Jadi Pengurus Termuda, Siap Bersuara untuk Perempuan
Ni Putu Cintya Indraningsih, Bendahara DPD PDIP Bali Hasil Konferda
DENPASAR,NusaBali
Dari 23 orang pengurus DPD PDIP Bali 2019-2024 yang baru terpilih hasil Konferenasi Daerah (Konferda), Sabtu (6/7) lalu, 7 orang di antaranya Srikandi. Salah satunya, Ni Putu Cintya Indraningsih, 29, yang menduduki jabatan strategis sebagai Bendahara DPD PDIP Bali. Sandang predikat ‘termuda’ di kabinet pimpinan Wayan Koster, Putu Cintya Indraningsih siap bersuara untk kaum perempuan.
Putu Cintya Indraningsih adalah Srikandi PDIP asal Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang dikenal sebagai pengusaha vila. Dalam kepengurusan periode sebelumnya, Putu Cintya menjabat sebagai Wakil Bendahara DPD PDIP Bali 2015-2019.
Dalam kepengurusan DPD PDIP Bali 2019-2024, Putu Cintya naik ke kursi Bendahara menggantikan Putu Mangku Mertayasa, yang dialihkan menjadi Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPD PDIP Bali. Putu Cintya pun menjadi yang ‘termuda’ di antara 23 pengurus DPD PDIP Bali. Usianya baru genap menginjak 29 tahun pada 7 Agustus 2019 mendatang.
Meski menjadi yang ‘termuda’, sama seperti ketika dipercaya sebagai Wakil Bendahara DPD PDIP Bali 2015-2019 lalu, Putu Cintya mengaku tidak ada rasa minder. Srikandi PDIP kelahiran Denpasar, 7 Agustus 1990 ini siap mengemban tanggung jawab, mendampingi Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster (yang kini Gubernur Bali) dan Sekretaris DPD PDIP Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara (yang kini Wakil Walikota Denpasar).
Kepada NusaBali, Putu Cintya mengatakan dirinya bersedia mengemban tugas di DPD PDIP Bali, sebagai pentuk tanggung jawab terhadap partai. Bagi Putu Cintya, PDIP seolah sudah menjadi napas keluarganya. Sang ayah, I Made Sujana, juga kader PDIP. Lagipula, Putu Cintya sebelumnya sudah sempat menjadi Wakil Bendahara DPD PDIP Bali 2015-2019.
"Jadi, saya sebenarnya melanjutkan tugas. Terima kasih atas kepercayaan partai kepada saya. Dan, saya siap laksanakan tugas ini dengan penuh tanggung jawab," jelas Putu Cintya saat dihubungi NusaBali per telepon di Jakarta, Minggu (7/7) malam.
Putu Cintya sendiri bukan orang baru di partai. Selama ini, dia kerap mengikuti kegiatan ayahnya, Made Sujana, Ketua Kadin Badung yang merupakan kader PDIP. Bahkan, Putu Cintya sempat maju tarung sebagai caleg PDIP untuk kursi DPRD Badung dalam Pileg 2009, ketika usianya baru menginjak 19 tahun. Sayang, kala itu dia gagal lolos ke kursi legislatif.
Sedangkan dalam Pileg 2014 dan Pileg 2019, Putu Cintya tidak ikut tarung sebagai caleg. Namun, bukan berarti dia berhenti berpartai. "Saya berpartai mengikuti jejak ayah. Saya ikut mengabdi dan berjuang di partai. Sesuai dengan napas dan ideologi PDIP sebagai partai nasionalis yang memperjuangkan wong cilik, begitu juga napas perjuangan saya untuk memperjuangkan wong cilik," ujar putri dari pasangan Made Sujana dan Ni Nyoman Sudiasa ini.
Putu Cintya menegaskan dirinya tidak ada target politik di Pileg atau Pilkada di balik kesediannya emban tanggung jawab sebagai Bendahara DPD PDIP Bali. Semangatnya murni mengabdi untuk partai. "Sejauh ini belum ada target saya maju ke Pilkada. Saya juga tidak nyaleg di Pileg 2019. Bagi saya, mengabdi di partai adalah perjuangan. Bagi saya, yang muda yang berkarya," tandas lulusan Glion Institute of Higher Education Switzerland (Swiss) tahun 2011 ini.
Putu Cintya pun menyatakan terima kasih atas keputusan partai yang mempercayakan posisi Bendahara DPD PDIP Bali kepada dirinya. Menurut Putu Cintya, ini satu kehormatan. Baginya, amanat ini tentu harus dipertanggungjawabkan. “Untuk itu, saya akan siapkan diri berjuang dan berkontribusi dan memberikan bukti bahwa wanita Bali juga mampu pekerja keras. Saya akan dedikasikan diri untuk partai, memperkuat kinerja, dan mendukung sepenuhnya Ketua DPD PDIP Bali memajukan partai di Bali," katanya.
