Tambah Kelas, SMPN 1 Negara Manfaatkan Lab
SMPN 1 Negara memanfaatkan laboratorium fisika dan biologi sebagai ruang kelas. Sekolah ini membuka 11 rombel untuk tahun pelajaran 2019/2020.
NEGARA, NusaBali
Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2019/2020, sejumlah SMP negeri di Kabupaten Jembrana yang kelebihan pendaftar, tidak hanya menambah kapasitas rombongan belajar (rombel), namun juga ada yang menambah kelas hingga harus memanfaatkan ruang laboratorium (lab). Seperti di SMP N 1 Negara yang terpaksa memanfaatkan dua ruang laboratorium, yakni ruang lab fisika dan lab biologi sebagai ruang kelas.
Kepala SMPN 1 Negara I Made Riantori, mengatakan rencana awal PPDB tahun ini, SMPN 1 Negara hendak menerima 320 siswa atau 10 rombel dengan kapasitas 32 siswa per rombel. Untuk mempersiapkan 10 rombel itu juga dipersiapkan satu ruang lab, yakni ruang lab fisika sebagai ruang kelas. Namun saat pendaftaran, diketahui ada 489 pendaftar atau mengalami kelebihan mencapai 169 pendaftar.
Dari hasil koordinasi awal dengan pihak Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Jembrana, ada kesepakatan untuk melakukan penambahan kapasitas beberapa rombel menjadi 36 siswa per rombel. Alhasil, ada 352 siswa yang hendak diterima di SMPN 1 Negara. Namun dalam perjalanan, lantaran ada siswa yang masih tercecer setelah pendistribusian ke beberapa SMP negeri yang kekurangan pendaftar, akhirnya disepakati untuk menambah satu kelas di SMPN 1 Negara.
“Jadinya, ya kami menerima 11 rombel (kelas) dengan jumlah total 367 siswa. Dari 11 rombel itu, ada yang tetap 32 siswa per rombel, dan ada yang berisi 36 siswa per rombel. Karena sesuai aturan, dari jumlah rombel, minimal 75 persen rombel harus tetap sesuai standar 32 siswa per rombel. Kalau semua 36 siswa per rombel, nanti kami menyalahi aturan,” ujar Riantori yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Jembrana.
Untuk penambahan satu kelas itu, Riantori mengaku harus menggunakan ruang lab biologi. Karena itu, ada dua ruang lab yang dijadikan ruang kelas. “Tetapi itu kami pakai sementara. Sebenarnya memang ada dua ruang kosong, ruang lab bahasa dan bekas ruang lab komputer. Tetapi belum ada mebelernya. Untuk mebelernya itu, akan kami usulkan ke dinas, dan rencana nanti akan dipasangkan anggaran di perubahan sehingga ruang lab fisika dan lab biologi bisa kembali digunakan,” ucapnya.
Selain di SMPN 1 Negara, dari informasi di lapangan, SMPN 2 Negara juga diketahui mengalami kelebihan pendaftar. Sekolah ini pun melakukan penambahan kelas. Untuk menambah satu ruang kelas, terpaksa digunakan ruang lab. Sedangkan kelebihan di beberapa SMPN lainnya, sudah bisa tertampung melalui penyesuaian kapasitas rombel serta distribusi ke SMPN yang masih kekurangan siswa. “Kalau tidak salah, hanya dua SMP Negeri yang tambah kelas. Sisanya masih bisa tertangani dengan penyesuaian rombel. Tetapi untuk pastinya, kami juga masih menunggu laporan dari masing-masing SMP,” ujar Kadis Dikpora Jembrana Ni Nengah Wartini, saat dikonfirmasi Selasa kemarin.
Menurut Wartini, kebijakan penambahan kelas di beberapa SMP negeri itu tetap dipertimbangkan berdasar ketersediaan ruangan. Begitu juga untuk penambahan kapasitas rombel, disesuaikan aturan yakni 75 persen rombel dari rombel yang tersedia, harus berisi 32 siswa dan penambahan kapasitas rombel dibatasi 36 siswa per rombel.
