Diduga Depresi, Jemaat Ngamuk hingga Merusak Altar Gereja Santo Yoseph
Diduga depresi, seorang jemaat yang diketahui bernama Abdi, 50, tiba-tiba menangis, lalu ngamuk dan melakukan peruskan di Gereja Santo Yoseph kawasan Jalan Kepundung Nomor 2 Denpasar, Selasa (9/7) pagi sekitar pukul 09.30 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Aksi perusakan beberapa fasilitas dan aksesoris gereja tersebut dilakukan Abdi usai yang bersangkutan berdoa bersama istrinya, Camelia, di Gereja Santo Yoseph.
Sebelum ngamuk, Abdi yang tinggal di Jalan Gajah Mada Nomor 137 Denpasar, awalnya datang ke Gereja Santo Yoseph bersama istrinya, Camelia, Selasa pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Keduanya kemudian langsung masuk ke dalam gereja untuk berdoa. Saat itu, di dalam gereja kebetulan sedang sepi.
Menurut kesaksian petugas di Gereja Santo Yoseph, Kristo Nahat, 26, pasangan Abdi dan Camelia mengambil posisi berdoa paling depan, dekat altar (meja mimbar). Setelah berdoa, Abdi tiba-tiba menangis sambil mengamuk. Jemaat berusia 50 tahun ini memukul dua meja altar, membanting tiga patung malaikat, tempat lilin di altar, meja tempat air suci, tempat kitab suci, sebuah salib kecil, dan lonceng kuningan. Selain, Abdi juga merusak beberapa aksesori di Gereja Santo Yoseph, 2 buah kursi, 4 vas bunga, tempat alas pot bunga, 4 mik, dan 3 jendela kaca dekat altar hingga hancur.
Istri pelaku, Camelia, sempat berusaha menenangkan suaminya yang ngamuk tersebut dengan cara memeluknya. Namun, sang istri justru dibanting. Melihat ada jemaat ngamuk seperti itu, petugas gereja yang sedang bersih-bersih, Kristo Nahat, pun lari keluar untuk meminta pertolongan.
Saat itu, kebetulan ada mobil Patroli Polda Bali sedang melintas di sekitar gereja. Akhirnya, sejumlah polisi berhasil mengamankan jemaat yang namuk ini. Selanjutnya, pelaku Abdi dibawa ke Polsek Denpasar Timur.
Kristo Nahat menyebutkan, selama ini pelaku Abdi memang sering datang berdoa di Gereja Santo Yoseph. Namun, dia tidak menyangka jemaat tersebut sampai ngamuk-ngamuk. “Saat pertama dia (Abdi) menangis dalam posisi berdoa, saya kira itu karena yang bersangkutan sangat menghayati doanya. Tapi, setelah membanting benda dan lakukan perusakan, saya terkejut. Apalagi, dia menenteng sebuah alas kaki salib dan kemudian membantingkanya ke meja altar,” beber Kristo Nahat.
Pasca kejadian, jajaran Polsek Denpasar Timur terjun ke Gereja Santo Yoseph yang berlokasi di ujung selatan Jalan Kepundung Denpasar, tak jauh dari Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, untuk melakukan olah TKP. Kapolsek Denpasar Timur, Kompol I Nyoman Karang Adiputra, juga ikut terjun ke lokasi.
Sedangkan pelaku Abdi, hingga Selasa siang masih diamankan di Mapolsek Denpasar Timur untuk dimintai keterangannya. Namun, belum ada penetapan tersangka. Polisi masih melakukan penyelidikan. Apa motif pelaku ngamuk dan lakukan perusakan di gereja, juga belum diketahui.
“Kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kapolsek Kompol I Nyoman Karang Adiputra. "Dugaan sementara, pelaku ini depresi. Tapi, kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kami masih menunggu pihak gereja, karena belum ada laporan," imbuhnya.
Sementara itu, adik ipar pelaku, Andreas, mengatakan sepengetahuan dirinya, Abdi tidak ada masalah pelik. Sehari sebelum kejadian, Andreas mengaku sempat bertemu Abdi dan kondisinya baik-baik saja saat itu. Kesehariannya, jemaat yang ngamuk di gereja ini memiliki usaha suvenir di kaswasan wisata Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Menurut Andreas, usaha suvenirnya itu juga berjalan normal.
“Sebelum ke gereja tadi (kemarin pagi), dia sempat mengantar anaknya ke sekolah di kawasan Renon, Denpasar Selatan. Saat itu, dia mengeluh merasa tidak nyaman kepada istrinya. Kemudian, dia mengajak istrinya untuk berdoa di gereja. Tiba-tiba, saya ditelepon oleh istrinya untuk datang. Saat saya tiba di sini, dia sudah diamankan polisi,” cerita Andreas yang merupakan adik kandung dari Camelia saat ditemui NusaBali di Gereja Santo Yoseph, Selasa kemarin.
Sementara, Pastor Paroki St Yoseph Denpasar, Romo Yohanes Nyoman Madia SVD, kemarin langsung bertemu dengan Uskup Denpasar, Mgr Silvester San, terkait aksi perusakan oleh jemaat di gerejanya itu. Kepada Uskup Denpasar, Romo Yohanes Nyoman Madia menyampaikan kronologis peristiwa perusakan di Gereja Santo Yoseph.
