Puluhan Pedagang di Sekitar ITDC Dapat Pelatihan Bahasa Mandarin
Kunjungan wisatawan asal Tiongkok di sejumlah objek wisata di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung cendrung meningkat dalam kurun waktu setahun terakhir.
MANGUPURA, NusaBali
Guna memberikan pelayanan terbaik kepada wisman tersebut, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menggelar pelatihan bahasa Mandarin bagi sejumlah pedagang yang berjualan di seputaran ITDC. Diharapkan, dengan pelatihan itu, para wanita pedagang bisa membangun komunikasi yang baik dalam bertransaksi.
Managing Director ITDC I Gusti Ngurah Ardita menerangkan dari data yang dimiliki, bahwa 34 persen wisatawan yang datang berkunjung ataupun tinggal di Nusa Dua adalah wisatawan asal Tiongkok. Sehingga, wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu menduduki posisi pertama. Para wisatawan tersebut, sambung Ardita, mereka menikmati pemandangan dan juga berbelanja di seputaran kawasan Pantai di Nusa Dua, utamanya di sekitar ITDC. Untuk itu, guna menunjang pelayanan terbaik kepada wisatawan itu, pihak ITDC tentu harus berperan aktif dan mencari solusi serta informasi di tengah pedagang yang berjualan.
Nah, hasil komunikasi itu, ternyata para pedagang mengharapkan adanya pelatihan bahasa Mandarin untuk menjalin komunikasi dengan wisatawan Tiongkok tersebut. "Dengan adanya pelatihan bahasa ini, tentu memberikan kemampuan kepada para pedagang agar bisa berbicara atau berkomunikasi dengan wisatawan Tiongkok. Ini menunjang dalam meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan itu sendiri," terangnya disela-sela pembukaan pelatihan bahasa Mandarin di Wantilan ITDC, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Kamis (11/7) malam.
Dikatakan Ardita, pelatihan bahasa Mandarin ini berkat kerjasama dengan pihak Universitas Udayana dengan menghadirkan guru yang berkompeten yang juga berasal dari Tiongkok. Untuk rentan waktu, dilakukan selama 3 bulan kedepan. Harapannya, setelah selesai pelatihan, para pedagang memiliki kemampuan untuk berbahasa Mandarin dalam bertransaksi atau berjualan di seputaran pantai dan tentu memberikan dampak positif untuk hubungan antara kedua negara. Bahkan, kegiatan ini juga didukung penuh oleh Konsulat Tiongkok. "Ini adalah bentuk kepedulian kita dengan peguyuban pedagang dan juga bentuk sinergitas antara Bali dengan Tiongkok. Hal ini karena yang melatih/mengajar adalah guru dari Tiongkok sendiri. Tentu ini bentuk kerjasama yang memiliki dampak positif kedepannya," beber Ardita.
Sementara itu, Konsul Jenderal Tiongkok di Denpasar Gou Haodong dalam pemaparannya bahwa kegiatan pelatihan bahasa Mandarin ini sangat bermanfaat bagi para pedagang. Pasalnya, guna melakukan transaksi di sejumlah tempat penjualan, wisatawan asal Tiongkok memang masih minim atau tidak bisa berbahasa Inggris. Harapannya, adanya pelatihan ini menunjang komunikasi antara wisatawan Tiongkok dengan pedagang. Selain itu, bisa memberikan dampak yang baik untuk hubungan kedua negara kedepannya. "Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Jujur saja banyak wisatawan Tiongkok yang bermodalkan uang dan datang berlibur ke Bali, tapi minim pengetahuan bahasa Inggris, sehingga masih menggunakan bahasa Mandarin. Nah, dengan didukungnya para pedagang dengan pengetahuan bahasa, itu memberikan angin segar dan berdampak pada proses transaksi yang baik kedepannya," ungkapnya.
