Pedagang Pasar Loka Crana Berpakaian Adat Setiap Hari
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli I Nengah Sudibia mendambakan Pasar Loka Crana Bangli menjadi pasar seni dan pasar percontohan.
BANGLI, NusaBali
Agar punya ciri khas, Disperindag merencanakan seluruh pedagang mengenakan pakaian adat Bali setiap hari. Pasar Loka Crana dikhususkan untuk pedagang kain, aksesoris, dan kuliner Bali.
Nengah Sudibia mengatakan, saat ini para pedagang di Kabupaten Bangli hanya kenakan pakaian adat Bali setiap hari Kamis. Nantinya pedagang di Pasar Loka Crana Bangli mengenakan pakaian adat Bali setiap hari. “Kalau bukan kita yang menjaga dan melestarikan siapa lagi,” ungkapnya, Minggu (15/7). Nantinya tamu-tamu pemerintah akan diarahkan ke Pasar Loka Crana. “Pegadang berjualan dengan pakaian adat, harapannya bisa menarik pengunjung terutama mereka yang dari luar Bali. Mungkin karena tertarik dengan udeng yang digunakan pedagang, pengunjug itu mau beli,” imbuhnya.
Sementara pedagang non Hindu bisa menyesuaikan dengan pakaian mereka. “Bisa mengenakan pakaian khasnya, kalau mau mengenakan pakaian adat Bali tentunya bagus. Di sinilah bentuk keragaman, ada perbedaan namun tetap saling menghargai,” tandasnya. Ditambahkan, pengudian los sudah dilaksanakan. Dalam waktu dekat masing-masing pedagang akan diberikan kuncinya. Sebelum resmi beroperasi, para pedagang di Pasar Loka Crana akan diajak sembahyang bersama. *esa
Agar punya ciri khas, Disperindag merencanakan seluruh pedagang mengenakan pakaian adat Bali setiap hari. Pasar Loka Crana dikhususkan untuk pedagang kain, aksesoris, dan kuliner Bali.
Nengah Sudibia mengatakan, saat ini para pedagang di Kabupaten Bangli hanya kenakan pakaian adat Bali setiap hari Kamis. Nantinya pedagang di Pasar Loka Crana Bangli mengenakan pakaian adat Bali setiap hari. “Kalau bukan kita yang menjaga dan melestarikan siapa lagi,” ungkapnya, Minggu (15/7). Nantinya tamu-tamu pemerintah akan diarahkan ke Pasar Loka Crana. “Pegadang berjualan dengan pakaian adat, harapannya bisa menarik pengunjung terutama mereka yang dari luar Bali. Mungkin karena tertarik dengan udeng yang digunakan pedagang, pengunjug itu mau beli,” imbuhnya.
Sementara pedagang non Hindu bisa menyesuaikan dengan pakaian mereka. “Bisa mengenakan pakaian khasnya, kalau mau mengenakan pakaian adat Bali tentunya bagus. Di sinilah bentuk keragaman, ada perbedaan namun tetap saling menghargai,” tandasnya. Ditambahkan, pengudian los sudah dilaksanakan. Dalam waktu dekat masing-masing pedagang akan diberikan kuncinya. Sebelum resmi beroperasi, para pedagang di Pasar Loka Crana akan diajak sembahyang bersama. *esa
Komentar