Dosa Tjhin Johannes Dibongkar
Ungkapan itu jelas merongrong kepercayaan anggota TI di seluruh Bali dan Ketua Umum TI Bali. Padahal jelas-jelas Ketum PB TI biasa bersilahturahmi dengan jajaran pengurus TI Bali.
Geger TI Badung Berlanjut
MANGUPURA, NusaBali
Pergolakan internal Pengkab Taekwondo Indonesia (TI) Badung semakin menjadi-jadi. Kebobrokan kepemimpinan TI Badung di bawah Tjhin Johannes dinilai semakin mengkhawatirkan dan membuat beberapa dojang ingin mendongkelnya.
Beberapa dojang pun kembali membeberkan ‘dosa-dosa’ Tjhin Johannes yang dikatakan menyebarkan isi fintah tentang Pengprov TI Bali dan Ketum TI Bali, Anak Agung Lanang Agung Ananda. Tjhin juga dinilai menyatakan, Ketum PB TI memasukkan TI Bali dalam kotak hitam. Thjin juga mengklam, dirinya mampu mengatur dan mengendalikan PBTI.
"Tjhin Johanes menyatakan bahwa Ketum PB TI tidak berani mengusik dirinya. Jika berani mengusik akan dilaporkan ke PB TI. Karena salah satu pamannya adalah pengurus di FPBTI," kata pemilik Dojang Family Badung, Ade Iwan Setiawan, di Badung, Minggu (14/7).
Menurut Ade Setiawan, ungkapan itu jelas merongrong kepercayaan anggota TI di seluruh Bali dan Ketua Umum TI Bali. Padahal jelas-jelas Ketum PB TI biasa silahturahmi dengan jajaran pengurus TI Bali belum lama ini di Warung Cangkruk, Denpasar.
Dosa lain yang diperbuat Tjhin Johannes dengan memberikan informasi kepada KONI Badung, ada atlet abal-abal yang akan turun di Porprov Tabanan XIV/2019. Namun fakta yang ada sesuai hasil rapat soal Porprov pada 2018.
Hasil rapat, disepakati 9 kabupaten/kota peserta Proprov diijinkan memasukkan atlet dari luar, dengan syarat dapat mewakili Bali dikancah nasional dan internasional. Lalu TI Badung memasukkan tiga atlet dari DKI Jakarta.
Namun dalam perkembangannya malah tidak dimasukkan dalam tim inti Porprov Badung. Ini jelas mencoreng nama baik TI Bali. Sebab di mata atlet-atlet nasional tidak memberikan perlindungan kepada atlet yang bermutasi.
"Bahkan ketiga atlet DKI Jakarta itu tidak diberikan kesempatan mengikuti seleksi," keluh Ade Setiawan.
Tak hanya di situ, kata Ade Setiawan, Tjhin juga menghembuskan isu kalau TI Badung meraih lebih dari 12 emas, maka taekwondo tidak akam dipertandingkan oleh Ketum TI Bali di Porprov. Hal itu bukan regulasi yang dikeluarkan TI Bali. Bahkan tidak ada satupun Pengkab yang pernah mendengar.
Menurut Ade Setiawan, Tjhin Johannes dinilai mencemarkan nama baik Ketum TI Bali Lan Ananda. Dengan membuat isu ketika mengajukan ijin kejuaraan, selalu dimintakan proposal Pengprov. Proposal itu akan digunakan meminta uang ke KONI Bali untuk kepentingan pribadi Ketum TI Bali.
"Perlu dicatat, pengelolaan uang Ti Badung di bawah Tjhin Johannes tidak transparan," tegas Ade Setiawan.
Contoh ketika kejuaraan BNN Taekwondo Open di GOR Kerobokan beberapa waktu lalu. Tjhin menyatakan, kejuaraan tersebut mengalami kerugian. Padahal KONI memberikan anggaran Rp 75 juta hingga Rp 85 juta. Ditambah lagi Bupati Badung dan Djarum Rp 10 juta. Apalagi peserta mencapai 1.000 orang dengan membayar uang pendaftaran Rp 250 ribu per atlet.
"Untuk sahnya Muskablub, kami mohon diberikan SK Panitia Pelaksana Musyawarah luar biasa sesuai dengan ketentuan organisasi. Karena dari awalnya 8 dojang yang menginginkan Muskablub sekarang sudah ada tambahan 3-5 dojang lagi. Sehingga memenuhi syarat untuk Muskablub 11 dojang dari 17 dojang," papar Ade Setiawan.
Dikonfirmasi terpisah Ketum Pengkab TI Badung, Tjhin Johannes untuk sementara menolak memberikan komentar. "Saya akan pulang ke Bali, nanti akan kami jelaskan detail," kata Tjhin Johannes. *dek
Komentar