Dr Somvir Dijagokan Ketua Fraksi Gabungan
Ketua Fraksi Golkar Mengarah ke Kresna Budi
DENPASAR, NusaBali
Setelah lolos dari jerat dugaan manipulasi data Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK), caleg terpilih DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng, Dr Somvir, dapat durian runtuh. Dr Somvor dijagokan partainya menjadi Ketua Fraksi Gabungan DPRD Bali 2019-2024.
Tiga parpol parlemen papan bawah yakni NasDem, Hanura, dan PSI sudah sepakat membentuk Fraksi Gabungan DPRD Bali 2019-2024. Ketiga parpol ini berkekuatan total 4 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2019, masing-masing 2 kursi milik NasDem, 1 kursi milik Hanura, dan 1 kursi milik PSI. Sedangkan 4 parpol parlemen lainnya, bisa membentuk fraksi tersendiri di DPRD Bali, yakni Fraksi PDIP (berkekuatan 33 kursi), Fraksi Golkar (berkekuatan 8 kursi), Fraksi Gerindra (berkekuatan 6 kursi), dan Fraksi Demokrat (berkekuatan 4) kursi.
Bendahara DPW NasDem, I Gusti Bagus Eka Subagiartha, menyatakan partainya sudah final membentuk Fraksi Gabungan dengan Hanura dan PSI. Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan lintas parpol di Denpasar, 22 Juni 2019 lalu. "Dalam rapat dengan rekan-rekan dari Hanura dan PSI, kita sepakat membentuk Fraksi Gabungan DPRD Bali. Dari rapat itu, disepakati Ketua Fraksi Gabungan diberikan kepada kader NasDem,” ungkap Eka Subagiartha alias Gus Eka kepada NusaBali di Denpasar, Senin (15/7).
Menurut Gus Eka, dua caleg terpilih DPRD Bali milik NasDem hasil Pileg 2019 adalah Dr Somvir (new comer dari Dapil Buleleng) dan Wayan Kari Subali (incumbent dari Dapil Karangasem). Dr Somvir dan Kari Subali punya peluang yang sama untuk menjadi Ketua Fraksi Gabungan. “Keduanya sama-sama punya bobot," ujar Gus Eka.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, Dr Somvir lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng dengan perolehan 11.898 suara. Guru yoga asal India ini mengungguli rekan separtainya, I Nyonan Tirtawan, yang berstatus sebagai caleg incumbent. Sebaliknya, Wayan Kari Subali buat ketiga kalinya lolos ke DPRD Bali Dapil Karangasem, dengan perolehan 20.324 suara. Sedangkan 2 anggota Fraksi Gabungan DPRD Bali 2019-2024 lainnya adalah I Wayan Artha (dari Hanura Dapil Buleleng/lolos dengan 5.294 suara) dan Grace Anastasya Surya Widjaja (dari PSI Dapil Denpasar/lolos dengan 4.315 suara).
Dr Somvir sendiri baru saja terlepas dari jerat kasus dugaan manipulasi data LPPDK, karena Bawaslu Bali gagal menaikkan kasusnya ke tingkat penyidikan. Berdasarkan hasil rapat Sentra Gakkumdu (Bawaslu Bali, kepolisian, dan kejaksaan), Rabu (10/7) malam, disimpulkan laporan du-gaan manipulasi LPPDK caleg Dr Somvir tidak bisa ditindaklanjuti ke tingkat penyidikan, karena beberapa alasan. Salah satunya, tidak adanya kesemaan kesimpulan antara Bawaslu Bali dengan kejaksaan dan kepolisian. Selain itu, Bawaslu Bali juga gagal mendapatkan keterangan saksi ahli dari Pakar Hukum Pidana Unud.
Sementara itu, Ida Gede Komang Kresna Budi berpeluang menjadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2019-2024. Kresna Budi dijagokan, karena karena menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Bappilu Buleleng DPD I Golkar Bali. Selain itu, Kresna Budi yang notabene ipar dari Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, saat ini juga menjadi Plt Ketua DPD II Golkar Buleleng.
Dalam perebutan kursi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali ini, Kresna Budi (asal desa Liligundi, Kecamatan Buleleng) disebut-sebut bersaing dengan Ni Putu Yuliartini, Srikandi Politik asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Putu Yuliartini yang notabene putri mantan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, masuk bursa calon Ketua Fraksi Golkar karena isu kesetaraan gender.
Hanya saja, sumber NusaBali di lingkaran Golkar mengatakan Kresna Budi lebih dijagokan ketimbang Yuliartinu, karena memiliki hubungan dekat dengan Demer. Selain jadi iparnya, Kresna Budi juga setia berada di gerbong Demer. Betulkah?
Saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin, Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry mengatakan ada beberapa kriteria untuk jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. Salah satunya, masuk jajaran Pengurus Harian DPD I Golkar Bali. Sedangkan perolehan suara, tidak menjadi kriteria kandidat Ketua Fraksi Golkar. "Yang menjadi kriteria itu adalah pengurus harian. Nanti akan dibahas dalam rapat pleno DPD I Golkar Bali, baru kemudian diusulkan ke DPP Golkar," ujar Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2029 dari Fraksi Golkar.