“Romo Pastor Paroki St Yoseph sudah melaporkan kepada Uskup Denpasar masalah ini. Uskup Denpasar meminta untuk menyelesaikannya secara baik-baik,” ungkap Ketua Komsos Keuskupan Denpasar, Hironimus Adil, saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa sore. *pol
Sebelum ngamuk, Abdi yang tinggal di Jalan Gajah Mada Nomor 137 Denpasar, awalnya datang ke Gereja Santo Yoseph bersama istrinya, Camelia, Selasa pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Keduanya kemudian langsung masuk ke dalam gereja untuk berdoa. Saat itu, di dalam gereja kebetulan sedang sepi.
Menurut kesaksian petugas di Gereja Santo Yoseph, Kristo Nahat, 26, pasangan Abdi dan Camelia mengambil posisi berdoa paling depan, dekat altar (meja mimbar). Setelah berdoa, Abdi tiba-tiba menangis sambil mengamuk. Jemaat berusia 50 tahun ini memukul dua meja altar, membanting tiga patung malaikat, tempat lilin di altar, meja tempat air suci, tempat kitab suci, sebuah salib kecil, dan lonceng kuningan. Selain, Abdi juga merusak beberapa aksesori di Gereja Santo Yoseph, 2 buah kursi, 4 vas bunga, tempat alas pot bunga, 4 mik, dan 3 jendela kaca dekat altar hingga hancur.
Istri pelaku, Camelia, sempat berusaha menenangkan suaminya yang ngamuk tersebut dengan cara memeluknya. Namun, sang istri justru dibanting. Melihat ada jemaat ngamuk seperti itu, petugas gereja yang sedang bersih-bersih, Kristo Nahat, pun lari keluar untuk meminta pertolongan.
Saat itu, kebetulan ada mobil Patroli Polda Bali sedang melintas di sekitar gereja. Akhirnya, sejumlah polisi berhasil mengamankan jemaat yang namuk ini. Selanjutnya, pelaku Abdi dibawa ke Polsek Denpasar Timur.
Kristo Nahat menyebutkan, selama ini pelaku Abdi memang sering datang berdoa di Gereja Santo Yoseph. Namun, dia tidak menyangka jemaat tersebut sampai ngamuk-ngamuk. “Saat pertama dia (Abdi) menangis dalam posisi berdoa, saya kira itu karena yang bersangkutan sangat menghayati doanya. Tapi, setelah membanting benda dan lakukan perusakan, saya terkejut. Apalagi, dia menenteng sebuah alas kaki salib dan kemudian membantingkanya ke meja altar,” beber Kristo Nahat.
Pasca kejadian, jajaran Polsek Denpasar Timur terjun ke Gereja Santo Yoseph yang berlokasi di ujung selatan Jalan Kepundung Denpasar, tak jauh dari Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, untuk melakukan olah TKP. Kapolsek Denpasar Timur, Kompol I Nyoman Karang Adiputra, juga ikut terjun ke lokasi.
Sedangkan pelaku Abdi, hingga Selasa siang masih diamankan di Mapolsek Denpasar Timur untuk dimintai keterangannya. Namun, belum ada penetapan tersangka. Polisi masih melakukan penyelidikan. Apa motif pelaku ngamuk dan lakukan perusakan di gereja, juga belum diketahui.
“Kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kapolsek Kompol I Nyoman Karang Adiputra. "Dugaan sementara, pelaku ini depresi. Tapi, kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kami masih menunggu pihak gereja, karena belum ada laporan," imbuhnya.
Sementara itu, adik ipar pelaku, Andreas, mengatakan sepengetahuan dirinya, Abdi tidak ada masalah pelik. Sehari sebelum kejadian, Andreas mengaku sempat bertemu Abdi dan kondisinya baik-baik saja saat itu. Kesehariannya, jemaat yang ngamuk di gereja ini memiliki usaha suvenir di kaswasan wisata Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Menurut Andreas, usaha suvenirnya itu juga berjalan normal.
“Sebelum ke gereja tadi (kemarin pagi), dia sempat mengantar anaknya ke sekolah di kawasan Renon, Denpasar Selatan. Saat itu, dia mengeluh merasa tidak nyaman kepada istrinya. Kemudian, dia mengajak istrinya untuk berdoa di gereja. Tiba-tiba, saya ditelepon oleh istrinya untuk datang. Saat saya tiba di sini, dia sudah diamankan polisi,” cerita Andreas yang merupakan adik kandung dari Camelia saat ditemui NusaBali di Gereja Santo Yoseph, Selasa kemarin.
Sementara, Pastor Paroki St Yoseph Denpasar, Romo Yohanes Nyoman Madia SVD, kemarin langsung bertemu dengan Uskup Denpasar, Mgr Silvester San, terkait aksi perusakan oleh jemaat di gerejanya itu. Kepada Uskup Denpasar, Romo Yohanes Nyoman Madia menyampaikan kronologis peristiwa perusakan di Gereja Santo Yoseph.
“Romo Pastor Paroki St Yoseph sudah melaporkan kepada Uskup Denpasar masalah ini. Uskup Denpasar meminta untuk menyelesaikannya secara baik-baik,” ungkap Ketua Komsos Keuskupan Denpasar, Hironimus Adil, saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa sore. *pol
Komentar