Gelombang Tinggi Masih Berpotensi Menyelimuti Bali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan gelombang tinggi masih akan terjadi di perairan Bali beberapa hari ke depan.
MANGUPURA, NusaBali
Pemicu gelombang ini karena saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau dan fenomena pasang maksimum air laut. Hal ini diperparah juga dengan kecepatan angin.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman SSi, MDM, menerangkan penyebab terjadinya gelombang tinggi saat ini didasari tiga faktor utama. Faktor pertama adalah kecepatan angin yang terjadi saat ini khususnya angin di wilayah perairan Bali-NTB dan sekitarnya dapat mencapai 25 knot (45 kilometer per jam). Kedua adalah lamanya angin bertiup yang notabene pada musim kemarau terutama pada bulan Juli cenderung bertiup terus menerus dari arah timuran. Ketiga, karena faktor Fetch atau luasan daerah dengan arah angin yang sama. Di mana saat ini luasan daerah tiupan angin timuran mencakup sebagian besar Samudera Hindia Selatan Jawa hingga NTT. “Tiga faktor inilah yang saat ini masih terjadi, sehingga memicu gelombang tinggi di perairan Bali,” ungkapnya, Rabu (17/7) siang.
Iman merinci, untuk saat ini tinggi gelombang yang disebabkan tiga faktor utama itu masih bervariasi di sejumlah titik. Secara umum, untuk wilayah perairan Bali Utara masih berkisaran 0,5 meter hingga 2 meter, di perairan Selatan Bali 1 meter hingga 3 meter. Sementara di Selat Bali mencapai 0,5 meter hingga 3 meter, dan Selat Lombok 0,75 meter hingga 3 meter.
Pihaknya tetap memberikan peringatan/imbauan kepada masyarakat luas agar selalu memperhatikan setiap imbauan dari BMKG karena perubahan cuaca bisa terjadi kapan saja. “Seperti halnya perubahan gelombang di beberapa titik yakni Selat Bali, Selatan Lombok, Selat Badung, dan Samudera Hindia Selatan Bali yang tinggi gelombang bisa mencapai 3 meter lebih. Ini kerap berubah tergantung suhu permukaan laut serta kecepatan angin itu,” urainya.
Untuk itu, para nelayan, pelaku kegiatan wisata bahari serta kapal penumpang dan kapal kargo untuk selalu menaati kecepatan saat berlayar. Pun selalu memperhatikan potensi gelombang tinggi yang bisa berubah drastis. “Tentu harapan kami, masyarakat serta pelaku pelayaran terus mengupdate setiap informasi yang dikeluarkan BMKG. Sehingga, bisa menekan hal yang tidak diinginkan karena faktor gelombang tinggi ini,” tuturnya. *dar
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman SSi, MDM, menerangkan penyebab terjadinya gelombang tinggi saat ini didasari tiga faktor utama. Faktor pertama adalah kecepatan angin yang terjadi saat ini khususnya angin di wilayah perairan Bali-NTB dan sekitarnya dapat mencapai 25 knot (45 kilometer per jam). Kedua adalah lamanya angin bertiup yang notabene pada musim kemarau terutama pada bulan Juli cenderung bertiup terus menerus dari arah timuran. Ketiga, karena faktor Fetch atau luasan daerah dengan arah angin yang sama. Di mana saat ini luasan daerah tiupan angin timuran mencakup sebagian besar Samudera Hindia Selatan Jawa hingga NTT. “Tiga faktor inilah yang saat ini masih terjadi, sehingga memicu gelombang tinggi di perairan Bali,” ungkapnya, Rabu (17/7) siang.
Iman merinci, untuk saat ini tinggi gelombang yang disebabkan tiga faktor utama itu masih bervariasi di sejumlah titik. Secara umum, untuk wilayah perairan Bali Utara masih berkisaran 0,5 meter hingga 2 meter, di perairan Selatan Bali 1 meter hingga 3 meter. Sementara di Selat Bali mencapai 0,5 meter hingga 3 meter, dan Selat Lombok 0,75 meter hingga 3 meter.
Pihaknya tetap memberikan peringatan/imbauan kepada masyarakat luas agar selalu memperhatikan setiap imbauan dari BMKG karena perubahan cuaca bisa terjadi kapan saja. “Seperti halnya perubahan gelombang di beberapa titik yakni Selat Bali, Selatan Lombok, Selat Badung, dan Samudera Hindia Selatan Bali yang tinggi gelombang bisa mencapai 3 meter lebih. Ini kerap berubah tergantung suhu permukaan laut serta kecepatan angin itu,” urainya.
Untuk itu, para nelayan, pelaku kegiatan wisata bahari serta kapal penumpang dan kapal kargo untuk selalu menaati kecepatan saat berlayar. Pun selalu memperhatikan potensi gelombang tinggi yang bisa berubah drastis. “Tentu harapan kami, masyarakat serta pelaku pelayaran terus mengupdate setiap informasi yang dikeluarkan BMKG. Sehingga, bisa menekan hal yang tidak diinginkan karena faktor gelombang tinggi ini,” tuturnya. *dar
1
Komentar