20 Siswa Baru SMPN 5 Tabanan 'Hilang'
Yang mendaftar di SMPN 5 Tabanan sebanyak 148 orang, namun yang melakukan daftar ulang kembali sebanyak 128 orang.
TABANAN, NusaBali
Nasib sekolah yang berada di desa atau kawasan pinggiran, dalam setiap penerimaan peserta didik baru (PPDB) selalu merana. Meskipun berstatus sekolah negeri, tetap saja kekurangan murid. Contohnya SMPN 5 Tabanan yang ada di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, siswa barunya ‘hilang’ sebanyak 20 orang. Puluhan anak ini tidak melakukan pendaftaran ulang.
Penyebab siswa tidak melakukan pendaftaran ulang diduga masih ada celah untuk masuk ke sekolah favorit. Bahkan setelah dilakukan penambahan rombongan belajar di beberapa sekolah, membuat sekolah terutama yang ada di desa atau pinggiran, siswanya berkurang.
Sesuai petunjuk teknis (juknis), SMPN 5 Tabanan memiliki daya tampung 160 orang untuk seluruh jalur baik prestasi, zonasi, dan perpindahan orangtua. Sebanyak 160 orang itu untuk lima rombel atau kelas, per kelas berjumlah 32 orang. Yang melakukan pendaftaran lewat jalur zonasi dan perpindahan orangtua ke SMPN 5 Tabanan sebanyak 148 orang. Namun kenyataannya, saat pendaftaran ulang yang datang hanya 128 orang alias 20 orang siswa ‘raib’.
Kepala SMPN 5 Tabanan I Gede Ngurah Kumara Jaya, mengatakan dari 148 siswa yang mendaftar, yang melakukan pendaftaran ulang kembali sebanyak 128 orang. “Sebenarnya kuota kami 160 siswa terdiri dari lima kelas,” ujarnya, Kamis (11/7).
Dengan jumlah 128 orang yang melakukan pendaftaran ulang, SMPN 5 Tabanan hanya bisa membuka empat kelas. Dan, karena pendaftaran telah ditutup pada 10 Juli 2019 lalu, pihaknya tidak akan menerima siswa yang melakukan pendaftaran ulang susulan. “Sudah penutupan, tidak kami diterima. Walaupun sekolah kami di kampung, tetapi kami tidak mau dibilang kampungan dan dianggap sekolah penampungan,” tandas Kumara Jaya.
Sementara terkait 20 siswa yang tidak datang melakukan pendaftaran ulang, Kumara Jaya belum mengetahui ke mana siswa tersebut mendaftar. Padahal sudah jelas-jelas 20 siswa tersebut mendaftar di SMPN 5 Tabanan sesuai dengan zonasi. “Belum tahu mereka ke mana mendaftar, nanti kami cek,” tuturnya. *des
Nasib sekolah yang berada di desa atau kawasan pinggiran, dalam setiap penerimaan peserta didik baru (PPDB) selalu merana. Meskipun berstatus sekolah negeri, tetap saja kekurangan murid. Contohnya SMPN 5 Tabanan yang ada di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, siswa barunya ‘hilang’ sebanyak 20 orang. Puluhan anak ini tidak melakukan pendaftaran ulang.
Penyebab siswa tidak melakukan pendaftaran ulang diduga masih ada celah untuk masuk ke sekolah favorit. Bahkan setelah dilakukan penambahan rombongan belajar di beberapa sekolah, membuat sekolah terutama yang ada di desa atau pinggiran, siswanya berkurang.
Sesuai petunjuk teknis (juknis), SMPN 5 Tabanan memiliki daya tampung 160 orang untuk seluruh jalur baik prestasi, zonasi, dan perpindahan orangtua. Sebanyak 160 orang itu untuk lima rombel atau kelas, per kelas berjumlah 32 orang. Yang melakukan pendaftaran lewat jalur zonasi dan perpindahan orangtua ke SMPN 5 Tabanan sebanyak 148 orang. Namun kenyataannya, saat pendaftaran ulang yang datang hanya 128 orang alias 20 orang siswa ‘raib’.
Kepala SMPN 5 Tabanan I Gede Ngurah Kumara Jaya, mengatakan dari 148 siswa yang mendaftar, yang melakukan pendaftaran ulang kembali sebanyak 128 orang. “Sebenarnya kuota kami 160 siswa terdiri dari lima kelas,” ujarnya, Kamis (11/7).
Dengan jumlah 128 orang yang melakukan pendaftaran ulang, SMPN 5 Tabanan hanya bisa membuka empat kelas. Dan, karena pendaftaran telah ditutup pada 10 Juli 2019 lalu, pihaknya tidak akan menerima siswa yang melakukan pendaftaran ulang susulan. “Sudah penutupan, tidak kami diterima. Walaupun sekolah kami di kampung, tetapi kami tidak mau dibilang kampungan dan dianggap sekolah penampungan,” tandas Kumara Jaya.
Sementara terkait 20 siswa yang tidak datang melakukan pendaftaran ulang, Kumara Jaya belum mengetahui ke mana siswa tersebut mendaftar. Padahal sudah jelas-jelas 20 siswa tersebut mendaftar di SMPN 5 Tabanan sesuai dengan zonasi. “Belum tahu mereka ke mana mendaftar, nanti kami cek,” tuturnya. *des
1
Komentar