Desa Pesedahan Stop BABS
Pemerintah Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem mencanangkan program stop BABS (buang air besar sembarangan).
AMLAPURA, NusaBali
Caranya dengan menyalurkan bantuan jamban untuk lima KK warga kurang mampu. Bantuan dari Desa Pesedahan bersumber dari dana desa. Tujuannya agar warga tidak lagi BAB di sembarang tempat. Harapannya lingkungan jadi bersih dan masyarakat terbiasa hidup bersih dan sehat. Targetnya tahun 2019 ini Desa Pesedahan masuk ODF (open defecating free).
Syarat ODF salah satunya tidak ada warga BAB sembarangan. Lima warga yang dapat bantuan jamban yakni I Komang Budiastika dari Banjar Kauhan, I Wayan Sujarta dari Banjar Kauhan, I Nengah Muarsa dari Banjar Kanginan, I Komang Mandriati dari Banjar Kanginan, dan I Gusti Ketut Parka dari Banjar Kanginan. Sebelum menyalurkan bantuan, Perbekel Desa Pesedahan I Wayan Astawa melakukan survei menyasar warga kurang mampu di dua banjar. Banjar Kanginan dengan penduduk 1.668 jiwa dan Banjar Kauhan dengan penduduk 366 jiwa. Survei dilakukan untuk menjalankan program ODF 2019 melalui PDPM-DM (program daerah pemberdayaan masyarakat desa mandiri).
Harapannya ke depan, warga tidak lagi buang air besar di selokan atau di tegalan, setelah memiliki jamban. Apalagi kebutuhan air telah mencukupi. “Target kami agar semua warga Desa Pesedahan memiliki jamban, sehingga warga terbiasa hidup bersih dan sehat dengan sanitasi yang sehat,” katanya, Rabu (10/7). Realisasi bantuan jamban dalam pengerjaannya dibantu anggota Babinsa (Bintara Pembina Desa) Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Serda I Ketut Sulasta, anggota Babinkamtibmas Desa Pesedahan, perangkat Desa Pesedahan, dan warga masyarakat.
Serda Sulastra mengakui turut membantu pengerjaan jamban agar secepatnya bisa dimanfaatkan warga. “Kami membantu pengerjaan, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan tetap bersih. Salah satunya dengan melakukan buang air di kamar kecil kemudian ditampung dalam jamban,” katanya. Disebutkan TNI juga memiliki program membantu warga masyarakat kurang mampu berupa jamban, terlebih dahulu warga kurang mampu disurvei, setelah dinyatakan layak, maka bantuan direalisasikan.
Bendesa Adat Pesedahan I Nyoman Wage juga mengapresiasi program Desa Pesedahan, membantu warga kurang mampu berupa jamban. “Jamban sangat penting untuk mendukung hidup bersih dan sehat, sehingga ke depan warga di Desa Pesedahan tidak ada lagi buang air besar di sungai, selokan atau di tegalan,” kata I Nyoman Wage, mantan Juru Penerang (Jupen) Teladan Nasional tahun 1982. Dijelaskan, jamban fungsinya untuk tempat pembuangan tinja atau kotoran manusia.
Untuk itu jamban mesti sehat, jika jamban kurang sehat bisa menimbulkan penyakit kholera, polio, hepatitis A, dan sebagainya. Penularan penyakit ini bisa melalui perantara air, tanah, makanan dan serangga. Nyoman Wage juga memberikan edukasi kepada masyarakat, jamban yang sehat, jamban yang tidak mencemari sumber air, tidak mencemari struktur tanah, tidak berbau, tidak bisa dijangkau serangga, mudah dibersihkan dan ada cahaya serta ventilasi yang cukup. *k16
Syarat ODF salah satunya tidak ada warga BAB sembarangan. Lima warga yang dapat bantuan jamban yakni I Komang Budiastika dari Banjar Kauhan, I Wayan Sujarta dari Banjar Kauhan, I Nengah Muarsa dari Banjar Kanginan, I Komang Mandriati dari Banjar Kanginan, dan I Gusti Ketut Parka dari Banjar Kanginan. Sebelum menyalurkan bantuan, Perbekel Desa Pesedahan I Wayan Astawa melakukan survei menyasar warga kurang mampu di dua banjar. Banjar Kanginan dengan penduduk 1.668 jiwa dan Banjar Kauhan dengan penduduk 366 jiwa. Survei dilakukan untuk menjalankan program ODF 2019 melalui PDPM-DM (program daerah pemberdayaan masyarakat desa mandiri).
Harapannya ke depan, warga tidak lagi buang air besar di selokan atau di tegalan, setelah memiliki jamban. Apalagi kebutuhan air telah mencukupi. “Target kami agar semua warga Desa Pesedahan memiliki jamban, sehingga warga terbiasa hidup bersih dan sehat dengan sanitasi yang sehat,” katanya, Rabu (10/7). Realisasi bantuan jamban dalam pengerjaannya dibantu anggota Babinsa (Bintara Pembina Desa) Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Serda I Ketut Sulasta, anggota Babinkamtibmas Desa Pesedahan, perangkat Desa Pesedahan, dan warga masyarakat.
Serda Sulastra mengakui turut membantu pengerjaan jamban agar secepatnya bisa dimanfaatkan warga. “Kami membantu pengerjaan, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan tetap bersih. Salah satunya dengan melakukan buang air di kamar kecil kemudian ditampung dalam jamban,” katanya. Disebutkan TNI juga memiliki program membantu warga masyarakat kurang mampu berupa jamban, terlebih dahulu warga kurang mampu disurvei, setelah dinyatakan layak, maka bantuan direalisasikan.
Bendesa Adat Pesedahan I Nyoman Wage juga mengapresiasi program Desa Pesedahan, membantu warga kurang mampu berupa jamban. “Jamban sangat penting untuk mendukung hidup bersih dan sehat, sehingga ke depan warga di Desa Pesedahan tidak ada lagi buang air besar di sungai, selokan atau di tegalan,” kata I Nyoman Wage, mantan Juru Penerang (Jupen) Teladan Nasional tahun 1982. Dijelaskan, jamban fungsinya untuk tempat pembuangan tinja atau kotoran manusia.
Untuk itu jamban mesti sehat, jika jamban kurang sehat bisa menimbulkan penyakit kholera, polio, hepatitis A, dan sebagainya. Penularan penyakit ini bisa melalui perantara air, tanah, makanan dan serangga. Nyoman Wage juga memberikan edukasi kepada masyarakat, jamban yang sehat, jamban yang tidak mencemari sumber air, tidak mencemari struktur tanah, tidak berbau, tidak bisa dijangkau serangga, mudah dibersihkan dan ada cahaya serta ventilasi yang cukup. *k16
1
Komentar