Pasca Berseteru, Agung Bharata Temui Gus Gaga
Dua tahun pasca berseteru, mantan Bupati Gianyar (2003-2008, 2013-2018) AA Gde Agung Bharata, 67, dan mantan Sekda Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra alias Gus Gaga akhirnya bertemu penuh kekeluargaan, Selasa (9/7) malam.
GIANYAR, NusaBali
Pertemuan malam itu dilaksanakan di kediaman Gus Gaga di Griya Wana Prasta, Lingkungan Klurak, Kelurahan Gianyar. Kedatangan Agung Bharata yang merupakan panglingsir Puri Agung Gianyar ke Griya Wana Prasta, Selasa malam sekitar pukul 20.00 Wita, diantar oleh salah seorang kerabatnya dari Puri Abianbase, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar, AA Ariawan. Tujuan kedatangan Agung Bharata ini khusus untuk minta maaf kepada Gus Gaga dan keluarganya. Ini dilakukan hanya sepekan menjelang Agung Bharata melaksanakan upacara dwijati (kelahiran kembali ala Hindu untuk menjadi sulinggih) pada Anggara Paing Sungsang, Selasa (16/7) depan.
Pertemuan Agung Bharata dan Gus Gaga tersebut merupakan surprise. Pertemuan ini pula akan menjadi catatan penting perjalanan sejarah hubungan wiku-nata atau Geriya Kawan Gianyar (tempat kelahiran Gus Gaga) dan Puri Agung Gianyar (Istana Raja Gianyar yang kini jadi kediaman Agung Bharata). Masalahnya, Agung Bharata dan Gus Gaga sempat berseteru hebat 2 tahun silam, menyusul langkah Bupati (waktu itu) Agung Bharata keluarkan SK pemberhentian Sekda Gianyar (Gus Gaga). Saat itu, Gus gaga bukan hanya dilenmhgserkan dari kursi Sekda Gianyar karena dianggap melawan kebijakan Bupati, namun juga diberhentikan secara tidak hormat sebagai PNS.
Pasca purna tugas sebagai Bupati Gianyar setahun lalu, Agung Bharata merencanakan upacara dwijati. Sebaliknya, Gus Gaga terjun ke kancah politik hingga lolos ke DPRD Gianyar 2019-2024 sebagai caleg Demokrat dalam Pileg 2019.
Ditemui NusaBali di Griya Wana Prasta, Rabu (10/67) siang, Gus Gaga mengakui malam sebelumnya sempat didatangi Agung Bharata di kediamannya. Menurut Gus Gaga, Agung Bharata datang dengan berbusana adat. Kedatangannya disambut langsung oleh Gus Gaga bersama keluarga besar Griya Kawan Gianyar, termasuk mantan Kapendam IX/Udayana Kolonel (Purn) Ida Bagus Gaga Ardhana (kakak Gus Gaga).
Gus Gaga mengatakan pertemuan dengan Agung Bharata ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Namun, sebelum bertemu di Griya Wana Prasta malam itu, Gus Gaga dan Agung Bharata sempat bertemu di rumah pembina Perisai Diri (PD) Provinsi Bali Made Suwetja, Jalan Laksamana Denpasar, Minggu (7/7) sore.
“Intinya, Dwagung (sebutan Gus Gaga untuk Agung Bharata, Red) menyatakan permohoan maafnya kepada saya dan keluarga. Dan, saya pun menjawab permohonan maaf itu dengan cara minta maaf pula. Ya, karena saya juga manusia biasa, tak luput dari kesalahan,” papar Gus Gaga.
Menurut Gus Gaga, sebenarnya sangat tak enak hati menyebut seorang Agung Bharata minta maaf kepada dirinya. Selain merasa dirinya lebih muda, menurut Gus Gaga, keluarganya di Griya Kawan juga sangat hormat terhadap Puri Agung Gianyar. “Saya katakan semua ini dengan apa adanya. Karena Dwagung pun minta agar saya menjelaskan seperti ini, jika ada orang yang menanyakan tentang pertemuan tersebut. Lebih jelasnya, mohon teman-teman media konfirmasi juga kepada Dwagung,” pintanya.
