Musim Nikah, Sehari Bisa Tiga Kali Manggung
Sekaha Pelawak Bali Panen Order
AMLAPURA, NusaBali
Memasuki musim pernikahan, sekaha pelawak Bali panen order. Tercatat pelawak Sengap, Tiga Siluman, Vespa Galir, dan yang lainnya kebanjiran order sejak sebulan terakhir. Rata-rata pemainnya hanya tiga-empat orang, ada juga yang mengajak pemain berstatus freelance.
Di acara pernikahan I Nengah Suardana, di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Sabtu (13/7) misalnya, tiga sekaha pelawak tampil bergantian. Sehingga para undangan yang hadir, terus dapat hiburan, sambil memperkenalkan, pasangan pengantin, I Nengah Dwi Kariana dengan Ni Kadek Shanti Dewi.
Ni Kadek Shanti Dewi sendiri sudah tidak asing lagi di dunia hiburan di Bali, karena yang bersangkutan sebagai penyanyi Pop Bali dengan nama artis Shanti Dewi.
Sekaha Lawak Vespa Galir Karangasem misalnya, beranggotakan Kadek Abdiyasa alias Penget dari Banjar Bambang, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, I Wayan Suparwita alias Suplir dari Banjar Tiying Seka, Desa/Kecamatan Bebandem, Gek Cerling dari Gianyar dan Gek Serly, membuat suasana undangan jadi meriah karena lawakannya. Sesekali diselingi bernyanyi bersama.
Sekaha Lawak Vespa Galir, yang terbentuk tahun 2017, mulanya mengawali sebagai penari topeng. Bertemu di Tabanan saat pentas, mereka kemudian sepakat membentuk sekaha.
"Selama sebulan terakhir terus ada order, bukan saja untuk menghibur di acara pernikahan, juga acara-acara lainnya seperti piodalan, potong gigi, ulang tahun dan sebagainya," jelas Penget, dihubungi di sela-sela pentas.
Sekaha Lawak Tiga Siluman di bawah koordinasi Ngurah Panji, mengaku sejak sebulan terakhir padat order. "Order cukup padat kami dapatkan saat musim pernikahan. Terkadang kami pentas tiga kali sehari, makanya kami berupaya menjaga kondisi," jelas Ngurah Panji.
Jika pentasnya pagi dan sore, maka istirahatnya malam hari. Sehingga besoknya selalu tampil fit di panggung.
Soal tema, mereka terlatih mengembangkan inovasinya di panggung. Tak ada perencanaan, semua berjalan spontanitas. Sebab, masing-masing sudah berbagi peran. Ada yang memancing untuk bicara, teman lain menangkap ‘umpan’ lawakan teman, sehingga komunikasi di panggung sambung menyambung.
Sekaha Lawak Tiga Siluman berdiri tahun 2013 yang anggotanya campuran lintas kabupaten. Selama ini mereka jarang bertemu, sehingga jarang latihan. Bertemu saat pentas. "Kami sibuk pentas, sejak sebulan terakhir, makanya kalau yang mau hiburan dari kami, kalau ordernya mendadak sulit bisa terlayani," lanjut Ngurah Panji.
Selain menyalurkan hobi dan tentu saja kepuasan materi, mereka mengaku mendapatkan kepuasan bathin, karena mampu menghibur penonton. Selain itu mereka juga membantu menyosialisasikan pentingnya menggelar upacara pernikahan, dan mendoakan agar dikaruniai anak yang suputra. *k16
Di acara pernikahan I Nengah Suardana, di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Sabtu (13/7) misalnya, tiga sekaha pelawak tampil bergantian. Sehingga para undangan yang hadir, terus dapat hiburan, sambil memperkenalkan, pasangan pengantin, I Nengah Dwi Kariana dengan Ni Kadek Shanti Dewi.
Ni Kadek Shanti Dewi sendiri sudah tidak asing lagi di dunia hiburan di Bali, karena yang bersangkutan sebagai penyanyi Pop Bali dengan nama artis Shanti Dewi.
Sekaha Lawak Vespa Galir Karangasem misalnya, beranggotakan Kadek Abdiyasa alias Penget dari Banjar Bambang, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, I Wayan Suparwita alias Suplir dari Banjar Tiying Seka, Desa/Kecamatan Bebandem, Gek Cerling dari Gianyar dan Gek Serly, membuat suasana undangan jadi meriah karena lawakannya. Sesekali diselingi bernyanyi bersama.
Sekaha Lawak Vespa Galir, yang terbentuk tahun 2017, mulanya mengawali sebagai penari topeng. Bertemu di Tabanan saat pentas, mereka kemudian sepakat membentuk sekaha.
"Selama sebulan terakhir terus ada order, bukan saja untuk menghibur di acara pernikahan, juga acara-acara lainnya seperti piodalan, potong gigi, ulang tahun dan sebagainya," jelas Penget, dihubungi di sela-sela pentas.
Sekaha Lawak Tiga Siluman di bawah koordinasi Ngurah Panji, mengaku sejak sebulan terakhir padat order. "Order cukup padat kami dapatkan saat musim pernikahan. Terkadang kami pentas tiga kali sehari, makanya kami berupaya menjaga kondisi," jelas Ngurah Panji.
Jika pentasnya pagi dan sore, maka istirahatnya malam hari. Sehingga besoknya selalu tampil fit di panggung.
Soal tema, mereka terlatih mengembangkan inovasinya di panggung. Tak ada perencanaan, semua berjalan spontanitas. Sebab, masing-masing sudah berbagi peran. Ada yang memancing untuk bicara, teman lain menangkap ‘umpan’ lawakan teman, sehingga komunikasi di panggung sambung menyambung.
Sekaha Lawak Tiga Siluman berdiri tahun 2013 yang anggotanya campuran lintas kabupaten. Selama ini mereka jarang bertemu, sehingga jarang latihan. Bertemu saat pentas. "Kami sibuk pentas, sejak sebulan terakhir, makanya kalau yang mau hiburan dari kami, kalau ordernya mendadak sulit bisa terlayani," lanjut Ngurah Panji.
Selain menyalurkan hobi dan tentu saja kepuasan materi, mereka mengaku mendapatkan kepuasan bathin, karena mampu menghibur penonton. Selain itu mereka juga membantu menyosialisasikan pentingnya menggelar upacara pernikahan, dan mendoakan agar dikaruniai anak yang suputra. *k16
1
Komentar