Ratusan Personel Polda Sumsel Diterjunkan ke Mesuji
Redam Konflik Lahan Garapan
JAKARTA, NusaBali
Polda Sumatera Selatan mengirimkan ratusan personel gabungan ke lokasi terjadinya bentrokan warga akibat konflik lahan garapan di wilayah hutan Register 45 Kabupaten Mesuji, Lampung, untuk meredam potensi bentrokan lanjutan.
Bentrokan di wilayah hutan tersebut melibatkan warga kelompok Mekar Jaya Abadi di Mesuji dengan kelompok Mesuji Raya dari Pematang Panggang, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Rabu (17/7) siang.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan pengiriman bantuan petugas itu karena bentrok melibatkan warga Mesuji dan OKI.
"Kita terjunkan tim, mencegah konflik susulan dan menenangkan warga. Membujuk para keluarga korban untuk tidak melakukan aksi balas dendam atau aksi susulan. Anggota sudah diperintahkan untuk segera menemui para tokoh masyarakat, kepala desa, dan langsung ke masyarakat bila perlu," ujar Supriadi, Palembang, Kamis (18/7).
Ada 130 personel polisi yang diperbantukan. Supriadi merinci antara lain 33 personel Brimob Blitang, 15 personel Satuan Sabhara Polres OKI, 20 personel Polsek gabungan, 10 personel Intel, 22 personel Polsek Mesuji, 10 personel Reskrim Polres OKI, 10 personel Binmas, dan 10 personel koramil.
"Wilayah perbatasan berangsur kondusif. Anggota terus melakukan imbauan agar menahan emosi dengan tidak melakukan aksi lanjutan. Anggota akan siaga dan berjaga di lokasi hingga bisa dinyatakan sangat aman," katanya dilansir cnnindonesia.
Di lokasi bentrokan, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim mengatakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pihaknya berkoordinasi dengan Pemprov Sumsel.
Chusnunia, yang karib disapa Nunik, mendatangi lokasi bentrok yang berada di wilayah hutan Register 45 Mesuji itu didampingi Danrem 043/ Gatam, Kolonel (Inf) Taufiq Hanafi, Dandin 0426/Tulangbawang, Letkol (Inf) Kohir, Kapolres Mesuji, AKBP Edi Purnomo, dan para pejabat lainnya.
Nunik mengatakan bentrok yang berawal dari konflik lahan di register 45 tersebut harus melibatkan sejumlah pihak lintas sektoral baik dari Provinsi Lampung maupun dari Provinsi Sumsel.
"Karena dalam kasus ini adanya berkaitan dengan warga Sumsel, maka kita juga akan berkoordinasi dengan Pemprov Sumsel secara khusus," ujarnya.
Bentrokan di Mesuji bukan kali pertama terjadi. Asep mengatakan sebagian besar bentrokan terjadi akibat pengolahan tanah antara warga berseberangan. Pasalnya kawasan yang berada di wilayah Lampung tersebut berada dengan perbatasan Sumsel.
Sebelumnya, bentrok antarwarga terjadi di Register 45 Mekarjaya, Mesuji, Lampung, Rabu (17/7). Tiga orang tewas akibat insiden tersebut, sementara satu orang kondisinya kritis.
Bentrokan bermula saat salah satu kelompok warga melakukan pembajakan di satu lahan yang diakui sebagai lahan miliknya.Sekelompok warga yang melakukan pembajakan lahan itu kemudian didatangi oleh kelompok warga lain. Kelompok warga pertama itu diingatkan untuk tidak melakukan pembajakan lahan di lokasi tersebut.
"Akhirnya orang yang melakukan pembajakan sawah itu kembali ke daerahnya tapi dia kembali membawa massa dengan membawa senjata tajam terjadilah perkelahian itu," ujar Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Rabu (17/7). *
Bentrokan di wilayah hutan tersebut melibatkan warga kelompok Mekar Jaya Abadi di Mesuji dengan kelompok Mesuji Raya dari Pematang Panggang, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Rabu (17/7) siang.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan pengiriman bantuan petugas itu karena bentrok melibatkan warga Mesuji dan OKI.
"Kita terjunkan tim, mencegah konflik susulan dan menenangkan warga. Membujuk para keluarga korban untuk tidak melakukan aksi balas dendam atau aksi susulan. Anggota sudah diperintahkan untuk segera menemui para tokoh masyarakat, kepala desa, dan langsung ke masyarakat bila perlu," ujar Supriadi, Palembang, Kamis (18/7).
Ada 130 personel polisi yang diperbantukan. Supriadi merinci antara lain 33 personel Brimob Blitang, 15 personel Satuan Sabhara Polres OKI, 20 personel Polsek gabungan, 10 personel Intel, 22 personel Polsek Mesuji, 10 personel Reskrim Polres OKI, 10 personel Binmas, dan 10 personel koramil.
"Wilayah perbatasan berangsur kondusif. Anggota terus melakukan imbauan agar menahan emosi dengan tidak melakukan aksi lanjutan. Anggota akan siaga dan berjaga di lokasi hingga bisa dinyatakan sangat aman," katanya dilansir cnnindonesia.
Di lokasi bentrokan, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim mengatakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pihaknya berkoordinasi dengan Pemprov Sumsel.
Chusnunia, yang karib disapa Nunik, mendatangi lokasi bentrok yang berada di wilayah hutan Register 45 Mesuji itu didampingi Danrem 043/ Gatam, Kolonel (Inf) Taufiq Hanafi, Dandin 0426/Tulangbawang, Letkol (Inf) Kohir, Kapolres Mesuji, AKBP Edi Purnomo, dan para pejabat lainnya.
Nunik mengatakan bentrok yang berawal dari konflik lahan di register 45 tersebut harus melibatkan sejumlah pihak lintas sektoral baik dari Provinsi Lampung maupun dari Provinsi Sumsel.
"Karena dalam kasus ini adanya berkaitan dengan warga Sumsel, maka kita juga akan berkoordinasi dengan Pemprov Sumsel secara khusus," ujarnya.
Bentrokan di Mesuji bukan kali pertama terjadi. Asep mengatakan sebagian besar bentrokan terjadi akibat pengolahan tanah antara warga berseberangan. Pasalnya kawasan yang berada di wilayah Lampung tersebut berada dengan perbatasan Sumsel.
Sebelumnya, bentrok antarwarga terjadi di Register 45 Mekarjaya, Mesuji, Lampung, Rabu (17/7). Tiga orang tewas akibat insiden tersebut, sementara satu orang kondisinya kritis.
Bentrokan bermula saat salah satu kelompok warga melakukan pembajakan di satu lahan yang diakui sebagai lahan miliknya.Sekelompok warga yang melakukan pembajakan lahan itu kemudian didatangi oleh kelompok warga lain. Kelompok warga pertama itu diingatkan untuk tidak melakukan pembajakan lahan di lokasi tersebut.
"Akhirnya orang yang melakukan pembajakan sawah itu kembali ke daerahnya tapi dia kembali membawa massa dengan membawa senjata tajam terjadilah perkelahian itu," ujar Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Rabu (17/7). *
Komentar