Sementara, jabatan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali sudah mengarah kepada I Kadek Diana, politisi senior asal Banjar Kebalian, Desa/Kecamatan Sukawatil, Gianyar. Saat ini, Kadek Diana masih menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali 2015-2029---menggantikan Nyoman Parta.
Kadek Diana dijagokan, karena pegang jabatan strategis di DPD PDIP Bali. Berdasar hasil Konferda 2019, Kadek Diana kembali dipercaya duduk sebagai Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPD PDIP Bali 2019-2024. Kadek Diana sendiri lolos lagi ke DPRD Bali dari PDIP Dapil Gianyar di Pileg 2019, dengan perolehan suara sangat besar, yakni mencapai 91.243 suara.
Hanya saja, sejauh ini belum ada keputusan final untuk penetapan Kadek Diana sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali. Menurut Kadek Diana, penentuan jabatan ketua fraksi dan Alat Kelengkapan Dewan kemungkinan baru akan dibahas setelah Kongres V PDIP, 8-11 agustus 2019 mendatang. "Sampai saat ini belum ada keputusan partai. Mungkin usai Kongres ," ujar Kadek Diana saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.
Sebaliknya, perebutan kursi Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali diperkirakan akan jadi ajang rebutan antara I Ketut Gede Nugrahita Pendit vs I Nyoman Suyasa. Sebab, keduanya dijagokan menjadi Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra. Nah, yang alah tarung perebutan kursi Wakil Ketua DPRD Bali, kemungkinan akan diplot menjadi Ketua Fraksi Gerindra.
Nugrahita Pendit adalah caleg incumbent DPRD Bali dari Gerindra Dapil Tabanan, yang lolos dengan perolehan 14.953 suara dalam Pileg 2019. Saat ini, Nugrahita Pendit masih menjabat Ketua Fraksi Gerindra DFPRD Bali 2014-2019. Sedangkan Nyoman Suyasa adalah caleg incumbent DPRD Bali Dapil Karangasem, yang lolos dengan 15.638 suara. Saat ini, Suyasa masih menjabat Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019.
Di sisi lain, jabatan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2019-2024 akan dibentuk setelah penetapan caleg terpilih hasil Pileg 2019. Menurut Wakil Ketua Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo, seluruh 4 kader yang lolos ke DPRD Bali punya peluang jadi Ketua Fraksi Demokrat. "Kalau nama, jangan dulu disebut. Penetapan caleg terpilih saja belum,” katanya. Sedangkan untuk jabatan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Demokrat, kemungkinan besar akan direbut Tjokorda Gde Putra Asmara Sukawati aloas Cok Asmara, incumbent asal Puri Agung Ubud, Gianyar. *nat
Tiga parpol parlemen papan bawah yakni NasDem, Hanura, dan PSI sudah sepakat membentuk Fraksi Gabungan DPRD Bali 2019-2024. Ketiga parpol ini berkekuatan total 4 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2019, masing-masing 2 kursi milik NasDem, 1 kursi milik Hanura, dan 1 kursi milik PSI. Sedangkan 4 parpol parlemen lainnya, bisa membentuk fraksi tersendiri di DPRD Bali, yakni Fraksi PDIP (berkekuatan 33 kursi), Fraksi Golkar (berkekuatan 8 kursi), Fraksi Gerindra (berkekuatan 6 kursi), dan Fraksi Demokrat (berkekuatan 4) kursi.
Bendahara DPW NasDem, I Gusti Bagus Eka Subagiartha, menyatakan partainya sudah final membentuk Fraksi Gabungan dengan Hanura dan PSI. Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan lintas parpol di Denpasar, 22 Juni 2019 lalu. "Dalam rapat dengan rekan-rekan dari Hanura dan PSI, kita sepakat membentuk Fraksi Gabungan DPRD Bali. Dari rapat itu, disepakati Ketua Fraksi Gabungan diberikan kepada kader NasDem,” ungkap Eka Subagiartha alias Gus Eka kepada NusaBali di Denpasar, Senin (15/7).
Menurut Gus Eka, dua caleg terpilih DPRD Bali milik NasDem hasil Pileg 2019 adalah Dr Somvir (new comer dari Dapil Buleleng) dan Wayan Kari Subali (incumbent dari Dapil Karangasem). Dr Somvir dan Kari Subali punya peluang yang sama untuk menjadi Ketua Fraksi Gabungan. “Keduanya sama-sama punya bobot," ujar Gus Eka.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, Dr Somvir lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng dengan perolehan 11.898 suara. Guru yoga asal India ini mengungguli rekan separtainya, I Nyonan Tirtawan, yang berstatus sebagai caleg incumbent. Sebaliknya, Wayan Kari Subali buat ketiga kalinya lolos ke DPRD Bali Dapil Karangasem, dengan perolehan 20.324 suara. Sedangkan 2 anggota Fraksi Gabungan DPRD Bali 2019-2024 lainnya adalah I Wayan Artha (dari Hanura Dapil Buleleng/lolos dengan 5.294 suara) dan Grace Anastasya Surya Widjaja (dari PSI Dapil Denpasar/lolos dengan 4.315 suara).