“Untuk yang tidak diterima di negeri kemarin, rasanya sudah semua mendapat sekolah. Setelah pendaftaran ulang tanggal 6 Juli lalu sampai hari ini (kemarin), kami juga belum ada menerima laporan keluhan masyarakat,” ucap Wartini. *ode
Kepala SMPN 1 Negara I Made Riantori, mengatakan rencana awal PPDB tahun ini, SMPN 1 Negara hendak menerima 320 siswa atau 10 rombel dengan kapasitas 32 siswa per rombel. Untuk mempersiapkan 10 rombel itu juga dipersiapkan satu ruang lab, yakni ruang lab fisika sebagai ruang kelas. Namun saat pendaftaran, diketahui ada 489 pendaftar atau mengalami kelebihan mencapai 169 pendaftar.
Dari hasil koordinasi awal dengan pihak Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Jembrana, ada kesepakatan untuk melakukan penambahan kapasitas beberapa rombel menjadi 36 siswa per rombel. Alhasil, ada 352 siswa yang hendak diterima di SMPN 1 Negara. Namun dalam perjalanan, lantaran ada siswa yang masih tercecer setelah pendistribusian ke beberapa SMP negeri yang kekurangan pendaftar, akhirnya disepakati untuk menambah satu kelas di SMPN 1 Negara.
“Jadinya, ya kami menerima 11 rombel (kelas) dengan jumlah total 367 siswa. Dari 11 rombel itu, ada yang tetap 32 siswa per rombel, dan ada yang berisi 36 siswa per rombel. Karena sesuai aturan, dari jumlah rombel, minimal 75 persen rombel harus tetap sesuai standar 32 siswa per rombel. Kalau semua 36 siswa per rombel, nanti kami menyalahi aturan,” ujar Riantori yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Jembrana.
Untuk penambahan satu kelas itu, Riantori mengaku harus menggunakan ruang lab biologi. Karena itu, ada dua ruang lab yang dijadikan ruang kelas. “Tetapi itu kami pakai sementara. Sebenarnya memang ada dua ruang kosong, ruang lab bahasa dan bekas ruang lab komputer. Tetapi belum ada mebelernya. Untuk mebelernya itu, akan kami usulkan ke dinas, dan rencana nanti akan dipasangkan anggaran di perubahan sehingga ruang lab fisika dan lab biologi bisa kembali digunakan,” ucapnya.
Selain di SMPN 1 Negara, dari informasi di lapangan, SMPN 2 Negara juga diketahui mengalami kelebihan pendaftar. Sekolah ini pun melakukan penambahan kelas. Untuk menambah satu ruang kelas, terpaksa digunakan ruang lab. Sedangkan kelebihan di beberapa SMPN lainnya, sudah bisa tertampung melalui penyesuaian kapasitas rombel serta distribusi ke SMPN yang masih kekurangan siswa. “Kalau tidak salah, hanya dua SMP Negeri yang tambah kelas. Sisanya masih bisa tertangani dengan penyesuaian rombel. Tetapi untuk pastinya, kami juga masih menunggu laporan dari masing-masing SMP,” ujar Kadis Dikpora Jembrana Ni Nengah Wartini, saat dikonfirmasi Selasa kemarin.
Menurut Wartini, kebijakan penambahan kelas di beberapa SMP negeri itu tetap dipertimbangkan berdasar ketersediaan ruangan. Begitu juga untuk penambahan kapasitas rombel, disesuaikan aturan yakni 75 persen rombel dari rombel yang tersedia, harus berisi 32 siswa dan penambahan kapasitas rombel dibatasi 36 siswa per rombel.
“Untuk yang tidak diterima di negeri kemarin, rasanya sudah semua mendapat sekolah. Setelah pendaftaran ulang tanggal 6 Juli lalu sampai hari ini (kemarin), kami juga belum ada menerima laporan keluhan masyarakat,” ucap Wartini. *ode
Komentar