Hari Ini, Puncak Karya Ida Batara Turun Kabeh di Pura Mandara Giri Semeru Agung
Puncak karya Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Desa Sumber Agung, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur akan dilaksanakan bertepatan dengan Purnamaning Kasa pada Anggara Paing Sungsang, Selasa (16/7) ini.
LUMAJANG, NusaBali
Karya kali ini terbilang upacara besar yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace selaku Manggala Karya Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, mengatakan rangkaian karya telah berlangsung selama sebulan, sejak 17 Juni 2019 lalu. Rangkaian karya diawali dengan prosesi matur piuning di Pura Mandara Giri Semeru Agung pada Soma Pon Gumbreg, Senin (17/6).
“Selain itu, juga dilakukan prosesi matur piuning di seluruh Pura Kahyangan Jagat yang ada di Bali dan Lombok (NTB),” ungkap Cok Ace, Senin (15/7). Setelah itu, dilaksanakan upacara melasti di kawasan Watu Klosot, Lumajang pada Buda Umanis Julungwangi, Rabu (10/7).
Sedangkan upacara Tawur Labuh Gentuh lan Pedanan dilaksanakan pada Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (13/7). Prosesi Tawur labuh Gentuh lan Pedanan di Pura Mandara Giri Semeru Agung hari itu dihadiri pula Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompida) Kabupaten Lumajang dan OPD Pemkab Lumajang.
“Pas Purnama Sasih Kasa tanggal 16 Juli 2019 besok, merupakan puncak Karya Ida Batara Tedun ke Peselang dan nyejer. Panyineban akan dilaksanakan pada Sukra Paing Dunggulan, 26 Juli 2019 mendatang,” terang Wakil Gubernur asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini.
Menurut Cok Ace, seluruh rangkaian Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung mulai dari persiapan hingga pelaksanaan maupun penyediaan sarana prasarana, dilakukan secara bersama oleh umat Hindu, baik yang datang dari luar Kabupaten Lumajang (termasuk Bali) maupun umat Hindu yang ada di Lumajang. Hal ini menggambarkan perpaduan antar budaya setempat dengan umat Hindu lainnya.
“Kebersamaan yang dibangun olah umat dalam menyukseskan rangkaian karya ini kita harapkan menjadi cermin keseimbangan alam beserta isinya dapat terjalin secara harmoni,” tandas Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013.
Untuk menyukseskan Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Cok Ace mengajak umat sedharma untuk ngaturang bhakti ke hadapan Ida Batara Sang Hyang Pasupati yang berstana di Pura Mandara Giri Semeru Agung.
Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengucapkan terima kasih kepada umat Hindu yang telah berupaya melestarikan alam, yaitu melalui upacara Ritual Tawur Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung. "Mudah-mudahan, kerukunan umat bisa kita jaga dan saya pastikan tidak ada masalah dengan perbedaan," ujar Indah Amperawati dilansir Elshinta.com saat menghadiri upacara Tawur Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Sabtu lalu.
Indah Amperawati menyampaikan, Pemkab Lumajang memiliki kewajiban menjaga kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, Bupati dan Wakil Bupati menjamin adanya perbedaan tidak akan menjadi masalah. "Harmonisasi itu adalah modal dasar untuk melaksanakan pembangunan, menjadi kewajiban pemerintah untuk menjaga itu," tandas Indah.
Di sisi lain, Ketua Panitia Karya Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bupati dan Wakil Bupati Lumajang, yang telah memberikan perhatian kepada persatuan dan kerukunan umat beragama. Tokoh adat asal Puri Agung Ubud ini menyebutkan, upacara besar 5 tahun sekali ini untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar semua umat diberikan kekuatan lahir bathin dan kerukunan bagi umat sedharma, seluruh masyarakat, dan alam semesta. *
Karya kali ini terbilang upacara besar yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace selaku Manggala Karya Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, mengatakan rangkaian karya telah berlangsung selama sebulan, sejak 17 Juni 2019 lalu. Rangkaian karya diawali dengan prosesi matur piuning di Pura Mandara Giri Semeru Agung pada Soma Pon Gumbreg, Senin (17/6).
“Selain itu, juga dilakukan prosesi matur piuning di seluruh Pura Kahyangan Jagat yang ada di Bali dan Lombok (NTB),” ungkap Cok Ace, Senin (15/7). Setelah itu, dilaksanakan upacara melasti di kawasan Watu Klosot, Lumajang pada Buda Umanis Julungwangi, Rabu (10/7).
Sedangkan upacara Tawur Labuh Gentuh lan Pedanan dilaksanakan pada Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (13/7). Prosesi Tawur labuh Gentuh lan Pedanan di Pura Mandara Giri Semeru Agung hari itu dihadiri pula Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompida) Kabupaten Lumajang dan OPD Pemkab Lumajang.
“Pas Purnama Sasih Kasa tanggal 16 Juli 2019 besok, merupakan puncak Karya Ida Batara Tedun ke Peselang dan nyejer. Panyineban akan dilaksanakan pada Sukra Paing Dunggulan, 26 Juli 2019 mendatang,” terang Wakil Gubernur asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini.
Menurut Cok Ace, seluruh rangkaian Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung mulai dari persiapan hingga pelaksanaan maupun penyediaan sarana prasarana, dilakukan secara bersama oleh umat Hindu, baik yang datang dari luar Kabupaten Lumajang (termasuk Bali) maupun umat Hindu yang ada di Lumajang. Hal ini menggambarkan perpaduan antar budaya setempat dengan umat Hindu lainnya.
“Kebersamaan yang dibangun olah umat dalam menyukseskan rangkaian karya ini kita harapkan menjadi cermin keseimbangan alam beserta isinya dapat terjalin secara harmoni,” tandas Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013.
Untuk menyukseskan Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Cok Ace mengajak umat sedharma untuk ngaturang bhakti ke hadapan Ida Batara Sang Hyang Pasupati yang berstana di Pura Mandara Giri Semeru Agung.
Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengucapkan terima kasih kepada umat Hindu yang telah berupaya melestarikan alam, yaitu melalui upacara Ritual Tawur Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung. "Mudah-mudahan, kerukunan umat bisa kita jaga dan saya pastikan tidak ada masalah dengan perbedaan," ujar Indah Amperawati dilansir Elshinta.com saat menghadiri upacara Tawur Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Sabtu lalu.
Indah Amperawati menyampaikan, Pemkab Lumajang memiliki kewajiban menjaga kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, Bupati dan Wakil Bupati menjamin adanya perbedaan tidak akan menjadi masalah. "Harmonisasi itu adalah modal dasar untuk melaksanakan pembangunan, menjadi kewajiban pemerintah untuk menjaga itu," tandas Indah.
Di sisi lain, Ketua Panitia Karya Ida Batara Turun Kabeh, Tawur Agung, lan Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bupati dan Wakil Bupati Lumajang, yang telah memberikan perhatian kepada persatuan dan kerukunan umat beragama. Tokoh adat asal Puri Agung Ubud ini menyebutkan, upacara besar 5 tahun sekali ini untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar semua umat diberikan kekuatan lahir bathin dan kerukunan bagi umat sedharma, seluruh masyarakat, dan alam semesta. *
Komentar