Kasus Pengerusakan Gereja Dihentikan
Titik puncak dari depresi yang diderita pelaku adalah pada saat melakukan pengerusakan.
Kapolresta Sebut Pelaku Alami Depresi Akut
DENPASAR, NusaBali
Pelaku perusak altar (meja mimbar) Gereja Santo Yoseph Kepundung ternyata mengidap penyakit depresi. Dengan demikian kasus tersebut tidak dapat dilanjutkan secara hukum. Hal ini diungkapkan oleh Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Ruddi Setiawan dikonfirmasi, Rabu (10/7).
Kombes Ruddi mengatakan pasca melakukan pengerusakan, pelaku bernama Abdi, 50 itu diperiksa di RSUP Sanglah pada Selasa malam. Hasil pemeriksaan UGD, dokter memvonisnya mengidap penyakit depresi akut. Titik puncak dari depresi yang diderita pelaku adalah pada saat melakukan pengerusakan di Gereja St Yoseph, Jalan Kepundung nomor 2, Kecamatan Denpasar Timur.
Hal itu ditandai dengan menangis karena hatinya lemah. Emosi muncul tiba-tiba sehingga mendadak ngamuk. Dari pemeriksaan dokter juga kata Kombes Ruddi pelaku diketahui mengonsumsi obat darah tinggi. "Dia (pelaku) masih diamankan polisi. Tadi malam (selasa malam) sudah dilakukan pemeriksaan. Dokter mengatakan pelaku mengalami depresi akut," tutur Kombes Ruddi.
Hingga saat ini pelaku hanya terlihat bengong. Saat diajak komunikasi pun tidak fokus. Dari keterangannya keluarganya lanjut Kombes Ruddi pelaku mempunyai riwayat tekanan darah tinggi. Dan dua hari belakangan tampak gelisah dan susah tidur.
Terkait aksi pengrusakan itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Gereja. Diketahui pelaku adalah anggota atau umat di sana. "Pihak gereja tidak melakukan reaksi berlebihan karena mereka sudah memahami jika pelaku dalam kondisi depresi berat. Istrinya sendiri juga dibanting saat dia ngamuk. Kasusnya tidak dilanjutkan secara hukum," tutur Kombes Ruddi.
Mantan Kapolres Badung ini mengapresiasi setinggi-tingginya kepada umat Katolik Paroki Santo Yosep Kepundung Denpasar atas sikapnya dalam memahami peristiwa pengrusakan itu. "Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada umat Katolik dari Gereja Kepundung Denpasar. Situasinya sangat kondusif. Pada saat kejadian, pasca kejadian, situasi sangat kondusif. Saya ucapkan banyak terimakasih. Ternyata pelaku adalah umat di situ. Gereja juga menyampaikan hal itu," tandas Kombes Ruddi.
Diberitakan sebelumnya aksi pengrusakan altar gereja dan sejumlah fasilitas lainnya dilakukan oleh Abdi saat datang bersembahyang bersama istrinya Camelia pada Selasa (9/7) pukul 09.30 Wita. Aksi pelaku disaksikan oleh penjaga gereja Kristo Nahat, 26.
Selang beberapa saat mereka berada di dalam gereja Kristo mendengar teriakan seperti orang menangis. Sebagai petugas gereja Kristo masuk dan melihat pelaku ngamuk. Pelaku memukul dua buah meja altar, tiga buah patung malaikat, tempat lilin di altar, meja tempat air suci, tempat kitab suci, sebuah salib kecil, dan lonceng kuningan.
Selain itu pelaku juga merusak beberapa aksesori gereja seperti, 2 buah kursi, 4 buah vas bunga, tempat alas pot bunga, 3 jendela kaca dekat altar hancur, dan 4 mick. Melihat pelaku ngamuk Kristo langsung mencari pertolongan. Untungnya saat itu melintas Polwan Patroli Yanmas Polda Bali. Pelaku akhirnya diamankan dan dikeler ke Polsek Denpasar Timur bersama istrinya. *pol
Komentar