP Danau Buyan dan Danau Tamblingan, penanganan atas kondisi Danau Buyan yang sekarang juga sudah lakukan sejak tahun 2015 lalu. Penanganan itu baru sebatas pembersihan gulma yang menutup permukaan danau. Dalam penanganan ini, pihaknya menempatkan 19 orang yang tiap harinya bertugas memungut gulma di atas permukaan danau. “Sejak tahun 2015 lalu kami sudah mencoba menanganinya, dan BWS juga terlibat dengan menempatkan alat berat menggeruk sedimen. Sekarang sudah mulai ada hasilnya,” ungkap Ariadi.
Permukaan Danau Buyan kini memang terlihat lebih bersih. Gulma seperti kafu-kafu dan enceng gondok yang selama ini menutup permukaan danau, mulai bersih. *k19
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi belum lama ini menjelaskan, dengan masuknya kawasan Danau Buyan dan Danau Tamblingan menjadi kawasan Danau Prioritas Nasional II, pada tahun 2019 ini, pihak Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, P3I Bali Nusra, DLH Provinsi Bali, serta Pemkab Buleleng akan menyusun Rencana Pengelolaan (RP) kawasan Danau Buyan dan Danau Tamblingan secara menyeluruh. “Sehingga semua program kegiatan seluruh instansi atau stakeholder terkait bisa bersinergi yang dituangkan dalam dokumen RP (rencana pengelolaan, Red) itu. Kalau sudah RP selesai, inilah pedoman pengelolaannya termasuk program 13 kementerian yang masuk ke Danau Buyan dan Danau Tamblingan,” jelasnya.
Ariadi Pribadi menambahkan, penyusunan RP dimaksud sudah dimulai sejak April 2019 lalu. Langkah awal adalah menyusun Tim Kelompok Kerja (Pokja) yang diketuai oleh Sekda Buleleng dan dikoordinir oleh Bappeda Litbang Buleleng. Sehingga RP ini bisa masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Buleleng. “Target kami, RP itu telah tersusun Agustus 2019. Sehingga bisa dilanjutkan pemaparan di Kementerian LHP. Nanti, dari Kementerian LHP akan memprogramkan penataan kawasan Danau dan Tamblingan di tahun 2020, melalui APBN,” terang mantan Camat Gerokgak ini.
Masih kata Ariadi Pribadi, selain penyusunan RP Danau Buyan dan Danau Tamblingan, penanganan atas kondisi Danau Buyan yang sekarang juga sudah lakukan sejak tahun 2015 lalu. Penanganan itu baru sebatas pembersihan gulma yang menutup permukaan danau. Dalam penanganan ini, pihaknya menempatkan 19 orang yang tiap harinya bertugas memungut gulma di atas permukaan danau. “Sejak tahun 2015 lalu kami sudah mencoba menanganinya, dan BWS juga terlibat dengan menempatkan alat berat menggeruk sedimen. Sekarang sudah mulai ada hasilnya,” ungkap Ariadi.
Permukaan Danau Buyan kini memang terlihat lebih bersih. Gulma seperti kafu-kafu dan enceng gondok yang selama ini menutup permukaan danau, mulai bersih. *k19
Komentar