Keluarga Akhirnya Izinkan Jenazah Korban Diotopsi
Petugas temukan dua keranjang pakaian korban Ni Ketut Dania dan anaknya
di rumah pelaku Nengah Parna di Banjar Candikuning II, Desa Candikuning,
Kecamatan Baturiti
Motif Pembunuhan Dagang Buah oleh Lelaki Selingkuhannya Masih Gelap
TABANAN, NusaBali
Motif di balik pembunuhan dagang buah asal Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan, Ni Ketut Dania, 45, yang diduga dilakukan selingkuhannya, I Nengah Parna, 47, masih gelap. Jajaran Polsek Baturiti belum mau mengungkap hasil penyidikan terhadap pelaku Nengah Parna, yang sudah diamankan di kantor polisi sejak Rabu (15/6) malam. Sementara, pihak keluarga akhirnya izinkan jenazah korban Ketut Dania untuk diotopsi.
Kapolsek Baturiti, AKP Gede Surya Atmaja, menyebut kasus pembunuhan korban Ketut Dania masih didalami. “Kami sedang dalami kasus ini. Kami sudah minta keterangan empat orang saksi,” ujar kapolsek AKP Surya Atmaja, Jumat (17/6). Siapa saja 4 saksi yang dimintai keterangan, Surya Atmaja mengaku tidak hapal. “Maaf dulu, saya masih di Bedugul, tak hapal nama saksi-saksi,” elaknya.
Surya Atmaja berjanji akan membeberkan kronologis peristiwa, termasuk motif pembunuhan, setelah keluar hasil otopsi jenazah korban dan mendalami keterangan pelaku Nengah parna. Hal senada juga disampaikan Kapolres Tabanan, AKBP Putu Putera Sadana. “Kasusnya masih didalami. Kalau sudah lengkap, pasti kami rilis. Penyidik kami masih bekerja,” ujar Kapolres Putera Sedana saayt dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin.
di sisi lain, suami korban, Made Partayasa, 41, akhirnya mengizinkan jenazah istrinya untuk diotopsi, guna memperjelas proses pengungkapan kasus pembunuhan ini. Jenazah korban Ketut Dania pun sudah dibawa ke RS Sanglah, Denpasar, Jumat pagi pukul 10.30 Wita.
Awalnya, Made Partayasa bersikukuh agar jenazah sang istri tidak diotopsi. Bahkan, dia sempat mengancam akan ikut mati jika sampai jenazah istrinya dibawa keluar dari rumah duka untuk diotopsi. Namun, dengan pendekatan dari polisi dan pihak adat, akhirnya suami korban luluh. "Kita sudah memberi pemahaman dan saran, sehingga suami mengizinkan otopsi jenazah," ujar Bendesa Pakraman Abang, Desa Baturiti, I Nyoman Gede Astawa.
Setelah proses otopsi selesai, barulah nanti pihak keluarga akan melaksanakan penguburan jenazah korban yang direncanakan pada Anggara Paing Watugunung, Selasa (21/6) depan. “Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan Bendesa Pakraman Candikuning dan Bendesa Pakraman Bangli untuk melakukan upacara pecaruan, mengingat di wewidangan desa mereka korban dibunuh dan dibuang mayatnya,” jelas Astawa.
Sementara itu, sesuai kasak-kusuk yang berkembang di lapangan terungkap bahwa sebelum tewas dibunuh, korban Ketut Dania sempat mendatangi kediaman pelaku Nengah Parna di Banjar Can-di Kuning II, Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Selasa (14/6) malam. Korban datang menggunakan sepeda motor Yamaha Mio tanpa plat yang baru dibelinya. Seperti biasa, korban datang bersama anak angkatnya yang masih berumur 5 tahun, Komang Agus Gunawan.
Beberapa jam setelah mendatangi kediaman pelaku Nengah Parna yang notabene sopir sekaligus selingkuhannya, korban Ketut Dania ditemukan tewas tergeletak di jalan jurusan Desa Baturiti-Desa Bangli (Kecamatan Baturiti). Korban tewas dalam kondisi tertimpa motor Mio yang mesinnya masih hidup.
Ternyata, jurus menimpa tubuh korban dengan motoir Mio dalam kondisi mesin hidup itu sengaja dilakukan pelaku Nengah Parna, agar selingkuhannya tewas lakalantas. Korban sejatinya dibunuh di rumahnya di Desa Candikuning, lalu mayat dan motornya diangkut ke jalan menggunakan mobil milik Ketut Dania.
Sumber di lapangan menyebut korban dan anak angkatnya memang sering datang ke rumah pelaku Nengah Parna di Desa Candikuning. Indikasinya, saat polisi melakukan olah TKP, ditemukan banyak pakian milik korban dan anak angkatnya di kamar pelaku. Bahkan, pakian yang diamankan polisi sampai dua keranjang.
Baju korban yang digantung menggunakan hanger saja jumlahnya mencapai 30 potong. Belum lagi pakaian yang ditumpuk berlipat. “Ada dua keranjang baju dibawa keluar oleh petugas. Termasuk baju sembahyang anak-anak,” ungkap sumber di lapangan.
Sedangkan warga di Banjar Abang, Desa/Kecamatan Baturiti mengaku terkejut dengan terbunuhnya korban Ketut Dania. Warga setempat menduga korban dibunuh selingkuhannya akibat cemburu. “Kami berharap polisi segera mengungkap kasus ini, termasuk motif pembunuhan, sehingga tak ada lagi praduga terhadap orang yang telah meninggal,” ujar seorang warga.
Korban Ketut Dania sendiri merupakan istri dari Made Partayasa, warga Banjar Abang, Desa/Kecamatan Baturitu. Saat dinikahi Partayasa, 20 Agustus 2010 lalu, I Wayan Degdeg di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti. Dari perkawinan pertama itu, korban dikaruniai dua anak lelaku, yakni I Wayan Sunarsa dan I Kadek Partayasa.
