Psikolog Tes IQ Calon Siswa SDLB
Sebanyak 20 siswa baru SDLB (Sekolah Luar Biasa) yang bernaung di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Karangasem menjalani tes psikologi atau IQ (intelligent quotient), Jumat (19/7).
AMLAPURA, NusaBali
Tujuannya untuk memudahkan mengelompokkan siswa. Kasek SLBN 1 Karangasem Mudi Dwikorahesti mendatangkan psikolog Titut Esti Koeswardani SPsi MPsi untuk melakukan tes terhadap siswa. Tes dilakukan secara bergantian. Setiap tahapan tes dengan memanggil empat siswa.
Tes psikologi itu dilakukan sejak tahun ajaran 2012/2013. Jumah siswa baru tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 20 siswa. Terbanyak sejak 10 tahun terakhir. Tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa. Dari 20 siswa baru yang ikut tes psikologi, masing-masing 7 siswa autis, 6 siswa kelompok B tuna rungu wicara, 6 siswa kelompok C atau tuna grahita, dan satu siswa kelompok A atau tuna netra. “Kami mengundang psikolog untuk melakukan tes terhadap siswa baru agar lebih mudah nantinya melakukan pembelajaran,” jelas Kasek Mudi Dwikorahesti.
Mudi Dwikorahesti menjelaskan, kemampuan siswa akan dikelompokkan, kelompok kurang, kelompok sedang, dan kelompok standar. Termasuk melakukan tes kemampuan siswa berkomunikasi, kondisi sosial emosialnya, dengan cara observasi dan wawancara. Sehingga pribadi dan perilaku siswa terekam, termasuk bakat siswa. Nantinya guru pengajar lebih mudah memberikan pelajaran, terutama dalam hal berkomunikasi, saat memulai memperkenalkan bahasa isyarat. Berlanjut memberikan pendidikan karakter agar hormat kepada guru, orangtua, dan sesama siswa. “Kami rutin menggelar tes psikologi terhadap siswa,” katanya.
Tes tahun lalu, untuk 12 siswa hasilnya rata-rata IQ dengan skor 80. Mudi Dwikoraheti mengatakan, untuk tahun ajaran 2019/2020 paling banyak menerima siswa autis, hal itu yang menyulitkan menggelar pembelajaran secara optimal. Idealnya satu siswa dibimbing satu guru. Sementara ada tiga guru untuk siswa autis, telah diplot untuk siswa autis kakak kelasnya. Selain tes terhadap siswa, juga mewawancarai orangtuanya. Tujuannya untuk mengetahui riwayat anak hingga mengalami keterbelakangan mental, mengalami kesulitan bicara, dan tuna netra.
Titut Esti Koeswardani menambahkan, pentingnya melibatkan psikolog untuk memantau perkembangan siswa baru selama tiga bulan ke depan. “Agar guru memiliki gambaran menerapkan metode cara mengajar siswa,” jelasnya. Hasil tes IQ paling lambat bisa didapatkan, Senin (22/7) nanti. Salah satu materi tes IQ dengan mencocokkan gambar. *k16
Tujuannya untuk memudahkan mengelompokkan siswa. Kasek SLBN 1 Karangasem Mudi Dwikorahesti mendatangkan psikolog Titut Esti Koeswardani SPsi MPsi untuk melakukan tes terhadap siswa. Tes dilakukan secara bergantian. Setiap tahapan tes dengan memanggil empat siswa.
Tes psikologi itu dilakukan sejak tahun ajaran 2012/2013. Jumah siswa baru tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 20 siswa. Terbanyak sejak 10 tahun terakhir. Tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa. Dari 20 siswa baru yang ikut tes psikologi, masing-masing 7 siswa autis, 6 siswa kelompok B tuna rungu wicara, 6 siswa kelompok C atau tuna grahita, dan satu siswa kelompok A atau tuna netra. “Kami mengundang psikolog untuk melakukan tes terhadap siswa baru agar lebih mudah nantinya melakukan pembelajaran,” jelas Kasek Mudi Dwikorahesti.
Mudi Dwikorahesti menjelaskan, kemampuan siswa akan dikelompokkan, kelompok kurang, kelompok sedang, dan kelompok standar. Termasuk melakukan tes kemampuan siswa berkomunikasi, kondisi sosial emosialnya, dengan cara observasi dan wawancara. Sehingga pribadi dan perilaku siswa terekam, termasuk bakat siswa. Nantinya guru pengajar lebih mudah memberikan pelajaran, terutama dalam hal berkomunikasi, saat memulai memperkenalkan bahasa isyarat. Berlanjut memberikan pendidikan karakter agar hormat kepada guru, orangtua, dan sesama siswa. “Kami rutin menggelar tes psikologi terhadap siswa,” katanya.
Tes tahun lalu, untuk 12 siswa hasilnya rata-rata IQ dengan skor 80. Mudi Dwikoraheti mengatakan, untuk tahun ajaran 2019/2020 paling banyak menerima siswa autis, hal itu yang menyulitkan menggelar pembelajaran secara optimal. Idealnya satu siswa dibimbing satu guru. Sementara ada tiga guru untuk siswa autis, telah diplot untuk siswa autis kakak kelasnya. Selain tes terhadap siswa, juga mewawancarai orangtuanya. Tujuannya untuk mengetahui riwayat anak hingga mengalami keterbelakangan mental, mengalami kesulitan bicara, dan tuna netra.
Titut Esti Koeswardani menambahkan, pentingnya melibatkan psikolog untuk memantau perkembangan siswa baru selama tiga bulan ke depan. “Agar guru memiliki gambaran menerapkan metode cara mengajar siswa,” jelasnya. Hasil tes IQ paling lambat bisa didapatkan, Senin (22/7) nanti. Salah satu materi tes IQ dengan mencocokkan gambar. *k16
1
Komentar