Gede Arya Targetkan Juara Silat ASG
Satu-satunya pesilat Bali yang membela Indonesia di ASEAN School Games (ASG) 2019, I Gede Arya Widhyantara (Arya) mamasang target juara laga di kelas E.
JAKARTA, NusaBali
Namun Arya Widhyantara akan bertanding pada Jumat (19/7), menghadapi pesilat Filipina. "Kami sama-sama belum pernah bertanding, tapi saya yakin mampu mengalahkannya karena sudah menyiapkan diri dari Bali maupun saat TC di Semarang," ujar Arya, panggilan akrab I Gede Arya Widhyantara, Kamis (18/7).
TC yang dilakukan Arya pada 4-17 Juli dan sejak 18 Juli, Arya hanya latihan teknis dan mengikuti pembukaan ASG. Di ASG ada 10 pesilat. Mereka di dampingi empat pelatih dan satu manajer tim. Pesilat yang memperkuat tim Merah Putih para juara PPLP.
Arya sendiri juara PPLP pada Oktober 2018 di Makassar, Sulawesi Selatan. Bagi pelajar kelas 3 SMA 2 Denpasar ini, mengikuti kejuaraan antar PPLP tidaklah asing dan sudah mengikuti sejak 2015.
Kala itu, Arya belum berhasil mendapatkan medali. Baru pada 2016 Arya meraih perunggu di Manado, Sulawesi Utara. Begitu pula pada 2017, di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada 2018 prestasinya meningkat dengan meraih medali emas sehingga membawa dirinya masuk tim Indonesia di ajang ASG 2019 untuk pertama kali.
"Saya bangga dan senang dapat mewakili tim Merah Putih. Banyak pelajar seperti saya ingin mewakili Indonesia di ASG. Ini luar biasa. Saya berharap mempersembahkan emas," jelas Arya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini mengatakan, memang tidak mudah meraih target tersebut. Lantaran persaingan cukup kuat. Ada pesilat Malaysia, Vietnam dan Thailand. Namun Arya optimistis mampu mewujudkannya.
Arya sendiri mengenal silat sejak kelas 2 SD. Kemampuannya semakin berkembang saat kelas 6 SD hingga saat ini. Pesilat asal Banjar Campuan, Desa Kerobokan ini mengenal silat dari ayahnya, yang juga polisi.
"Adik saya pesilat pula. Kini saya bergabung PPLP Bali dan dilatih I Gusti Semara Jaya dan Kadek Satria,”kata Arya. *K22
TC yang dilakukan Arya pada 4-17 Juli dan sejak 18 Juli, Arya hanya latihan teknis dan mengikuti pembukaan ASG. Di ASG ada 10 pesilat. Mereka di dampingi empat pelatih dan satu manajer tim. Pesilat yang memperkuat tim Merah Putih para juara PPLP.
Arya sendiri juara PPLP pada Oktober 2018 di Makassar, Sulawesi Selatan. Bagi pelajar kelas 3 SMA 2 Denpasar ini, mengikuti kejuaraan antar PPLP tidaklah asing dan sudah mengikuti sejak 2015.
Kala itu, Arya belum berhasil mendapatkan medali. Baru pada 2016 Arya meraih perunggu di Manado, Sulawesi Utara. Begitu pula pada 2017, di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada 2018 prestasinya meningkat dengan meraih medali emas sehingga membawa dirinya masuk tim Indonesia di ajang ASG 2019 untuk pertama kali.
"Saya bangga dan senang dapat mewakili tim Merah Putih. Banyak pelajar seperti saya ingin mewakili Indonesia di ASG. Ini luar biasa. Saya berharap mempersembahkan emas," jelas Arya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini mengatakan, memang tidak mudah meraih target tersebut. Lantaran persaingan cukup kuat. Ada pesilat Malaysia, Vietnam dan Thailand. Namun Arya optimistis mampu mewujudkannya.
Arya sendiri mengenal silat sejak kelas 2 SD. Kemampuannya semakin berkembang saat kelas 6 SD hingga saat ini. Pesilat asal Banjar Campuan, Desa Kerobokan ini mengenal silat dari ayahnya, yang juga polisi.
"Adik saya pesilat pula. Kini saya bergabung PPLP Bali dan dilatih I Gusti Semara Jaya dan Kadek Satria,”kata Arya. *K22
Komentar