Pariwisata Gianyar Timur Sulit Maju
Pemkab Gianyar belum memberikan tanda-tanda akan dibukanya keran investasi perhotelan ke Gianyar timur.
GIANYAR, NusaBali
Kawasan Gianyar timur khususnya Kecamatan Gianyar, termasuk kawasan Kota Gianyar, seperti Kelurahan Beng hingga Desa Tulikup, masih mungkin dilirik pemilik modal untuk membangun akomodasi pariwisata, seperti hotel. Karena lokasi kawasan relatif mudah dijangkau, punya daya tarik wisata, dan masih jauh dari kemacetan dan relatif sepi.
Namun pembangunan akomodasi wisata di Gianyar timur nampaknya sulit dikembangkan. Pariwisata pun sulit maju di wilayah ini. Pemkab Gianyar belum memberikan tanda-tanda akan dibukanya keran investasi perhotelan ke Gianyar timur. Sebab pemerintah masih menjadikan Gianyar timur sebagai pusat pemerintahan. Terkait zona pembangunan akomodasi hotel, pemerintah masih memusatkannya di Kecamatan Ubud.
Beberapa pemodal, sesungguhnya sangat berkeinginan bisa membuat hotel di kawasan Gianyar timur. Namun pemerintah belum mengizinkan. Bahkan izin hotel yang diminta di Dinas Perizinan Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPPMPSP) Gianyar, hanya sebatas pondok wisata, dengan jumlah kamar tak boleh lebih dari lima kamar. ‘’Padahal potensi Gianyar timur sangat bagus. Tapi belum ada Perda tentang pengembanagn akomodasi wisata ini. Pemerintah mesti membuka keran pariwisata Gianyar timur. Ini juga untuk pemerataan ekonomi. Gianyar kan kota pariwisata, tapi kue pariwisatanya hanya di kawasan Ubud,” ujar pemodal yang enggan disebutkan namanya, Kamis (11/7).
Sekda Gianyar I Made Gde Wisnu Wijaya, saat dikonfirmasi, mengatakan pemerintah hingga saat ini masih menjadilan Gianyar timur, khususnya Kecamatan Gianyar sebagai zona kantor pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk pemerataan pembangunan. “Gianyar timur, kan zonasi wilayah sudah ada pembagian. Kalau terkait dengan kawasan, wilayah timur itu untuk pendidikan, pemerintahan. Hotel belum boleh ada di sini. Alasannya karena sudah ada pembagian lima wilayah pengembangan, dalam rangka pemerataan pembangunan. Kalau semua zona diarahkan ke pariwisata kan tidak mungkin. Fokus Kecamatan Gianyar untuk kantor pemerintahan,” ujarnya.
Sepanjang aturan terkait akomodasi pariwisata belum dicabut, kata dia, perhotelan tetap berpusat di Ubud. Terkait apakah Ubud saat ini tidak over load hotel, Wisnu Wijaya menilai belum. “Kalau dibilang over load, kan tergantung pemodal. Kalau memang disebut over load kan tidak membangun hotel lagi,” ujarnya.*nvi
Namun pembangunan akomodasi wisata di Gianyar timur nampaknya sulit dikembangkan. Pariwisata pun sulit maju di wilayah ini. Pemkab Gianyar belum memberikan tanda-tanda akan dibukanya keran investasi perhotelan ke Gianyar timur. Sebab pemerintah masih menjadikan Gianyar timur sebagai pusat pemerintahan. Terkait zona pembangunan akomodasi hotel, pemerintah masih memusatkannya di Kecamatan Ubud.
Beberapa pemodal, sesungguhnya sangat berkeinginan bisa membuat hotel di kawasan Gianyar timur. Namun pemerintah belum mengizinkan. Bahkan izin hotel yang diminta di Dinas Perizinan Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPPMPSP) Gianyar, hanya sebatas pondok wisata, dengan jumlah kamar tak boleh lebih dari lima kamar. ‘’Padahal potensi Gianyar timur sangat bagus. Tapi belum ada Perda tentang pengembanagn akomodasi wisata ini. Pemerintah mesti membuka keran pariwisata Gianyar timur. Ini juga untuk pemerataan ekonomi. Gianyar kan kota pariwisata, tapi kue pariwisatanya hanya di kawasan Ubud,” ujar pemodal yang enggan disebutkan namanya, Kamis (11/7).
Sekda Gianyar I Made Gde Wisnu Wijaya, saat dikonfirmasi, mengatakan pemerintah hingga saat ini masih menjadilan Gianyar timur, khususnya Kecamatan Gianyar sebagai zona kantor pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk pemerataan pembangunan. “Gianyar timur, kan zonasi wilayah sudah ada pembagian. Kalau terkait dengan kawasan, wilayah timur itu untuk pendidikan, pemerintahan. Hotel belum boleh ada di sini. Alasannya karena sudah ada pembagian lima wilayah pengembangan, dalam rangka pemerataan pembangunan. Kalau semua zona diarahkan ke pariwisata kan tidak mungkin. Fokus Kecamatan Gianyar untuk kantor pemerintahan,” ujarnya.
Sepanjang aturan terkait akomodasi pariwisata belum dicabut, kata dia, perhotelan tetap berpusat di Ubud. Terkait apakah Ubud saat ini tidak over load hotel, Wisnu Wijaya menilai belum. “Kalau dibilang over load, kan tergantung pemodal. Kalau memang disebut over load kan tidak membangun hotel lagi,” ujarnya.*nvi
1
Komentar