Menyikapi permintaan maaf Agung Bharata, Gus Gaga mengakui dari lubuk hati paling dalam bahwa minta maaf dan memaafkan sama mulianya. Menurut Gus Gaga, memaafkan bukan sekadar sikap untuk memberi maaf, melainkan ketulusan hati kepada semua yang berhak mendapatkan kedamaian dan kemuliaan. “Kedatangan Dwagung ke rumah kami, patut kami terima dengan tulus. Sebab, beliau sebagai keturunan Raja Gianyar yang memiliki ikatan historis dengan Griya Ka-wan. Lebih-lebih beliau saat ini adalah diksita (calon sulinggih),” katanya.
Gus Gaga menilai kedatangan Agung Bharata tidak harus dikaitkan dengan masa lalu ketika dirinya diberhentikan dari jabatan Sekda Gianyar, lanjut dipecat sebagai PNS. Karena ini bukan lagi soal siapa salah dan siapa benar, siapa minta maaf dan siapa memaafkan, melainkan semuanya membutuhkan kedamaian dan kemuliaan bersama. “Kami sepakat merajut kembali hubungan historis yang terbangun oleh leluhur Griya Kawan dan Puri Agung Gianyar. Kami sepakat melupakan masa lalu,” tegas Gus Gaga.
Ditemui NusaBali terpisah di Puri Agung Gianyar, Rabu kemarin, AA Gde Agung Bharata mengakui memang sempat bertemu Gus Gaga. Agung Bharata mengatakan, pasca pemberhentian Gus Gaga sebagai Sekda Gianyar, mereka tak pernah lagi saling kontak.
“Lama-lama saya berpikir, apalagi saya akan madiksa, saya harus minta maaf kepada dia (Gus Gaga). Karena sebelum dan setelah madiksa nanti, semua orang harus saya kasih sayangi, semua harus saya doakan,” papar Agung Bharata.
Menurut Agung Bharata, harapannya itu didukung sejumlah orang hingga dibantu kerabatnya, AA Ariawan. Bak gayung bersambut, dirinya pun bisa bertemu Gus Gaga. “Ternyata, Gus Gaga punya keinginan yang sama. Saya menilai ini pasti ada campur tangan Tuhan, atau leluhur kami. Saya sangat surprise,” terang tokoh puri yang mantan Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Agung Bharata sendiri mengakui sempat khawatir kalau Gus Gaga tak bisa ditemui untuk dimintai maaf. Namun, dirinya selalu berusaha untuk bertemu. Jika sampai ditolak, maka urusannya ada di atas (Tuhan). Yang terpenting, dirinya sudah berusaha.
“Ternyata, jiwa Gus Gaga sekarang sudah seperti spiritualis. Saya sadar, saya yang salah karena emosi (saat pemberhentian Sekda Gianyar, Red). Harusnya jika ada masalah, diselesaikan dengan baik. Apa sih yang tak bisa diselesaikan dengan kerendahan hati? Salahnya saya tak melakukan komunkasi, saya berjalan sendiri. Saya bersalah. Tapi, Gus Gaga bilang jangan lagi berpikir ke bekalang dan tak mau buka bad memory,” cerita Agung Bharata.
AA Gde Agung Bharata sendiri akan melaksanakan upacara dwijati di Puri Agung Gianyar pada Anggara Pahing Sungsang, Selasa depan. Setelah madwijati nanti, Panglingsir Puri Agung Gianyar ini akan bergelar wiku Ida Bhagawan Blebar Gianyar. Sedangkan prosesi Diksa Pariksa dan Nunas Tirta Pakuluh telah dilaksanakan pada Sukra Pon Julungwangi, Jumat (12/7) ini.