Sementara, Ketua Peguyuban Segara Yasa Bengiat Nusa Dua, I Ketut Koder, mengapresiasi atas langkah ITDC yang memberikan pelatihan terhadap para pedagang di pinggir pantai Nusa Dua. Menurut dia, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan para pedagang. Apalagi, kata dia, sebanyak 15 pedangang berasal dari peguyuban mereka. Sementara, sisanya diambil pihak ITDC dari luar untuk menggenapi 40 orang. "Kegiatan ini sangat bermanfaat, apalagi, ini diadakan selama 3 bulan kedepan. Ya, pasti hasilnya nanti akan bermanfaat bagi kita juga kedepannya," tuturnya. *dar
Managing Director ITDC I Gusti Ngurah Ardita menerangkan dari data yang dimiliki, bahwa 34 persen wisatawan yang datang berkunjung ataupun tinggal di Nusa Dua adalah wisatawan asal Tiongkok. Sehingga, wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu menduduki posisi pertama. Para wisatawan tersebut, sambung Ardita, mereka menikmati pemandangan dan juga berbelanja di seputaran kawasan Pantai di Nusa Dua, utamanya di sekitar ITDC. Untuk itu, guna menunjang pelayanan terbaik kepada wisatawan itu, pihak ITDC tentu harus berperan aktif dan mencari solusi serta informasi di tengah pedagang yang berjualan.
Nah, hasil komunikasi itu, ternyata para pedagang mengharapkan adanya pelatihan bahasa Mandarin untuk menjalin komunikasi dengan wisatawan Tiongkok tersebut. "Dengan adanya pelatihan bahasa ini, tentu memberikan kemampuan kepada para pedagang agar bisa berbicara atau berkomunikasi dengan wisatawan Tiongkok. Ini menunjang dalam meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan itu sendiri," terangnya disela-sela pembukaan pelatihan bahasa Mandarin di Wantilan ITDC, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Kamis (11/7) malam.
Dikatakan Ardita, pelatihan bahasa Mandarin ini berkat kerjasama dengan pihak Universitas Udayana dengan menghadirkan guru yang berkompeten yang juga berasal dari Tiongkok. Untuk rentan waktu, dilakukan selama 3 bulan kedepan. Harapannya, setelah selesai pelatihan, para pedagang memiliki kemampuan untuk berbahasa Mandarin dalam bertransaksi atau berjualan di seputaran pantai dan tentu memberikan dampak positif untuk hubungan antara kedua negara. Bahkan, kegiatan ini juga didukung penuh oleh Konsulat Tiongkok. "Ini adalah bentuk kepedulian kita dengan peguyuban pedagang dan juga bentuk sinergitas antara Bali dengan Tiongkok. Hal ini karena yang melatih/mengajar adalah guru dari Tiongkok sendiri. Tentu ini bentuk kerjasama yang memiliki dampak positif kedepannya," beber Ardita.
Sementara itu, Konsul Jenderal Tiongkok di Denpasar Gou Haodong dalam pemaparannya bahwa kegiatan pelatihan bahasa Mandarin ini sangat bermanfaat bagi para pedagang. Pasalnya, guna melakukan transaksi di sejumlah tempat penjualan, wisatawan asal Tiongkok memang masih minim atau tidak bisa berbahasa Inggris. Harapannya, adanya pelatihan ini menunjang komunikasi antara wisatawan Tiongkok dengan pedagang. Selain itu, bisa memberikan dampak yang baik untuk hubungan kedua negara kedepannya. "Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Jujur saja banyak wisatawan Tiongkok yang bermodalkan uang dan datang berlibur ke Bali, tapi minim pengetahuan bahasa Inggris, sehingga masih menggunakan bahasa Mandarin. Nah, dengan didukungnya para pedagang dengan pengetahuan bahasa, itu memberikan angin segar dan berdampak pada proses transaksi yang baik kedepannya," ungkapnya.
Sementara, Ketua Peguyuban Segara Yasa Bengiat Nusa Dua, I Ketut Koder, mengapresiasi atas langkah ITDC yang memberikan pelatihan terhadap para pedagang di pinggir pantai Nusa Dua. Menurut dia, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan para pedagang. Apalagi, kata dia, sebanyak 15 pedangang berasal dari peguyuban mereka. Sementara, sisanya diambil pihak ITDC dari luar untuk menggenapi 40 orang. "Kegiatan ini sangat bermanfaat, apalagi, ini diadakan selama 3 bulan kedepan. Ya, pasti hasilnya nanti akan bermanfaat bagi kita juga kedepannya," tuturnya. *dar
Komentar