Untuk sementara, Srikandi Politik yang berpengalaman menjabat Bendahara BPC PHRI Badung dan Bendahara Badan Promosi Wisata Kabupaten Badung ini lebih banyak mendengar, berkerja sama, dan koordinasi dengan para senior. "Saya harus banyak belajar dengan para senior dan minta arahan Ketua DPD PDIP Bali Pak Wayan Koster,” tandas alumnus SMAN 4 Denpasar ini. Selaku srikandi yang pegang jabatan strategis di DPD PDIP Bali, Putu Cintya mengaku siap bersuara untuk kaum perempuan.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster mengatakan penunjukan Putu Cintya sebagai Bendahara DPD PDIP Bali 2019-2024 ini sebagai bagian upaya pemerataan kewilayahan. Kawasan Bali Utara yakni Buleleng sudah pegang jabatan Ketua DPD PDIP Bali melalui Koster, sementara Denpasar dapat job Sekretaris DPD PDIP Bali melalui IGN Jaya Negara. Nah, jabatan Bendahara DPD PDIP Bali pun dialihkan ke Badung melalui Putu Cintya.
Menurut Koster, tidak elok jika Putu Mangku Mertayasa yang juga asal Buleleng, kembali menduduki jabatan Bendahara DPD PDIP Bali. "Karena saya Ketua DPD sudah dari Buleleng, maka Bendahara DPD PDIP dipilih dari Badung dan Sekretaris DPD PDIP dari Denpasar,” jelas politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Gubernur Bali 2018-2023 ini.
Dengan naiknya Putu Cintya ke kursi Bendahara DPD PDIP Bali 2019-2024, maka ada 7 Srikandi di kepengurusan baru hasil Konferda 2019. Enam (6) Srikandi lainnya yang juga masuk jajaran pengurus DPD PDIP Bali, masing-masing Ni Made Sari Galung, Ni Made Rahayuni, Ni Made Sumiati, Ni Luh Yuniati, IGA Diah Werdhi Srikandi Wedastra, dan Ni Luh Putu Rumiyawati.
Ni Made Sari Galung yang merupakan caleg terpilih DPRD Bali Dapil Denpasar hasil Pileg 2019, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Nelayan DPD PDIP Bali. Sedangkan Ni Made Rahayuni, Srikandi Politik asal Tabanan yang merupakan caleg terpilih DPRD Tabanan hasil Pileg 2019, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Perlindungan Anak DPD PDIP Bali.
Sementara Ni Made Sumiati, mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Karangasem dua kali periode, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Buruh DPD PDIP Bali. Ni Luh Yuniati, caleg terpilih DPRD Bali Dapil Gianyar hasil Pileg 2019, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Ekonomi DPD PDIP Bali. Sedangkan IGA Werdhi Diah Srikandi, anggota DPRD Bali Dapil Jembrana, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang PMK DPD PDIP Bali. Sebaliknya, Ni Luh Putu Rumiyawati yang kini anggota DPRD Bali Dapil Denpasar, dipercaya menjabat Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif DPD PDIP Bali. *nat
Putu Cintya Indraningsih adalah Srikandi PDIP asal Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang dikenal sebagai pengusaha vila. Dalam kepengurusan periode sebelumnya, Putu Cintya menjabat sebagai Wakil Bendahara DPD PDIP Bali 2015-2019.
Dalam kepengurusan DPD PDIP Bali 2019-2024, Putu Cintya naik ke kursi Bendahara menggantikan Putu Mangku Mertayasa, yang dialihkan menjadi Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPD PDIP Bali. Putu Cintya pun menjadi yang ‘termuda’ di antara 23 pengurus DPD PDIP Bali. Usianya baru genap menginjak 29 tahun pada 7 Agustus 2019 mendatang.
Meski menjadi yang ‘termuda’, sama seperti ketika dipercaya sebagai Wakil Bendahara DPD PDIP Bali 2015-2019 lalu, Putu Cintya mengaku tidak ada rasa minder. Srikandi PDIP kelahiran Denpasar, 7 Agustus 1990 ini siap mengemban tanggung jawab, mendampingi Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster (yang kini Gubernur Bali) dan Sekretaris DPD PDIP Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara (yang kini Wakil Walikota Denpasar).
Kepada NusaBali, Putu Cintya mengatakan dirinya bersedia mengemban tugas di DPD PDIP Bali, sebagai pentuk tanggung jawab terhadap partai. Bagi Putu Cintya, PDIP seolah sudah menjadi napas keluarganya. Sang ayah, I Made Sujana, juga kader PDIP. Lagipula, Putu Cintya sebelumnya sudah sempat menjadi Wakil Bendahara DPD PDIP Bali 2015-2019.
"Jadi, saya sebenarnya melanjutkan tugas. Terima kasih atas kepercayaan partai kepada saya. Dan, saya siap laksanakan tugas ini dengan penuh tanggung jawab," jelas Putu Cintya saat dihubungi NusaBali per telepon di Jakarta, Minggu (7/7) malam.