Sementara prosesi Megat Sembah kepada ibu kandung, AA Istri Sri, dilaksanakan pada Radite Kliwon Sungsang, Minggu (14/7), dilanjut Amati Raga/Mapinton pada
Soma Umanis Sungsang (Senin, 15/7), hingga Puncak Karya Padiksan pada Anggara Pahing Sungsang. Prosesi Nyegara Gunung di Pura Goa Lawah (Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung) dan Majauman ke Guru Nabe akan dilaksanakan pada Buda Pon Sungsang, Rabu (17/7). *lsa
Pertemuan Agung Bharata dan Gus Gaga tersebut merupakan surprise. Pertemuan ini pula akan menjadi catatan penting perjalanan sejarah hubungan wiku-nata atau Geriya Kawan Gianyar (tempat kelahiran Gus Gaga) dan Puri Agung Gianyar (Istana Raja Gianyar yang kini jadi kediaman Agung Bharata). Masalahnya, Agung Bharata dan Gus Gaga sempat berseteru hebat 2 tahun silam, menyusul langkah Bupati (waktu itu) Agung Bharata keluarkan SK pemberhentian Sekda Gianyar (Gus Gaga). Saat itu, Gus gaga bukan hanya dilenmhgserkan dari kursi Sekda Gianyar karena dianggap melawan kebijakan Bupati, namun juga diberhentikan secara tidak hormat sebagai PNS.
Pasca purna tugas sebagai Bupati Gianyar setahun lalu, Agung Bharata merencanakan upacara dwijati. Sebaliknya, Gus Gaga terjun ke kancah politik hingga lolos ke DPRD Gianyar 2019-2024 sebagai caleg Demokrat dalam Pileg 2019.
Ditemui NusaBali di Griya Wana Prasta, Rabu (10/67) siang, Gus Gaga mengakui malam sebelumnya sempat didatangi Agung Bharata di kediamannya. Menurut Gus Gaga, Agung Bharata datang dengan berbusana adat. Kedatangannya disambut langsung oleh Gus Gaga bersama keluarga besar Griya Kawan Gianyar, termasuk mantan Kapendam IX/Udayana Kolonel (Purn) Ida Bagus Gaga Ardhana (kakak Gus Gaga).
Gus Gaga mengatakan pertemuan dengan Agung Bharata ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Namun, sebelum bertemu di Griya Wana Prasta malam itu, Gus Gaga dan Agung Bharata sempat bertemu di rumah pembina Perisai Diri (PD) Provinsi Bali Made Suwetja, Jalan Laksamana Denpasar, Minggu (7/7) sore.
“Intinya, Dwagung (sebutan Gus Gaga untuk Agung Bharata, Red) menyatakan permohoan maafnya kepada saya dan keluarga. Dan, saya pun menjawab permohonan maaf itu dengan cara minta maaf pula. Ya, karena saya juga manusia biasa, tak luput dari kesalahan,” papar Gus Gaga.
Menurut Gus Gaga, sebenarnya sangat tak enak hati menyebut seorang Agung Bharata minta maaf kepada dirinya. Selain merasa dirinya lebih muda, menurut Gus Gaga, keluarganya di Griya Kawan juga sangat hormat terhadap Puri Agung Gianyar. “Saya katakan semua ini dengan apa adanya. Karena Dwagung pun minta agar saya menjelaskan seperti ini, jika ada orang yang menanyakan tentang pertemuan tersebut. Lebih jelasnya, mohon teman-teman media konfirmasi juga kepada Dwagung,” pintanya.
Menyikapi permintaan maaf Agung Bharata, Gus Gaga mengakui dari lubuk hati paling dalam bahwa minta maaf dan memaafkan sama mulianya. Menurut Gus Gaga, memaafkan bukan sekadar sikap untuk memberi maaf, melainkan ketulusan hati kepada semua yang berhak mendapatkan kedamaian dan kemuliaan. “Kedatangan Dwagung ke rumah kami, patut kami terima dengan tulus. Sebab, beliau sebagai keturunan Raja Gianyar yang memiliki ikatan historis dengan Griya Ka-wan. Lebih-lebih beliau saat ini adalah diksita (calon sulinggih),” katanya.