7 k21,cr61
TABANAN, NusaBali
Motif di balik pembunuhan dagang buah asal Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan, Ni Ketut Dania, 45, yang diduga dilakukan selingkuhannya, I Nengah Parna, 47, masih gelap. Jajaran Polsek Baturiti belum mau mengungkap hasil penyidikan terhadap pelaku Nengah Parna, yang sudah diamankan di kantor polisi sejak Rabu (15/6) malam. Sementara, pihak keluarga akhirnya izinkan jenazah korban Ketut Dania untuk diotopsi.
Kapolsek Baturiti, AKP Gede Surya Atmaja, menyebut kasus pembunuhan korban Ketut Dania masih didalami. “Kami sedang dalami kasus ini. Kami sudah minta keterangan empat orang saksi,” ujar kapolsek AKP Surya Atmaja, Jumat (17/6). Siapa saja 4 saksi yang dimintai keterangan, Surya Atmaja mengaku tidak hapal. “Maaf dulu, saya masih di Bedugul, tak hapal nama saksi-saksi,” elaknya.
Surya Atmaja berjanji akan membeberkan kronologis peristiwa, termasuk motif pembunuhan, setelah keluar hasil otopsi jenazah korban dan mendalami keterangan pelaku Nengah parna. Hal senada juga disampaikan Kapolres Tabanan, AKBP Putu Putera Sadana. “Kasusnya masih didalami. Kalau sudah lengkap, pasti kami rilis. Penyidik kami masih bekerja,” ujar Kapolres Putera Sedana saayt dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin.
di sisi lain, suami korban, Made Partayasa, 41, akhirnya mengizinkan jenazah istrinya untuk diotopsi, guna memperjelas proses pengungkapan kasus pembunuhan ini. Jenazah korban Ketut Dania pun sudah dibawa ke RS Sanglah, Denpasar, Jumat pagi pukul 10.30 Wita.
Awalnya, Made Partayasa bersikukuh agar jenazah sang istri tidak diotopsi. Bahkan, dia sempat mengancam akan ikut mati jika sampai jenazah istrinya dibawa keluar dari rumah duka untuk diotopsi. Namun, dengan pendekatan dari polisi dan pihak adat, akhirnya suami korban luluh. "Kita sudah memberi pemahaman dan saran, sehingga suami mengizinkan otopsi jenazah," ujar Bendesa Pakraman Abang, Desa Baturiti, I Nyoman Gede Astawa.
Setelah proses otopsi selesai, barulah nanti pihak keluarga akan melaksanakan penguburan jenazah korban yang direncanakan pada Anggara Paing Watugunung, Selasa (21/6) depan. “Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan Bendesa Pakraman Candikuning dan Bendesa Pakraman Bangli untuk melakukan upacara pecaruan, mengingat di wewidangan desa mereka korban dibunuh dan dibuang mayatnya,” jelas Astawa.
Sementara itu, sesuai kasak-kusuk yang berkembang di lapangan terungkap bahwa sebelum tewas dibunuh, korban Ketut Dania sempat mendatangi kediaman pelaku Nengah Parna di Banjar Can-di Kuning II, Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Selasa (14/6) malam. Korban datang menggunakan sepeda motor Yamaha Mio tanpa plat yang baru dibelinya. Seperti biasa, korban datang bersama anak angkatnya yang masih berumur 5 tahun, Komang Agus Gunawan.
Beberapa jam setelah mendatangi kediaman pelaku Nengah Parna yang notabene sopir sekaligus selingkuhannya, korban Ketut Dania ditemukan tewas tergeletak di jalan jurusan Desa Baturiti-Desa Bangli (Kecamatan Baturiti). Korban tewas dalam kondisi tertimpa motor Mio yang mesinnya masih hidup.
Ternyata, jurus menimpa tubuh korban dengan motoir Mio dalam kondisi mesin hidup itu sengaja dilakukan pelaku Nengah Parna, agar selingkuhannya tewas lakalantas. Korban sejatinya dibunuh di rumahnya di Desa Candikuning, lalu mayat dan motornya diangkut ke jalan menggunakan mobil milik Ketut Dania.
Sumber di lapangan menyebut korban dan anak angkatnya memang sering datang ke rumah pelaku Nengah Parna di Desa Candikuning. Indikasinya, saat polisi melakukan olah TKP, ditemukan banyak pakian milik korban dan anak angkatnya di kamar pelaku. Bahkan, pakian yang diamankan polisi sampai dua keranjang.
Baju korban yang digantung menggunakan hanger saja jumlahnya mencapai 30 potong. Belum lagi pakaian yang ditumpuk berlipat. “Ada dua keranjang baju dibawa keluar oleh petugas. Termasuk baju sembahyang anak-anak,” ungkap sumber di lapangan.
Sedangkan warga di Banjar Abang, Desa/Kecamatan Baturiti mengaku terkejut dengan terbunuhnya korban Ketut Dania. Warga setempat menduga korban dibunuh selingkuhannya akibat cemburu. “Kami berharap polisi segera mengungkap kasus ini, termasuk motif pembunuhan, sehingga tak ada lagi praduga terhadap orang yang telah meninggal,” ujar seorang warga.
Korban Ketut Dania sendiri merupakan istri dari Made Partayasa, warga Banjar Abang, Desa/Kecamatan Baturitu. Saat dinikahi Partayasa, 20 Agustus 2010 lalu, I Wayan Degdeg di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti. Dari perkawinan pertama itu, korban dikaruniai dua anak lelaku, yakni I Wayan Sunarsa dan I Kadek Partayasa.
7 k21,cr61
Komentar