Setelah 15 Tahun, Brahmana Pande Akhirnya Punya Balai Banjar
Krama Adat Brahamana Pande, Kelurahan Cempaga, Bangli akhirnya memiliki balai banjar yang representatif. Setelah menunggu hampir 115 tahun, balai banjar yang berlokasi di LC Bukal ini bisa dimanfaatkan.
BANGLI, NusaBali
Sebelumnya krama memanfaatkan wantilan pura untuk kegiatan adat. Kelian Adat Banjar Brahmana Pande Ida Bagus Made Wija mengatakan, sebelum ada balai banjar, paruman dan kegiatan PKK pinjam tempat di wantilan Pura Batara Sakti Dwijendra. “Wantilan pura ada di areal suci, jika ada krama yang berhalangan sudah pasti tidak bisa mengikuti kegiatan. Maka ada keinginan membangun balai banjar,” jelas Ida Bagus Made Wija, Jumat (19/7).
Karena tidak memiliki lahan, pada tahun 2004 krama mengajukan permohonan ke Pemkab Bangli untuk bisa memanfaatkan tanah negara seluas 2 are di LC Uma Bukal, Kelurahan Cempaga. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya di tahun 2017 proses pemafaatan lahan tersebut tuntas. “Kami membayar kompensasi Rp 9 juta ke Pemkab Bangli untuk bisa memanfaatkan lahan,” bebernya.
Setelah urusan lahan tuntas, dilanjutkan pembanguan balai banjar sejak Desember 2018. Anggaran pembangunan balai banjar Rp 650 juta. Selain dari urunan 117 kepala keluarga (KK) adat, juga mendapat bantuan dari dana PHR Badung sebesar Rp 500 juta. “Pengerjaan dilakukan secara swadaya,” ujarnya. Mlaspas balai banjar pada Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (19/7). Upacara melaspas dipuput Ida Pedanda Griya Sidemen, Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Bangli. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Bangli dan Pemkab Badung serta krama yang mendukung pembangunan ini,” ucapnya. *esa
Karena tidak memiliki lahan, pada tahun 2004 krama mengajukan permohonan ke Pemkab Bangli untuk bisa memanfaatkan tanah negara seluas 2 are di LC Uma Bukal, Kelurahan Cempaga. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya di tahun 2017 proses pemafaatan lahan tersebut tuntas. “Kami membayar kompensasi Rp 9 juta ke Pemkab Bangli untuk bisa memanfaatkan lahan,” bebernya.
Setelah urusan lahan tuntas, dilanjutkan pembanguan balai banjar sejak Desember 2018. Anggaran pembangunan balai banjar Rp 650 juta. Selain dari urunan 117 kepala keluarga (KK) adat, juga mendapat bantuan dari dana PHR Badung sebesar Rp 500 juta. “Pengerjaan dilakukan secara swadaya,” ujarnya. Mlaspas balai banjar pada Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (19/7). Upacara melaspas dipuput Ida Pedanda Griya Sidemen, Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Bangli. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Bangli dan Pemkab Badung serta krama yang mendukung pembangunan ini,” ucapnya. *esa
Komentar