Tak Ada Biaya, Korban Penganiayaan Pulang Paksa dari RS
Dibawa Kembali ke RS Setelah Dijamin Anggota Dewan
AMLAPURA, NusaBali
Korban penganiayaan, I Nyoman Sengod, 43, asal Banjar Bau Kawan, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem yang dirujuk ke RSUP Sanglah, pulang paksa, karena tak punya biaya untuk menjalani operasi. Namun anggota DPRD Bali asal Dapil Karangasem, I Wayan Kari Subali memberikan solusi dan sanggup membiayai sepenuhnya.
"Demi kemanusiaan dan penyelamatan nyawa seseorang, saya sanggup membiayai seluruh biaya operasi untuk korban penganiayaan," jelas Kari Subali saat dihubungi usai meninjau korban di IRD RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Selasa (16/7).
Korban Nyoman Sengod, yang terkapar dianiaya tersangka I Nyoman Giri, 47, yang masih sepupunya di pinggir jalan Banjar Bau Kawan, Sabtu (13/7) pukul 17.00 Wita, sempat dilarikan ke RSUD Karangasem. Mengingat lukanya cukup parah di bagian tengkorak kepala depan retak dengan luka terbelah di tiga titik, hidung patah, pipi kiri terbelah, dan kaki kiri patah.
Akibat penganiayaan berat dialami korban I Nyoman Sengod, sempat muntah-muntah mengeluarkan darah dari mata, hidung dan mulut. Selanjutnya malam itu dirujuk ke RS Bali Mandara Denpasar, kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah. Saat penanganan di RSUP Sanglah itulah, rencana diambil tindakan operasi di bagian kepala dan kaki, dengan perkiraan biaya sekitar Rp 150 juta. Dari pihak keluarganya tidak mungkin mampu mengeluarkan biaya sebanyak itu, karena dari keluarga kurang mampu, maka Senin (15/7) pukul 16.00 Wita minta pulang paksa, dan tiba di rumahnya pukul 18.30 Wita.
Kasus penganiayaan tersebut kemudian didengar anggota DPRD Bali, I Wayan Kari Subali. "Saya tidak tega melihat penderitaan warga seperti itu, makanya saya sanggup membiayai operasi, berapa pun habis, yang penting nyawanya terselamatkan," jelas Kari Subali anggota DPRD dari Partai NasDem ini.
Maka, Selasa (16/7) pagi korban kembali diantar ke RSUD Karangasem rencananya dirujuk ke RSUD Sanglah untuk menjalani operasi otak dan kaki.
Nampak istrinya Ni Nengah Redi dan putra pertamanya I Gede Badung menunggui ayahnya yang terbaring lemas. "Ya, syukur ada anggota DPRD Bali yang peduli dan sanggup membiayai pengobatan ayah saya. Kami sendiri tidak punya uang sebanyak itu, mudah-mudahan nyawa ayah terselamatkan,." harap I Gede Badung, yang dibenarkan ibunya Ni Nengah Redi.
Sebelumnya diberitakan I Nyoman Sengod, 43, warga asal Banjar Bau Kawan, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem dianiaya oleh teman satu banjarnya, I Nyoman Giri, 47. Peristiwa menggemparkan ini terjadi berawal dari aksi tantangan berkelahi oleh korban Sengod kepada pelaku Nyoman Giri di acara resepsi perkawinan. Akibat pukulan membabi buta menggunakan gagang cangkul, membuat korban Sengod sekarat.
Aksi penganiayaan ini terjadi di pinggir jalan Banjar Bau Kawan, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu (13/7) pukul 17.00 Wita. *k16
"Demi kemanusiaan dan penyelamatan nyawa seseorang, saya sanggup membiayai seluruh biaya operasi untuk korban penganiayaan," jelas Kari Subali saat dihubungi usai meninjau korban di IRD RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Selasa (16/7).
Korban Nyoman Sengod, yang terkapar dianiaya tersangka I Nyoman Giri, 47, yang masih sepupunya di pinggir jalan Banjar Bau Kawan, Sabtu (13/7) pukul 17.00 Wita, sempat dilarikan ke RSUD Karangasem. Mengingat lukanya cukup parah di bagian tengkorak kepala depan retak dengan luka terbelah di tiga titik, hidung patah, pipi kiri terbelah, dan kaki kiri patah.
Akibat penganiayaan berat dialami korban I Nyoman Sengod, sempat muntah-muntah mengeluarkan darah dari mata, hidung dan mulut. Selanjutnya malam itu dirujuk ke RS Bali Mandara Denpasar, kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah. Saat penanganan di RSUP Sanglah itulah, rencana diambil tindakan operasi di bagian kepala dan kaki, dengan perkiraan biaya sekitar Rp 150 juta. Dari pihak keluarganya tidak mungkin mampu mengeluarkan biaya sebanyak itu, karena dari keluarga kurang mampu, maka Senin (15/7) pukul 16.00 Wita minta pulang paksa, dan tiba di rumahnya pukul 18.30 Wita.
Kasus penganiayaan tersebut kemudian didengar anggota DPRD Bali, I Wayan Kari Subali. "Saya tidak tega melihat penderitaan warga seperti itu, makanya saya sanggup membiayai operasi, berapa pun habis, yang penting nyawanya terselamatkan," jelas Kari Subali anggota DPRD dari Partai NasDem ini.
Maka, Selasa (16/7) pagi korban kembali diantar ke RSUD Karangasem rencananya dirujuk ke RSUD Sanglah untuk menjalani operasi otak dan kaki.
Nampak istrinya Ni Nengah Redi dan putra pertamanya I Gede Badung menunggui ayahnya yang terbaring lemas. "Ya, syukur ada anggota DPRD Bali yang peduli dan sanggup membiayai pengobatan ayah saya. Kami sendiri tidak punya uang sebanyak itu, mudah-mudahan nyawa ayah terselamatkan,." harap I Gede Badung, yang dibenarkan ibunya Ni Nengah Redi.
Sebelumnya diberitakan I Nyoman Sengod, 43, warga asal Banjar Bau Kawan, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem dianiaya oleh teman satu banjarnya, I Nyoman Giri, 47. Peristiwa menggemparkan ini terjadi berawal dari aksi tantangan berkelahi oleh korban Sengod kepada pelaku Nyoman Giri di acara resepsi perkawinan. Akibat pukulan membabi buta menggunakan gagang cangkul, membuat korban Sengod sekarat.
Aksi penganiayaan ini terjadi di pinggir jalan Banjar Bau Kawan, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu (13/7) pukul 17.00 Wita. *k16
Komentar