Siswa Lumpuh Ikuti MPLS
Siswa lumpuh, I Kadek Agus Dharmayoga alias Jack,13, mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 1 Sukawati, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Jack diterima dengan baik oleh teman-temannya. Dia dapat kelas di lantai I agar mudah dijangkau. Kini dia juga terus mendapat pantauan Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali. Komisioner KPPAD Bali Made Ariasa mengunjungi Jack di SMPN 1 Sukawati, Selasa (16/7), sekaligus melakukan sosialisasi. "Saya awali dengan pengenalan dan ucapan terima kasih atas penerimaan rekan-rekan adik Yoga (panggilan Jack, Red) kepada teman-teman kelas dan kakak-kakak OSIS-nya," ujarnya.
Kunjungan kemarin, untuk memberikan sosialisasi kepada warga sekolah. "Kami memberikan pengenalan tentang Undang-undang Perlindungan Anak dengan berbagai kasus yang masih marak terjadi di dunia pendidikan," jelasnya.
Dalam pemaparannya kepada seluruh penghuni sekolah, untuk menghindari kekerasan terhadap anak. Tidak saja bagi Jak, yang punya sakit pada kedua kakinya. Namun berlaku bagi semua siswa dan guru. "Kami ajak untuk menjaga. Bagaimana agar tidak menjadi korban maupun menjadi pelaku kekerasan," jelasnya.
Kekerasan di sekolah, selain fisik, biasanya terjadi atau lebih sering kekerasan verbal. "Khususnya jangan sampai menjadi pelaku kekerasan bully terhadap teman-temannya, khususnya terhadap Kadek Yoga," pintanya.
Komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud itu menambahkan, pemantauan dan pendampingin ini sekaligus sebagai komitmen KPPAD Bali untuk tetap memantau dan mendukung tugas pengawasan khususnya perkembangan psikologis Jak. "Tadi respon teman-temannya bagus. Tapi belum kompak. Semoga perkembangan ke depan bisa lebih baik," ujarnya.
Setelah diberikan pengertian, banyak teman-teman Jak membantu Jak beraktivitas. Caranya dengan memapah Jak. "Tapi sayangnya ada sedikit problem untuk kelas adik Yoga cukup jauh dari toilet. Sehingga bisa menjadi kesulitan tersendiri saat harus digendong atau dipapah oleh temannya," jelasnya.
Pihaknya juga mengapresiasi teman-teman Jak yang antusias membantu siswa asal Banjar Bedil, Desa/Kecamatan Sukawati itu. "Semoga bersama terus, untuk ikut mendorong supaya lebih peduli dan berbuat nyata," tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jak sempat tidak lulus SMPN 1 Sukawati melalui jalur inklusi (berkebutuhan khusus). Jarak rumah Jak yang kurang lebih 500 meter dari sekolah membuatnya tak diterima.*nvi
Kunjungan kemarin, untuk memberikan sosialisasi kepada warga sekolah. "Kami memberikan pengenalan tentang Undang-undang Perlindungan Anak dengan berbagai kasus yang masih marak terjadi di dunia pendidikan," jelasnya.
Dalam pemaparannya kepada seluruh penghuni sekolah, untuk menghindari kekerasan terhadap anak. Tidak saja bagi Jak, yang punya sakit pada kedua kakinya. Namun berlaku bagi semua siswa dan guru. "Kami ajak untuk menjaga. Bagaimana agar tidak menjadi korban maupun menjadi pelaku kekerasan," jelasnya.
Kekerasan di sekolah, selain fisik, biasanya terjadi atau lebih sering kekerasan verbal. "Khususnya jangan sampai menjadi pelaku kekerasan bully terhadap teman-temannya, khususnya terhadap Kadek Yoga," pintanya.
Komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud itu menambahkan, pemantauan dan pendampingin ini sekaligus sebagai komitmen KPPAD Bali untuk tetap memantau dan mendukung tugas pengawasan khususnya perkembangan psikologis Jak. "Tadi respon teman-temannya bagus. Tapi belum kompak. Semoga perkembangan ke depan bisa lebih baik," ujarnya.
Setelah diberikan pengertian, banyak teman-teman Jak membantu Jak beraktivitas. Caranya dengan memapah Jak. "Tapi sayangnya ada sedikit problem untuk kelas adik Yoga cukup jauh dari toilet. Sehingga bisa menjadi kesulitan tersendiri saat harus digendong atau dipapah oleh temannya," jelasnya.
Pihaknya juga mengapresiasi teman-teman Jak yang antusias membantu siswa asal Banjar Bedil, Desa/Kecamatan Sukawati itu. "Semoga bersama terus, untuk ikut mendorong supaya lebih peduli dan berbuat nyata," tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jak sempat tidak lulus SMPN 1 Sukawati melalui jalur inklusi (berkebutuhan khusus). Jarak rumah Jak yang kurang lebih 500 meter dari sekolah membuatnya tak diterima.*nvi
1
Komentar