Dr Somvir sendiri baru saja terlepas dari jerat kasus dugaan manipulasi data LPPDK, karena Bawaslu Bali gagal menaikkan kasusnya ke tingkat penyidikan. Berdasarkan hasil rapat Sentra Gakkumdu (Bawaslu Bali, kepolisian, dan kejaksaan), Rabu (10/7) malam, disimpulkan laporan du-gaan manipulasi LPPDK caleg Dr Somvir tidak bisa ditindaklanjuti ke tingkat penyidikan, karena beberapa alasan. Salah satunya, tidak adanya kesemaan kesimpulan antara Bawaslu Bali dengan kejaksaan dan kepolisian. Selain itu, Bawaslu Bali juga gagal mendapatkan keterangan saksi ahli dari Pakar Hukum Pidana Unud.
Sementara itu, Ida Gede Komang Kresna Budi berpeluang menjadi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2019-2024. Kresna Budi dijagokan, karena karena menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Bappilu Buleleng DPD I Golkar Bali. Selain itu, Kresna Budi yang notabene ipar dari Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, saat ini juga menjadi Plt Ketua DPD II Golkar Buleleng.
Dalam perebutan kursi Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali ini, Kresna Budi (asal desa Liligundi, Kecamatan Buleleng) disebut-sebut bersaing dengan Ni Putu Yuliartini, Srikandi Politik asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Putu Yuliartini yang notabene putri mantan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, masuk bursa calon Ketua Fraksi Golkar karena isu kesetaraan gender.
Hanya saja, sumber NusaBali di lingkaran Golkar mengatakan Kresna Budi lebih dijagokan ketimbang Yuliartinu, karena memiliki hubungan dekat dengan Demer. Selain jadi iparnya, Kresna Budi juga setia berada di gerbong Demer. Betulkah?
Saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin, Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry mengatakan ada beberapa kriteria untuk jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. Salah satunya, masuk jajaran Pengurus Harian DPD I Golkar Bali. Sedangkan perolehan suara, tidak menjadi kriteria kandidat Ketua Fraksi Golkar. "Yang menjadi kriteria itu adalah pengurus harian. Nanti akan dibahas dalam rapat pleno DPD I Golkar Bali, baru kemudian diusulkan ke DPP Golkar," ujar Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2029 dari Fraksi Golkar.
Sementara, jabatan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali sudah mengarah kepada I Kadek Diana, politisi senior asal Banjar Kebalian, Desa/Kecamatan Sukawatil, Gianyar. Saat ini, Kadek Diana masih menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali 2015-2029---menggantikan Nyoman Parta.
Kadek Diana dijagokan, karena pegang jabatan strategis di DPD PDIP Bali. Berdasar hasil Konferda 2019, Kadek Diana kembali dipercaya duduk sebagai Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPD PDIP Bali 2019-2024. Kadek Diana sendiri lolos lagi ke DPRD Bali dari PDIP Dapil Gianyar di Pileg 2019, dengan perolehan suara sangat besar, yakni mencapai 91.243 suara.
Hanya saja, sejauh ini belum ada keputusan final untuk penetapan Kadek Diana sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali. Menurut Kadek Diana, penentuan jabatan ketua fraksi dan Alat Kelengkapan Dewan kemungkinan baru akan dibahas setelah Kongres V PDIP, 8-11 agustus 2019 mendatang. "Sampai saat ini belum ada keputusan partai. Mungkin usai Kongres ," ujar Kadek Diana saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.
Sebaliknya, perebutan kursi Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali diperkirakan akan jadi ajang rebutan antara I Ketut Gede Nugrahita Pendit vs I Nyoman Suyasa. Sebab, keduanya dijagokan menjadi Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra. Nah, yang alah tarung perebutan kursi Wakil Ketua DPRD Bali, kemungkinan akan diplot menjadi Ketua Fraksi Gerindra.
Nugrahita Pendit adalah caleg incumbent DPRD Bali dari Gerindra Dapil Tabanan, yang lolos dengan perolehan 14.953 suara dalam Pileg 2019. Saat ini, Nugrahita Pendit masih menjabat Ketua Fraksi Gerindra DFPRD Bali 2014-2019. Sedangkan Nyoman Suyasa adalah caleg incumbent DPRD Bali Dapil Karangasem, yang lolos dengan 15.638 suara. Saat ini, Suyasa masih menjabat Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019.
Di sisi lain, jabatan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2019-2024 akan dibentuk setelah penetapan caleg terpilih hasil Pileg 2019. Menurut Wakil Ketua Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo, seluruh 4 kader yang lolos ke DPRD Bali punya peluang jadi Ketua Fraksi Demokrat. "Kalau nama, jangan dulu disebut. Penetapan caleg terpilih saja belum,” katanya. Sedangkan untuk jabatan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Demokrat, kemungkinan besar akan direbut Tjokorda Gde Putra Asmara Sukawati aloas Cok Asmara, incumbent asal Puri Agung Ubud, Gianyar. *nat
Komentar