Stok Babi Melimpah, Bahan Upacara Melonjak
Sebanyak 189.000 babi siap potong melebihi kebutuhan 51.000 ekor babi untuk Galungan dan Kuningan. Namun untuk kebutuhan upacara lainnya terjadi lonjakan harga.
Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan
DENPASAR, NusaBali
Kebutuhan babi potong untuk hari Galungan dan Kuningan, Rabu (24/7) dan Sabtu (3/8) diperkirakan mencapai 51.000 ekor. Dengan populasi sebanyak 189.000 ekor, stok babi dinilai sudah berlebih.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali I Wayan Mardiana, mengatakan, populasi babi tersebar di semua kabupaten/kota di Bali. Populasi terbanyak di Gianyar 63.000 ekor lebih, Karangasem 38.000 ekor lebih. Kemudian disusul Buleleng dengan populasi babi 36.000 ekor. Populasi babi paling sedikit di Kabupaten Jembrana, yakni hanya 4.800 ekor.
Estimasi kebutuhan babi potong terbanyak di Buleleng, 11.000 ekor lebih, kemudian disusul Tabanan dan Gianyar masing-masing 10.908 ekor dan 10.060 ekor.
Selain dengan populasi babi paling sedikit, Jembrana juga diprediksi dengan kebutuhan babi paling sedikit dar 9 kabupaten/kota di Bali. Perkiraan pemotongan babi di Jembrana hanya 2.200 ekor. “Dilihat dari populasi kebutuhan babi tidak ada masalah,” ujar Mardiana, Jumat (19/7).
Kata Mardiana, hal tersebut tidak terlepas dari budidaya ternak babi yang sudah merupakan peternakan rakyat, selain pola ternak intensifikasi atau industri peternakan.Sementara dari pantauan lapangan harga beberapa kebutuhan bahan upacara mengalami peningkatan, sehubungan dengan hari raya Galungan. Di antaranya pisang seperti pisang hijau, harganya Rp 17.000 per kilogram. Sedang hari biasa harga rata- rata Rp 15.000 per kilogram. “ Rata-rata mengalami kenaikan Rp 2.000 per kilogram,” ujar Riki, salah seorang pedagang pisang dari Pasar Ketapian, Denpasar.
Selain pisang hijau, pisang susu adalah jenis pisang yang banyak dicari warga untuk kepentingan upacara Galungan. “Syukur penjualan meningkat,” ungkap Riki.
Hampir seluruh pisang yang dijual Riki dan pedagang pisang lainnya didatangkan dari Jawa. Di antaranya dari Lumajang, Bondowoso dan Banyuwangi. Ada juga pisang dari Lombok, NTB yakni pisang kepok.
Selain pisang, bahan upacara lainnya yakni bungkak atau bungsil (buah kelapa muda) juga meningkat harganya. Harga bungsil, khususnya bungsil nyuh gading antara Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per biji. “Memang ada peningkatan,” ujar Agus Suta, seorang pedagang alat upacara di kawasan Padanggalak, Kesiman.
Bungkak banyak dibutuhkan warga untuk pamrayascita atau pembersihan. “Biasanya yang beli sepuluh sampai lima belas orang perhari, sekarang lebih,” ujar Agus Suta.
Sementara cabe masih kukuh di harga Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kilo. “Masih tinggi pak, karena pasokan terbatas,” ujar seorang pedagang bumbu di Pasar Badung. Khusus untuk cabe yang super merah, dia memastikan harganya Rp 80 ribu perkilogram. Sedang jenis bumbu lain harganya stabil. Bawang merah antara Rp 25.000 sampai Rp 30.000 per kilogram. Demikian juga bawang putih, harganya tidak jauh beda dengan bawang merah. *k17
DENPASAR, NusaBali
Kebutuhan babi potong untuk hari Galungan dan Kuningan, Rabu (24/7) dan Sabtu (3/8) diperkirakan mencapai 51.000 ekor. Dengan populasi sebanyak 189.000 ekor, stok babi dinilai sudah berlebih.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali I Wayan Mardiana, mengatakan, populasi babi tersebar di semua kabupaten/kota di Bali. Populasi terbanyak di Gianyar 63.000 ekor lebih, Karangasem 38.000 ekor lebih. Kemudian disusul Buleleng dengan populasi babi 36.000 ekor. Populasi babi paling sedikit di Kabupaten Jembrana, yakni hanya 4.800 ekor.
Estimasi kebutuhan babi potong terbanyak di Buleleng, 11.000 ekor lebih, kemudian disusul Tabanan dan Gianyar masing-masing 10.908 ekor dan 10.060 ekor.
Selain dengan populasi babi paling sedikit, Jembrana juga diprediksi dengan kebutuhan babi paling sedikit dar 9 kabupaten/kota di Bali. Perkiraan pemotongan babi di Jembrana hanya 2.200 ekor. “Dilihat dari populasi kebutuhan babi tidak ada masalah,” ujar Mardiana, Jumat (19/7).
Kata Mardiana, hal tersebut tidak terlepas dari budidaya ternak babi yang sudah merupakan peternakan rakyat, selain pola ternak intensifikasi atau industri peternakan.Sementara dari pantauan lapangan harga beberapa kebutuhan bahan upacara mengalami peningkatan, sehubungan dengan hari raya Galungan. Di antaranya pisang seperti pisang hijau, harganya Rp 17.000 per kilogram. Sedang hari biasa harga rata- rata Rp 15.000 per kilogram. “ Rata-rata mengalami kenaikan Rp 2.000 per kilogram,” ujar Riki, salah seorang pedagang pisang dari Pasar Ketapian, Denpasar.
Selain pisang hijau, pisang susu adalah jenis pisang yang banyak dicari warga untuk kepentingan upacara Galungan. “Syukur penjualan meningkat,” ungkap Riki.
Hampir seluruh pisang yang dijual Riki dan pedagang pisang lainnya didatangkan dari Jawa. Di antaranya dari Lumajang, Bondowoso dan Banyuwangi. Ada juga pisang dari Lombok, NTB yakni pisang kepok.
Selain pisang, bahan upacara lainnya yakni bungkak atau bungsil (buah kelapa muda) juga meningkat harganya. Harga bungsil, khususnya bungsil nyuh gading antara Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per biji. “Memang ada peningkatan,” ujar Agus Suta, seorang pedagang alat upacara di kawasan Padanggalak, Kesiman.
Bungkak banyak dibutuhkan warga untuk pamrayascita atau pembersihan. “Biasanya yang beli sepuluh sampai lima belas orang perhari, sekarang lebih,” ujar Agus Suta.
Sementara cabe masih kukuh di harga Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kilo. “Masih tinggi pak, karena pasokan terbatas,” ujar seorang pedagang bumbu di Pasar Badung. Khusus untuk cabe yang super merah, dia memastikan harganya Rp 80 ribu perkilogram. Sedang jenis bumbu lain harganya stabil. Bawang merah antara Rp 25.000 sampai Rp 30.000 per kilogram. Demikian juga bawang putih, harganya tidak jauh beda dengan bawang merah. *k17
1
Komentar