Putu Cintya sendiri bukan orang baru di partai. Selama ini, dia kerap mengikuti kegiatan ayahnya, Made Sujana, Ketua Kadin Badung yang merupakan kader PDIP. Bahkan, Putu Cintya sempat maju tarung sebagai caleg PDIP untuk kursi DPRD Badung dalam Pileg 2009, ketika usianya baru menginjak 19 tahun. Sayang, kala itu dia gagal lolos ke kursi legislatif.
Sedangkan dalam Pileg 2014 dan Pileg 2019, Putu Cintya tidak ikut tarung sebagai caleg. Namun, bukan berarti dia berhenti berpartai. "Saya berpartai mengikuti jejak ayah. Saya ikut mengabdi dan berjuang di partai. Sesuai dengan napas dan ideologi PDIP sebagai partai nasionalis yang memperjuangkan wong cilik, begitu juga napas perjuangan saya untuk memperjuangkan wong cilik," ujar putri dari pasangan Made Sujana dan Ni Nyoman Sudiasa ini.
Putu Cintya menegaskan dirinya tidak ada target politik di Pileg atau Pilkada di balik kesediannya emban tanggung jawab sebagai Bendahara DPD PDIP Bali. Semangatnya murni mengabdi untuk partai. "Sejauh ini belum ada target saya maju ke Pilkada. Saya juga tidak nyaleg di Pileg 2019. Bagi saya, mengabdi di partai adalah perjuangan. Bagi saya, yang muda yang berkarya," tandas lulusan Glion Institute of Higher Education Switzerland (Swiss) tahun 2011 ini.
Putu Cintya pun menyatakan terima kasih atas keputusan partai yang mempercayakan posisi Bendahara DPD PDIP Bali kepada dirinya. Menurut Putu Cintya, ini satu kehormatan. Baginya, amanat ini tentu harus dipertanggungjawabkan. “Untuk itu, saya akan siapkan diri berjuang dan berkontribusi dan memberikan bukti bahwa wanita Bali juga mampu pekerja keras. Saya akan dedikasikan diri untuk partai, memperkuat kinerja, dan mendukung sepenuhnya Ketua DPD PDIP Bali memajukan partai di Bali," katanya.
Untuk sementara, Srikandi Politik yang berpengalaman menjabat Bendahara BPC PHRI Badung dan Bendahara Badan Promosi Wisata Kabupaten Badung ini lebih banyak mendengar, berkerja sama, dan koordinasi dengan para senior. "Saya harus banyak belajar dengan para senior dan minta arahan Ketua DPD PDIP Bali Pak Wayan Koster,” tandas alumnus SMAN 4 Denpasar ini. Selaku srikandi yang pegang jabatan strategis di DPD PDIP Bali, Putu Cintya mengaku siap bersuara untuk kaum perempuan.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster mengatakan penunjukan Putu Cintya sebagai Bendahara DPD PDIP Bali 2019-2024 ini sebagai bagian upaya pemerataan kewilayahan. Kawasan Bali Utara yakni Buleleng sudah pegang jabatan Ketua DPD PDIP Bali melalui Koster, sementara Denpasar dapat job Sekretaris DPD PDIP Bali melalui IGN Jaya Negara. Nah, jabatan Bendahara DPD PDIP Bali pun dialihkan ke Badung melalui Putu Cintya.
Menurut Koster, tidak elok jika Putu Mangku Mertayasa yang juga asal Buleleng, kembali menduduki jabatan Bendahara DPD PDIP Bali. "Karena saya Ketua DPD sudah dari Buleleng, maka Bendahara DPD PDIP dipilih dari Badung dan Sekretaris DPD PDIP dari Denpasar,” jelas politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Gubernur Bali 2018-2023 ini.
Dengan naiknya Putu Cintya ke kursi Bendahara DPD PDIP Bali 2019-2024, maka ada 7 Srikandi di kepengurusan baru hasil Konferda 2019. Enam (6) Srikandi lainnya yang juga masuk jajaran pengurus DPD PDIP Bali, masing-masing Ni Made Sari Galung, Ni Made Rahayuni, Ni Made Sumiati, Ni Luh Yuniati, IGA Diah Werdhi Srikandi Wedastra, dan Ni Luh Putu Rumiyawati.
Ni Made Sari Galung yang merupakan caleg terpilih DPRD Bali Dapil Denpasar hasil Pileg 2019, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Nelayan DPD PDIP Bali. Sedangkan Ni Made Rahayuni, Srikandi Politik asal Tabanan yang merupakan caleg terpilih DPRD Tabanan hasil Pileg 2019, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Perlindungan Anak DPD PDIP Bali.
Sementara Ni Made Sumiati, mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Karangasem dua kali periode, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Buruh DPD PDIP Bali. Ni Luh Yuniati, caleg terpilih DPRD Bali Dapil Gianyar hasil Pileg 2019, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Ekonomi DPD PDIP Bali. Sedangkan IGA Werdhi Diah Srikandi, anggota DPRD Bali Dapil Jembrana, dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang PMK DPD PDIP Bali. Sebaliknya, Ni Luh Putu Rumiyawati yang kini anggota DPRD Bali Dapil Denpasar, dipercaya menjabat Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif DPD PDIP Bali. *nat
Komentar