Pelatih Minta Fajar/Rian Waspada Ganda Baru China
China membongkar juara dunia 2017, Zhang Nan/Liu Cheng menjelang Indonesia Open 2019.
JAKARTA, Nusa Bali
Karena itu, pelatih ganda putra Pelatnas PBSI Herry Iman Pierngadi meminta ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhamamd Rian Ardianto harus waspada dan pasang kuda-kuda. Pasalnya mereka akan bentrok di babak pertama.
Turnamen bulutangkis Indonesia Open akan berlangsung di Istora, Senayan, 16-21 Juli 2019. Turnamen itu menjadi tantangan berat bagi tiap peserta. Selain masa persiapan yang panjang, masing-masing negara sudah menyiapkan strategi untuk memuluskan gelar juara, juga demi poin besar menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
China justru menyambut Indonesia Open dengan merombak pasangan untuk mengecoh tuan rumah. Liu Cheng/Zhang Nan, yang sudah lama berpasangan, kini dipecah menjelang turnamen BWF World Tour Super 1000 itu. Liu Cheng akan berduet dengan Huang Kai Xiang, sedangkan Zhang Nan dipasangkan dengan Ou Xuan Yi.
Herry Iman pun merespons positif perubahan dari kubu China itu. Menurutnya, alasan China memecah untuk membantu tim inti mereka menghadapi lawan.
"Saya berpikir tiap pasangan baik, bagus, jadi harus waspada. Namun, itu pasangan baru, saya nggak punya database cara mereka bermain. Menurut saya mereka sengaja dipisah untuk memecah kekuatan kita. Jadi, saya harus tetap siap dan waspada," kata Herry, kepada detikSport.
Di babak pertama, Fajar/Rian langsung bertemu pasangan baru tersebut, Kai Xiang/Liu Cheng. Sementara, Zhang Nan/ Xuan Yi berpotensi bertemu Berry Angriawan/Hardianto di babak kedua. Itu jika mereka sama-sama mulus ke babak 16 besar.
"Menurut saya, pola bermain China tak akan jauh berbeda, yakni pola bola-bola panjang dan keras. Antisipasinya, ya sektor depannya harus pegang duluan. Kedua harus menyerang karena karakter bola di Indonesia Open beda dengan All England atau di Jepang. Jadi harus main cepat," kata Herry IP.
Selain itu, kata Herry IP, masalah angin. Indonesia memiliki keuntungan itu karena tuan rumah. Kalau tanding di negara lain belum tentu ada angin. Ada yang mirip seperti di Malaysia, Siangpura, itu ada angin.
Cuma karakter lapangan beda-beda jadi tetap harus lebih dulu mengetahui situasi lapangan bagaimana karena itu pengaruh juga ke cara main dan strategi.
"Makanya, di Indonesia Open agak sulit tampil defense, harus menyerang karena ada angin, bola kencang, situasi gedung kecil, suporter terlalu berisik kan pengaruh. Walau pemain senior sekalipun pasti ada rasa panik," ujar Herry Iman Perngadi. *
Turnamen bulutangkis Indonesia Open akan berlangsung di Istora, Senayan, 16-21 Juli 2019. Turnamen itu menjadi tantangan berat bagi tiap peserta. Selain masa persiapan yang panjang, masing-masing negara sudah menyiapkan strategi untuk memuluskan gelar juara, juga demi poin besar menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
China justru menyambut Indonesia Open dengan merombak pasangan untuk mengecoh tuan rumah. Liu Cheng/Zhang Nan, yang sudah lama berpasangan, kini dipecah menjelang turnamen BWF World Tour Super 1000 itu. Liu Cheng akan berduet dengan Huang Kai Xiang, sedangkan Zhang Nan dipasangkan dengan Ou Xuan Yi.
Herry Iman pun merespons positif perubahan dari kubu China itu. Menurutnya, alasan China memecah untuk membantu tim inti mereka menghadapi lawan.
"Saya berpikir tiap pasangan baik, bagus, jadi harus waspada. Namun, itu pasangan baru, saya nggak punya database cara mereka bermain. Menurut saya mereka sengaja dipisah untuk memecah kekuatan kita. Jadi, saya harus tetap siap dan waspada," kata Herry, kepada detikSport.
Di babak pertama, Fajar/Rian langsung bertemu pasangan baru tersebut, Kai Xiang/Liu Cheng. Sementara, Zhang Nan/ Xuan Yi berpotensi bertemu Berry Angriawan/Hardianto di babak kedua. Itu jika mereka sama-sama mulus ke babak 16 besar.
"Menurut saya, pola bermain China tak akan jauh berbeda, yakni pola bola-bola panjang dan keras. Antisipasinya, ya sektor depannya harus pegang duluan. Kedua harus menyerang karena karakter bola di Indonesia Open beda dengan All England atau di Jepang. Jadi harus main cepat," kata Herry IP.
Selain itu, kata Herry IP, masalah angin. Indonesia memiliki keuntungan itu karena tuan rumah. Kalau tanding di negara lain belum tentu ada angin. Ada yang mirip seperti di Malaysia, Siangpura, itu ada angin.
Cuma karakter lapangan beda-beda jadi tetap harus lebih dulu mengetahui situasi lapangan bagaimana karena itu pengaruh juga ke cara main dan strategi.
"Makanya, di Indonesia Open agak sulit tampil defense, harus menyerang karena ada angin, bola kencang, situasi gedung kecil, suporter terlalu berisik kan pengaruh. Walau pemain senior sekalipun pasti ada rasa panik," ujar Herry Iman Perngadi. *
Komentar