Gus Gaga menilai kedatangan Agung Bharata tidak harus dikaitkan dengan masa lalu ketika dirinya diberhentikan dari jabatan Sekda Gianyar, lanjut dipecat sebagai PNS. Karena ini bukan lagi soal siapa salah dan siapa benar, siapa minta maaf dan siapa memaafkan, melainkan semuanya membutuhkan kedamaian dan kemuliaan bersama. “Kami sepakat merajut kembali hubungan historis yang terbangun oleh leluhur Griya Kawan dan Puri Agung Gianyar. Kami sepakat melupakan masa lalu,” tegas Gus Gaga.
Ditemui NusaBali terpisah di Puri Agung Gianyar, Rabu kemarin, AA Gde Agung Bharata mengakui memang sempat bertemu Gus Gaga. Agung Bharata mengatakan, pasca pemberhentian Gus Gaga sebagai Sekda Gianyar, mereka tak pernah lagi saling kontak.
“Lama-lama saya berpikir, apalagi saya akan madiksa, saya harus minta maaf kepada dia (Gus Gaga). Karena sebelum dan setelah madiksa nanti, semua orang harus saya kasih sayangi, semua harus saya doakan,” papar Agung Bharata.
Menurut Agung Bharata, harapannya itu didukung sejumlah orang hingga dibantu kerabatnya, AA Ariawan. Bak gayung bersambut, dirinya pun bisa bertemu Gus Gaga. “Ternyata, Gus Gaga punya keinginan yang sama. Saya menilai ini pasti ada campur tangan Tuhan, atau leluhur kami. Saya sangat surprise,” terang tokoh puri yang mantan Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Agung Bharata sendiri mengakui sempat khawatir kalau Gus Gaga tak bisa ditemui untuk dimintai maaf. Namun, dirinya selalu berusaha untuk bertemu. Jika sampai ditolak, maka urusannya ada di atas (Tuhan). Yang terpenting, dirinya sudah berusaha.
“Ternyata, jiwa Gus Gaga sekarang sudah seperti spiritualis. Saya sadar, saya yang salah karena emosi (saat pemberhentian Sekda Gianyar, Red). Harusnya jika ada masalah, diselesaikan dengan baik. Apa sih yang tak bisa diselesaikan dengan kerendahan hati? Salahnya saya tak melakukan komunkasi, saya berjalan sendiri. Saya bersalah. Tapi, Gus Gaga bilang jangan lagi berpikir ke bekalang dan tak mau buka bad memory,” cerita Agung Bharata.
AA Gde Agung Bharata sendiri akan melaksanakan upacara dwijati di Puri Agung Gianyar pada Anggara Pahing Sungsang, Selasa depan. Setelah madwijati nanti, Panglingsir Puri Agung Gianyar ini akan bergelar wiku Ida Bhagawan Blebar Gianyar. Sedangkan prosesi Diksa Pariksa dan Nunas Tirta Pakuluh telah dilaksanakan pada Sukra Pon Julungwangi, Jumat (12/7) ini.
Sementara prosesi Megat Sembah kepada ibu kandung, AA Istri Sri, dilaksanakan pada Radite Kliwon Sungsang, Minggu (14/7), dilanjut Amati Raga/Mapinton pada
Soma Umanis Sungsang (Senin, 15/7), hingga Puncak Karya Padiksan pada Anggara Pahing Sungsang. Prosesi Nyegara Gunung di Pura Goa Lawah (Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung) dan Majauman ke Guru Nabe akan dilaksanakan pada Buda Pon Sungsang, Rabu (17/7). *lsa
Komentar