Atma Kerti Jadi Tema PKB Tahun 2020
Sebelum Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 resmi berakhir, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali telah menyiapkan rancangan tema untuk pelaksanaan PKB ke-42 tahun 2020 melali rapat yang diselenggarakan di kantor dinas setempat, Rabu (10/7).
DENPASAR, NusaBali
Tema yang disepakati yakni mengangkat tema Atma Kerti yakni Penyucian Jiwa Pramana. Tema ini dirancang dalam Payung Tema Nangun Jiwa Pramana Padma Bhuana Bali, yang dimaknai membangkitkan spirit budaya menuju Bali era Baru.
Pemilihan tema ini diharapkan dapat mengakselerasi makna Akasacara. Atma Kerti yang dimaknai sebagai Penyucian Jiwa Paripurna diharapkan menjadi subjek eksplorasi untuk semua materi Pesta Kesenian Bali ke-42 Tahun 2020. Sebagai payung tema adalah ‘Nangun Jiwa Pramana Padma Bhuana Bali: membangkitkan spirit budaya menuju Bali era Baru’, dijabarkan untuk 5 tahun mendatang 2020-2025.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana mengatakan, Pesta Kesenian Bali Tahun 2020 diarahkan sebagai wahana implementasi visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ bidang Pemajuan Kebudayaan Bali. Maka, sebagai bahan pertimbangan hasil rapat Tim Kecil oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bersama Kelompok Ahli Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali, Bidang Adat, Agama, Tradisi, Seni dan Budaya merumuskan tema sesuai dengan visi Sad Kerthi.
Adapun setiap tahun telah ditetapkan tema tersendiri yakni PKB 2020 mengangkat tema Atma Kerti (Penyucian Jiwa Pramana), tahun 2021 dengan tema Jana Kerti (Menguatkan Jati Diri), tahun 2022 dengan tema Wana Kerti (Merawat Pohon Kehidupan), tahun 2023 temanya Danu Kerti (Memuliakan Hulu Amerta), tahun 2024 temanya Segara Kerti (Muara Kebhinekaan), dan tahun 2025 bertema Jagat Kerti (Harmoni Semesta Raya). “Atma Kerthi merupakan salah satu unsur dari Sad Kerthi untuk dijadikan sebagai Tema Pesta Kesenian Bali Tahun 2020,” ujar Kadis Adnyana.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Ketua Tim Kurator, Prof Dr I Gede Sugiartha, untuk tema PKB 2020 telah disepakati Atma Kerti, kesiapan kabupaten/kota diharapkan benar-benar mengeksplor karyanya mengacu pada tema. Menjadi tugas bagi para pembina, penggarap, seniman agar bisa mengungkapkan tema ini dalam bentuk konsep karya yang fokus bukan tempelan, dan bisa memberikan kepekaan terhadap proses penggarapan. “Tentunya setiap proses penciptaan kita mengajak penggarap agar tidak mengabaikan aspek sastranya. Agar benar benar karya itu menyesuaikan tema,” jelasnya.
Untuk mengimplementasikan tema Atma Kerti, panitia melalui tim berencana akan menerbitkan buku pemaknaan tema, yaitu sebuah buku saku yang bisa digunakan oleh pembina, penggarap termasuk seniman. Termasuk mengusulkan area di Taman Budaya ada seni instalasi yang tentunya menyesuaikan dengan tema. “Bagaimana implementasi tema Atma Kerti seperti ada tetaring, suasana nya bisa dirasakan pengunjung ketika baru memasuki kawasan Taman Budaya,” ungkapnya.
Kesiapan kabupaten/kota dinilai sangat penting agar semua garapan benar-benar mengacu pada tema. Ketut Sumarta selaku tim ahli bidang adat dan budaya mengingatkan agar sosialisasi implementasi tema PKB-42 dilakukan sedini mungkin ke kabupaten/ kota. Menurutnya, sosialisasi selama enam bulan dirasa kurang cukup. “Kerapkali kita menerima masukan, sosialisasi tema dilakukan dalam waktu singkat, 6 bulan sebelum PKB. Tentu penggarap kurang siap dan kurang memahami tema,” imbuh Sumarta. *ind
Pemilihan tema ini diharapkan dapat mengakselerasi makna Akasacara. Atma Kerti yang dimaknai sebagai Penyucian Jiwa Paripurna diharapkan menjadi subjek eksplorasi untuk semua materi Pesta Kesenian Bali ke-42 Tahun 2020. Sebagai payung tema adalah ‘Nangun Jiwa Pramana Padma Bhuana Bali: membangkitkan spirit budaya menuju Bali era Baru’, dijabarkan untuk 5 tahun mendatang 2020-2025.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana mengatakan, Pesta Kesenian Bali Tahun 2020 diarahkan sebagai wahana implementasi visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ bidang Pemajuan Kebudayaan Bali. Maka, sebagai bahan pertimbangan hasil rapat Tim Kecil oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bersama Kelompok Ahli Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali, Bidang Adat, Agama, Tradisi, Seni dan Budaya merumuskan tema sesuai dengan visi Sad Kerthi.
Adapun setiap tahun telah ditetapkan tema tersendiri yakni PKB 2020 mengangkat tema Atma Kerti (Penyucian Jiwa Pramana), tahun 2021 dengan tema Jana Kerti (Menguatkan Jati Diri), tahun 2022 dengan tema Wana Kerti (Merawat Pohon Kehidupan), tahun 2023 temanya Danu Kerti (Memuliakan Hulu Amerta), tahun 2024 temanya Segara Kerti (Muara Kebhinekaan), dan tahun 2025 bertema Jagat Kerti (Harmoni Semesta Raya). “Atma Kerthi merupakan salah satu unsur dari Sad Kerthi untuk dijadikan sebagai Tema Pesta Kesenian Bali Tahun 2020,” ujar Kadis Adnyana.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Ketua Tim Kurator, Prof Dr I Gede Sugiartha, untuk tema PKB 2020 telah disepakati Atma Kerti, kesiapan kabupaten/kota diharapkan benar-benar mengeksplor karyanya mengacu pada tema. Menjadi tugas bagi para pembina, penggarap, seniman agar bisa mengungkapkan tema ini dalam bentuk konsep karya yang fokus bukan tempelan, dan bisa memberikan kepekaan terhadap proses penggarapan. “Tentunya setiap proses penciptaan kita mengajak penggarap agar tidak mengabaikan aspek sastranya. Agar benar benar karya itu menyesuaikan tema,” jelasnya.
Untuk mengimplementasikan tema Atma Kerti, panitia melalui tim berencana akan menerbitkan buku pemaknaan tema, yaitu sebuah buku saku yang bisa digunakan oleh pembina, penggarap termasuk seniman. Termasuk mengusulkan area di Taman Budaya ada seni instalasi yang tentunya menyesuaikan dengan tema. “Bagaimana implementasi tema Atma Kerti seperti ada tetaring, suasana nya bisa dirasakan pengunjung ketika baru memasuki kawasan Taman Budaya,” ungkapnya.
Kesiapan kabupaten/kota dinilai sangat penting agar semua garapan benar-benar mengacu pada tema. Ketut Sumarta selaku tim ahli bidang adat dan budaya mengingatkan agar sosialisasi implementasi tema PKB-42 dilakukan sedini mungkin ke kabupaten/ kota. Menurutnya, sosialisasi selama enam bulan dirasa kurang cukup. “Kerapkali kita menerima masukan, sosialisasi tema dilakukan dalam waktu singkat, 6 bulan sebelum PKB. Tentu penggarap kurang siap dan kurang memahami tema,” imbuh Sumarta. *ind
Komentar