SMKN 1 Amlapura Kebagian 2 Siswa Papua
Sebanyak 55 siswa tamatan SMP dari Papua, untuk tahun ajaran 2019/2020 disebar di Bali, ada yang belajar di SMA Negeri dan SMK Negeri.
AMLAPURA, NusaBali
SMKN 1 Amlapura, kembali mendapatkan suplai 2 siswa baru dari Papua, masing-masing: Erda Epina Hesti Mikip, dan Pelen Asso. Keduanya mengambil program keahlian keperawatan.
Kedua siswi itu sementara ditampung guru pengajar SMKN 1 Amlapura Andriani Indrawati, di Amlapura, Minggu (14/7). Mulanya siswi itu tiba di Bali, Sabtu (13/7) dijemput Kasek SMKN 1 Amlapura I Wayan Artana, selanjutnya diajak ke SMKN 1 Amlapura, untuk perkenalan keberadaan lingkungan sekolah. Keduanya mengaku kelelahan, setelah terbang dari Papua hingga Bali.
Erda Epina Hesti Mikip mengaku tamatan SMPN 9 Nabire, Desa Kalibobo, Distrik (Kecamatan) Nabia, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sedangkan Pelen Asso tamatan SMPN 3 Wamena, Desa Pobiatma, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua. "Kami berdua cita-cita jadi suster, makanya pilih program keahlian keperawatan di SMKN 1 Amlapura," jelas Pelen Asso siswi kelahiran 17 Mei 2004.
Erda Epina Hesti Mikip mengatakan, walau bercita-cita jadi suster, setamat SMKN 1 Amlapura berencana kuliah dulu. "Setamat kuliah, barulah kami balik ke Papua," lanjut siswi kelahiran 27 Oktober 2002. Setiba di Karangasem kedua siswa merasa senang dengan alam Bali, yang sejuk, dan panorama alam yang indah. Beda dengan di Papua, geografisnya penuh dengan bebukitan, dan rawa-rawa. "Kami berharap, cepat memiliki banyak teman di sekolah, sehingga lebih memperlancar pembelajaran," lanjut Pelen Asso.
Tahun lalu, SMKN 1 Amlapura juga dapat kiriman dua sisa dari Papua,
Romanus FM Mote kelas XI TKR (teknik kendaraan ringan), dan Martinus Emannuel kelas XI Keperawatan 1, sedangkan dua tahun lalu dapat kiriman satu siswa, atas nama Silvia Wayam kelas XII Keperawatan 1.
Semua siswa dari Papua, juga diwajibkan mengikuti pelajaran muatan lokal bahasa Bali. Guru bahasa Bali I Wayan Wikana mengatakan, selama berlangsung pembelajaran bahasa Bali di sekolah, siswa Papua itu dibedakan materinya. Siswa Papua hanya diwajibkan memahami anacaraka, atau abjad bahasa Bali, selanjutnya menyalin.
Kasek I Wayan Artana mengatakan, kedatangan siswa dari Papua merupakan program pemerintah, dalam program Adem (Afirmasi Pendidikan Menengah). "Pertama ditanya kepada siswa Papua minatnya, ke jurusan apa. Ternyata menginginkan program keperawatan, untuk di Karangasem hanya ada di SMKN 1 Amlapura, makanya kami yang menampungnya," jelas I Wayan Artana.
I Wayan Artana mengaku siap mendidik siswa Papua itu, sama seperti siswa dari Bali, agar cepat berbaur. Juga mereka agar memahami komunikasi bahasa Bali. "Kami tidak membedakan proses pembelajaran siswa dari Bali dengan dari Papua. Semua kami didik agar jadi anak bangsa yang pintar," katanya. *k16
Kedua siswi itu sementara ditampung guru pengajar SMKN 1 Amlapura Andriani Indrawati, di Amlapura, Minggu (14/7). Mulanya siswi itu tiba di Bali, Sabtu (13/7) dijemput Kasek SMKN 1 Amlapura I Wayan Artana, selanjutnya diajak ke SMKN 1 Amlapura, untuk perkenalan keberadaan lingkungan sekolah. Keduanya mengaku kelelahan, setelah terbang dari Papua hingga Bali.
Erda Epina Hesti Mikip mengaku tamatan SMPN 9 Nabire, Desa Kalibobo, Distrik (Kecamatan) Nabia, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sedangkan Pelen Asso tamatan SMPN 3 Wamena, Desa Pobiatma, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua. "Kami berdua cita-cita jadi suster, makanya pilih program keahlian keperawatan di SMKN 1 Amlapura," jelas Pelen Asso siswi kelahiran 17 Mei 2004.
Erda Epina Hesti Mikip mengatakan, walau bercita-cita jadi suster, setamat SMKN 1 Amlapura berencana kuliah dulu. "Setamat kuliah, barulah kami balik ke Papua," lanjut siswi kelahiran 27 Oktober 2002. Setiba di Karangasem kedua siswa merasa senang dengan alam Bali, yang sejuk, dan panorama alam yang indah. Beda dengan di Papua, geografisnya penuh dengan bebukitan, dan rawa-rawa. "Kami berharap, cepat memiliki banyak teman di sekolah, sehingga lebih memperlancar pembelajaran," lanjut Pelen Asso.
Tahun lalu, SMKN 1 Amlapura juga dapat kiriman dua sisa dari Papua,
Romanus FM Mote kelas XI TKR (teknik kendaraan ringan), dan Martinus Emannuel kelas XI Keperawatan 1, sedangkan dua tahun lalu dapat kiriman satu siswa, atas nama Silvia Wayam kelas XII Keperawatan 1.
Semua siswa dari Papua, juga diwajibkan mengikuti pelajaran muatan lokal bahasa Bali. Guru bahasa Bali I Wayan Wikana mengatakan, selama berlangsung pembelajaran bahasa Bali di sekolah, siswa Papua itu dibedakan materinya. Siswa Papua hanya diwajibkan memahami anacaraka, atau abjad bahasa Bali, selanjutnya menyalin.
Kasek I Wayan Artana mengatakan, kedatangan siswa dari Papua merupakan program pemerintah, dalam program Adem (Afirmasi Pendidikan Menengah). "Pertama ditanya kepada siswa Papua minatnya, ke jurusan apa. Ternyata menginginkan program keperawatan, untuk di Karangasem hanya ada di SMKN 1 Amlapura, makanya kami yang menampungnya," jelas I Wayan Artana.
I Wayan Artana mengaku siap mendidik siswa Papua itu, sama seperti siswa dari Bali, agar cepat berbaur. Juga mereka agar memahami komunikasi bahasa Bali. "Kami tidak membedakan proses pembelajaran siswa dari Bali dengan dari Papua. Semua kami didik agar jadi anak bangsa yang pintar," katanya. *k16
1
Komentar