Jalur Wisata Tebongkang - Ubud Kumuh
Jalur wisata Desa Sayan – Ubud, tepatnya di perempatan Tebongkang, Kecamatan Ubud, Gianyar, khususnya pada bagian selokan, ditimbuni sampah dan limbah pedagang.
GIANYAR, NusaBali
Akibatnya jalur ini kumuh hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar dibuat gerah. Menyikapi itu, DLH langsung berkoordinasi dengan Satpol PP untuk mengupayakan penyanggongan di lolasi. Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra menilai pembuangan sampah liar ini membuktikan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah secara baik dan benar, masih rendah. Kondisi ini diperparah oleh adanya warga yang seenaknya membuang limbah minyak goreng ke got. Untuk membuat efek jera, para pembuang sampah sembarangan akan dijuk (ditangkap) melibatkan Satpol PP. "Tentu harus ada efek jera, perlu ada tindakan yustisi. Jika pelanggaran masih saja terjadi, kami sudah berkoordinasi dengan Satpol PP Gianyar untuk menyiapkan tindakan yustisi," tegasnya.
Menurutnya, dalam membangun kesadaran menjaga lingkungan, memang terkadang dibutuhkan sebuah tindakan tegas. "Mudah-mudahan efek jera nanti dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungannya," harapnya.
Menindaklanjut kasus itu, Kamis (18/7) ini, pihaknya melibatkan komponen masyarakat di Desa Singakerta akan bergotong royong membersihkan kawasan kumuh itu. "Ini langkah awal kami untuk membangun kesadaran dulu," ungkapnya.
Kujus Pawitra mengaku prihatin atas kondisi itu. Padahal pihaknya sudah gencar bersosialisasi hingga aksi-aksi langsung ke masyarakat. Rabu (17/7) kemarin, pihaknya mengumpulkan tim gabungan terdiri dari unsur DLH, Satpol PP, Bagian Hukum, Ka UPTD Lab, Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 dalam rapat singkat di pendopo Kantor DLH. Pertemuan itu dipimpin langsung oleh dirinya. Setelah rapat, tim langsung turun ke lokasi untuk mengecek dan penanganan guna menindaklanjuti pengaduan dan sorotan masyarakat terkait sampah dan limbah di jalur Singakerta – Sayan. Timbunan sampah ini membuat lingkungan jorok, juga karena belum tertutup trotoar. Maraknya pedagang kaki lima juga memicu lokasinya ini penuh limbah.
Tim gabungan didampingi aparatur desa, Babinkamtibmas/babinsa turun ke Jalan Raya Singakerta - Sayan, tepatnya di kawasan simpang empat Pertamina Tebongkang. Di titik kemacatan lalu lintas itu, petugas langsung geleng-geleng akibat kekumuhan di lokasi. Di pinggir jalan hingga di dalam got sampah plastik hingga limbah domestik berbau menyengat. Ironisnya, keberadaan tempat pembuangan sementara (TPS ) justru dijadikan pajangan tidak berisi sampah
Dari penuturan seorang warga di lokasi, kumuhnya lawasan itu, karena banyak faktor. "Pedagang disini sudah biasa buang sampah dan sisa minyak gorengan ke selokan Mereka malas buang sampah ke TPS di seberang jalan," terangnya.
Kondisi ini juga diperparah dengan adanya sampah kiriman lantaran ada pasar di hulu. Belum lagi, kebiasaan masyarakat setempat, yang terbiasa buang limbah rumah tangga dan sampah ke selokan pula padahal sudah ada spanduk larangan pembuangan sampah sembarangan ke got. "Apartur desa juga kami kira kurang mencontoh. Itu coba lihat di depan kantor desa. Sampah juga berserakan," tunjuk salah seorang warga yang tak mau disebut namanya.*nvi
Akibatnya jalur ini kumuh hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar dibuat gerah. Menyikapi itu, DLH langsung berkoordinasi dengan Satpol PP untuk mengupayakan penyanggongan di lolasi. Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra menilai pembuangan sampah liar ini membuktikan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah secara baik dan benar, masih rendah. Kondisi ini diperparah oleh adanya warga yang seenaknya membuang limbah minyak goreng ke got. Untuk membuat efek jera, para pembuang sampah sembarangan akan dijuk (ditangkap) melibatkan Satpol PP. "Tentu harus ada efek jera, perlu ada tindakan yustisi. Jika pelanggaran masih saja terjadi, kami sudah berkoordinasi dengan Satpol PP Gianyar untuk menyiapkan tindakan yustisi," tegasnya.
Menurutnya, dalam membangun kesadaran menjaga lingkungan, memang terkadang dibutuhkan sebuah tindakan tegas. "Mudah-mudahan efek jera nanti dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungannya," harapnya.
Menindaklanjut kasus itu, Kamis (18/7) ini, pihaknya melibatkan komponen masyarakat di Desa Singakerta akan bergotong royong membersihkan kawasan kumuh itu. "Ini langkah awal kami untuk membangun kesadaran dulu," ungkapnya.
Kujus Pawitra mengaku prihatin atas kondisi itu. Padahal pihaknya sudah gencar bersosialisasi hingga aksi-aksi langsung ke masyarakat. Rabu (17/7) kemarin, pihaknya mengumpulkan tim gabungan terdiri dari unsur DLH, Satpol PP, Bagian Hukum, Ka UPTD Lab, Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 dalam rapat singkat di pendopo Kantor DLH. Pertemuan itu dipimpin langsung oleh dirinya. Setelah rapat, tim langsung turun ke lokasi untuk mengecek dan penanganan guna menindaklanjuti pengaduan dan sorotan masyarakat terkait sampah dan limbah di jalur Singakerta – Sayan. Timbunan sampah ini membuat lingkungan jorok, juga karena belum tertutup trotoar. Maraknya pedagang kaki lima juga memicu lokasinya ini penuh limbah.
Tim gabungan didampingi aparatur desa, Babinkamtibmas/babinsa turun ke Jalan Raya Singakerta - Sayan, tepatnya di kawasan simpang empat Pertamina Tebongkang. Di titik kemacatan lalu lintas itu, petugas langsung geleng-geleng akibat kekumuhan di lokasi. Di pinggir jalan hingga di dalam got sampah plastik hingga limbah domestik berbau menyengat. Ironisnya, keberadaan tempat pembuangan sementara (TPS ) justru dijadikan pajangan tidak berisi sampah
Dari penuturan seorang warga di lokasi, kumuhnya lawasan itu, karena banyak faktor. "Pedagang disini sudah biasa buang sampah dan sisa minyak gorengan ke selokan Mereka malas buang sampah ke TPS di seberang jalan," terangnya.
Kondisi ini juga diperparah dengan adanya sampah kiriman lantaran ada pasar di hulu. Belum lagi, kebiasaan masyarakat setempat, yang terbiasa buang limbah rumah tangga dan sampah ke selokan pula padahal sudah ada spanduk larangan pembuangan sampah sembarangan ke got. "Apartur desa juga kami kira kurang mencontoh. Itu coba lihat di depan kantor desa. Sampah juga berserakan," tunjuk salah seorang warga yang tak mau disebut namanya.*nvi
1
Komentar